Ophthalmologica Indonesiana
Vol 45 No 1 (2019): Ophthalmologica Indonesiana

Pergeseran Pola Penyebab Kebutaan dalam Kaitan Analisa Biaya Kesehatan

Tjahjono D Gondhowiardjo (Departement of Ophthalmology, Universitas Indonesia)



Article Info

Publish Date
15 May 2019

Abstract

Secara global telah diterima bahwa perkembangan kemampuan ekonomi suatu Negara, berjalan parallel dengan peningkatan usia harapan hidup masyarakat-nya. Saat ini, usia harapan hidup penduduk Indonesia, berkisar antara 69 tahun (pria) dan 72 tahun (wanita). Kondisi demograpik ini secara tidak langsung akan terkait dengan pergeseran distribusi pola penyakit, terutama pergeseran pola penyakit berdasarkan infeksi menjadi pola penyakit/keadaan degeneratif yang terkait dengan gaya hidup. Hal itu dapat terlihat pada edisi ini, yang di-dominasi oleh makalah segment posterior yang terkait dengan peningkatan usia harapan hidup dan degenerasi (age related macular degeneration), atau kondisi yang secara tidak langsung merupakan refleksi gaya hidup (Diabetes Mellitus atau kualitas viskositas darah). Kondisi tsb memperlihatkan bahwa, walaupun jaringan bolamata bersifat sangat spesifik dan merupakan suatu kompartemen yang relatif terpisah dengan adanya sawar darah-bolamata, namun tetap terkait dengan berbagai kondisi sistemik; sehingga bolamata dapat menjadi “jendela” kondisi sistemik. Pergeseran pola penyebab kebutaan ke sisi segmen posterior, menuntut peningkatkan peralatan diagnostik digital dan peralatan intervensi yang lebih canggih, seperti foto-koagulasi laser, vitrektomi dan penggunaan berbagai jenis gas, yang tentunya menuntut keterampilan khusus baik bagi operator maupun paramedis-nya; serta pengobatan anti vascular endothelial growth factor (anti VEGF) secara serial yang relatif mahal, sebagaimana ketiga makalah yang ditampilkan. Pergeseran pola penyakit tsb, secara tidak langsung menuntut kita, baik sebagai insititusi pelayanan ataupun pendidikan, maupun sebagai individu untuk ikut menyesuaikan diri, terutama dalam mengembangkan pola fikir untuk selalu dapat memberikan yang terbaik bagi pasien-pasien kita. Namun sayangnya, tanpa sadar kita telah membuat dinding-dinding pembatas yang cenderung membatasi upaya pencapaian tujuan; dan yang relatif dibuat tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi lokal. Berbagai batasan tsb, baik yang terjadi secara internal, maupun external telah membelenggu kita terhadap kemungkinan menumbuhkan daya inovasi maupun kreativitas untuk pengembangan keilmuan demi kemaslahatan masyarakat. Pada era jaminan kesehatan saat ini, pengobatan anti VEGF awalnya mendapat pembiayaan, namun kemudian di hentikan karena pembiayaan terhadap upaya pencegahan kebutaan yang dianggap terlalu tinggi. Hal itu terjadi, antara lain karena penolakan terhadap bukti ilmiah yang menyatakan bahwa sekalipun preparat anti VEGF dengan harga yang lebih murah, terdaftar untuk kondisi lain; namun terbukti tidak ada perbedaan effektivitas dibandingkan dengan jenis obat yang spesifik untuk kelainan mata yang lebih mahal. Selain itu, karena pengabaian pernyataan Badan Kesehatan Dunia yang menyatakan bahwa obat tsb termasuk obat essential untuk pencegahan kebutaan. Penghentian pendanaan itu, merupakan ironi karena di berbagai Negara tetangga dengan pendapatan domestik yang lebih tinggi, justru memperbolehkan penggunaan obat tsb. Di berbagai Negara maju, dasar penentuan prioritas pendanaan pemerintah dibuat berdasarkan kajian biaya penatalaksaan / tindakan langsung, serta kerugian akibat terjadi pengabaian karena hilangnya potensi individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam sisi sosial dan ekonomi bagi Negara (health technology assessment / HTA), berjalan lurus dengan besaran nilai prevalensi, dan Year of Lost Life due to Disability (YLD) serta (disability of activity loss / DALY) akibat suatu kondisi / penyakit. Nilai YLD dan DALY menampilkan besaran kehilangan produktivitas individu, akibat suatu penyakit dan dampaknya pada besaran biaya kesehatan yang harus ditanggung; data tersebut dibandingkan dengan nilai serupa untuk penyakit/keadaan lain, seperti stroke, gangguan kardio-vaskular, berbagai jenis kanker dll.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

journal

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Ophthalmologica Indonesiana is an open accessed online journal and comprehensive peer-reviewed ophthalmologist journal published by the Indonesian Ophthalmologist Association / Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (PERDAMI). Our main mission is to encourage the important science in the clinical area of ...