Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 309 per 100.000 kelahiran hidup. Data AKI pada tahun 2016 ini masih sangat jauh dari target SDGs tahun 2030. Infeksi nifas merupakan salah satu penyebab kematian maternal di Indonesia dengan angka kejadian 7,3 %. Strain bakteri yang paling umum diisolasi salah satunya yaitu bakteri Stapylococcus aureus yang merupakan bakteri gram positif yang bersifat invasive dan mampu menyebabkan berbagai. Meluasnya resistensi bakteri terhadap antibiotik yang ada, mendorong dalam pencarian langkah alternatif dengan pemberian antibakteri berbahan alami. Flavonoid, saponin, tanin, asam format, kalsium oksalat, kalium sitrat, sulfur dan peroksidase merupakan bahan aktif yang terkandung dalam daun belimbing wuluh.Jenis metode penelitian yang akan digunakan adalah true experiment posttest only control group design. Replikasi penelitian mencit sebanyak 24 ekor dan dikelompokkan menjadi 4 yaitu kontrol (Staphylococcus aureus), kelompok P1(Staphylococcus aureus dan ekstrak daun belimbing wuluh dosis 100 mg/kg/BB), kelompok P2 (Staphylococcus aureus dan ekstrak daun belimbing wuluh dosis 200 mg/kg/BB) dan kelompok P3 (Staphylococcus aureus dan ekstrak daun belimbing wuluh dosis 400 mg/kg/BB). Pengukuran jumlah leukosit dilakukan dengan menggunakan Hematology Analyzer Sysmax KX-21.Hasil penelitian menunjukkkan bahwa terdapat penurunan jumlah leukosit yang signifikan pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak daun belimbing wuluh 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB.Pemberian ekstrak daun belimbing wuluh pada mencit nifas terbukti dapat menurunkan leukosit pada mencit infeksi nifas. Oleh karena itu ekstrak daun belimbing wuluh dapat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tidak terjadi infeksi pada masa nifas berlangsung. Kata Kunci: Ekstrak daun belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi L), Staphylococcus aureus, leukosit
Copyrights © 2019