Ophthalmologica Indonesiana
Vol 44 No 1 (2018): Ophthalmologica Indonesiana

Dikotomi Paradigma dalam Pendidikan dan Pelayanan Oftalmologi

Tjahjono D Gondhowiardjo (Departement of Ophthalmology, Universitas Indonesia)



Article Info

Publish Date
28 Feb 2018

Abstract

Edisi ini menampilkan dua makalah terkait dengan keberhasilan penatalaksanaan trauma bolamata yang dapat mengancam kebutaan. Makalah pertama menunjukkan pentingnya untuk segera melakukan pemeriksaan neuro imaging pada dugaan adanya benda asing intra okular, yang sangat membantu penatalaksaan dan tindakan bedah selanjutnya. Makalah kedua, memperlihatkan bahwa pemberian methylprednisolon intra vena awitan dini (kurang dari 24 jam) pasca trauma tumpul pada syaraf optik (Neuropati Optik Traumatik) dapat memberikan perbaikan tajam penglihatan yang signifikan, walaupun tidak didapatkan adanya faktor-faktor yang bisa dijadikan sebagai prediktor. Disisi lain, ketebalan serabut syaraf retina (RFNL) di kuadrant temporal yang terlihat dengan pemeriksaan digital Optical Coherence Tomography (OCT) dapat menjadi prediktor fungsi penglihatan sentral pada penderita Non Arteritik Iskemik Neuropati (NAION). Secara tidak langsung, ketiga makalah tsb menunjukkan bahwa sekalipun mungkin terdapat ketergantungan kita pada bantuan pemeriksaan imaging digital, namun ketajaman eksekusi klinis tetap harus menjadi hal utama dalam penanganan kedaruratan penglihatan. Kondisi pasien yang berpotensi menyebabkan kebutaan dan relatif sering dijumpai adalah ulkus kornea; yang menurut World Health Organization (WHO) merupakan penyebab kebutaan ke empat di dunia. Sayangnya, makalah deskriptif terkait ulkus kornea yang ditampilkan terasa penuh dengan duplikasi penampilan data (pada teks, grafik atau tabel), sehingga kita kurang dapat menga mbil manfaat pembelajaran. Hal itu, disebabkan karena kurang menampilkan substansi yang seharusnya dapat di tonjolkan, yang justru mungkin menjadi faktor pembeda atau kesamaan (compare and contrast) dengan laporan serupa yang berasal dari insititusi dengan situasi dan lingkungan yang berbeda. Begitu pula dengan kesimpulan yang terasa datar dan umum. Makalah yang menunjukkan adanya keterkaitan yang bermakna pada aktivitas luar gedung yang kurang dari empat (4) jam per hari pada pelajar sekolah dengan kondisi myopia, kedalaman pembahasan-nya akan menjadi lebih tajam apabila dilakukan analisa bi variate. Issu yang menarik ini, telah menjadi dasar kebijakan dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar di Negara maju, yang meng-alokasi-kan sejumlah waktu tertentu bagi para peserta didik untuk beraktifitas /belajar diluar gedung. Katarak, adalah keadaan yang hampir selalu terjadi pada penderita pasca vitrektomi, terutama dengan penggunaan minyak silikon. Tindakan fakoemulsifikasi merupakan treatment of choice untuk keadaan tsb, namun termasuk dalam katagori tindakan yang sulit; sehingga dalam era BPJS ini masuk dalam kriteria yang seharusnya di tangani pada rumah sakit rujukan tipe A. Artikel yang ditampilkan, menunjukkan bahwa tindakan fakoemulsifikasi terbukti dapat meningkatkan kemampuan penglihatan penderita dengan angka komplikasi yang rendah apabila dilakukan oleh operator yang handal, namun kemungkinan terjadi nya re-detachment terpantau meningkat pada penderita yang minyak silikon nya telah dikeluarkan. Hal ini merupakan suatu kenyataan dan implementasi langsung dari konsep “volume pressure” sebagai bagian dari homeostasis regulasi cairan akueous bolamata.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

journal

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Ophthalmologica Indonesiana is an open accessed online journal and comprehensive peer-reviewed ophthalmologist journal published by the Indonesian Ophthalmologist Association / Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (PERDAMI). Our main mission is to encourage the important science in the clinical area of ...