Oftalmologi: Jurnal Kesehatan Mata Indonesia
Vol 3 No 3 (2021): Jurnal Oftalmologi

Analisis Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Katarak




Article Info

Publish Date
01 Sep 2021

Abstract

Pendahuluan: Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa dan denaturasi protein lensa. Lensa mata sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif akibat kumulatif radikal bebas yang mengarah pada perkembangan kekeruhan lensa. Cara mengurangi tingkat stres oksidatif adalah salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. Analisis ini bertujuan mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian katarak. Metode: Systematic review yang diperoleh dari 52 sumber referensi melalui mesin pencari manual pada database Pro Quest, Science Direct, Pubmed, Research Gate, dan Google Scholar dari tahun 2016-2021. Dengan 40 jurnal sebagai kriteria inklusi yang memuat topik hubungan aktivitas fisik terhadap katarak. Hasil: Aktivitas fisik ringan/rendah dan aktivitas luar ruangan (pekerjaan) yang terpapar radiasi dan sinar Ultraviolet (UV) dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kerusakan oksidatif di lensa mata yang menyebabkan kekeruhan lensa. Sedangkan, aktivitas fisik teratur dapat meningkatkan antioksidan endogen yang dapat melindungi lensa dari kerusakan oksidatif. Simpulan: Aktivitas fisik sedang dan berat yang dilakukan teratur dapat menurunkan risiko terjadinya katarak. Namun terdapat hubungan dua arah yang berarti rendahnya aktivitas fisik meningkatkan risiko katarak dan tingginya kejadian katarak menurunkan tingkat aktivitas fisik.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

oftalmologi

Publisher

Subject

Education Health Professions Library & Information Science Medicine & Pharmacology Nursing

Description

Oftalmologi: Jurnal Kesehatan Mata Indonesia (P-ISSN: 2723-6935, E-ISSN: 2541-4283) is a scientific journal published by Cicendo Eye Hospital and accepts articles written in both English and Indonesian expected to become a media conveying scientific inventions and innovations in medical or health ...