Peradaban dan kehidupan masyarakat Sikka dimulai di kampung Sikka oleh penghuni asli dan pendatang dengan percampuran budaya, terjadi proses perkawinan sampai pembentukan lingkungan fisik dan lansekap tradisional berupa pembangunan Lepo Gete dengan pengaruh gaya arsitektur luar oleh kaum pendatang serta bagian ruang ritual baik di sudut kanan dalam rumah berupa Watu Blapur maupun di luar rumah berupa Watu Mahe yaitu megalit Wua Du’a dan menhir Moat Mahe dipengaruhi oleh tradisi penduduk asli yang selalu memberikan persembahan kepada leluhur. Perwujudan budaya dalam lingkungan fisik dan lansekap tradisional berupa bangunan adat seperti Lepo Gete sebagai rumah induk atau istana untuk kepala suku atau raja, Botek sebagai lumbung untuk menyimpan hasil pertanian, Mobo sebagai rumah untuk pembantu kepala suku atau pembantu raja, dan Watu Mahe sebagai altar untuk persembahan kepada leluhur itu tidak akan pernah dijumpai di Sikka pada waktu sekarang ini, karena salah satu bukti nyata terlihat pada hasil pembangunan kembali istana Lepo Gete yang oleh sebagian budayawan Sikka mengatakan bahwa hasil pembangunan itu tidak seperti aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perwujudan budaya masyarakat Sikka dalam lingkungan fisik dan lansekap tradisonal kawasan istana Lepo Gete. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif terhadap aspek budaya masyarakat Sikka, proses pembentukan lansekap tradisional serta pemanfaatan ruang untuk aktifitas budaya dalam lingkungan fisik kawasan Lepo Gete. Hasil dari penelitian ini berupa pembahasan budaya masyarakat Sikka dengan proses pembentukan lansekap tradisional dan lingkungan fisik serta pemanfaatannya untuk aktifitas budaya akan berdampak pada upaya mengungkap jejak karakteristik lokal lansekap tradisional, identifikasi budaya dan rekonstruksi kawasan Lepo Gete.
Copyrights © 2023