Permenakertrans Nomor PER 13/MEN/X/2021 mendefinisikan lingkungan kerja sebagai hasil perpaduan suhu, kelembaban, kecepatan aliran udara, dan panas radiasi dengan derajat panas tubuh pekerja akibat pekerjaannya. Menurut perkiraan data terbaru yang dikeluarkan oleh organisasi Perburuhan Internasional (ILO) sebanyak 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahunnya akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,4 juta (86,3%) kematian terjadi karena penyakit akibat kerja, sisanya 380.000 (13,7%) disebabkan oleh kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya gambaran produktivitas kerja di tempat kerja pada PT. Anugerah Mapan Jaya Hydrocolloids, Maros, Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dilakukan terhadap karyawan dengan tujuan untuk melihat fenomena yang terjadi pada suatu populasi. Hasil penelitian gambaran iklim kerja panas terhadap produktivitas kerja menunjukkan bahwa ada beberapa bagian pekerjaan yang terpapar suhu panas yaitu boiler, driyer dan penjemuran. Lama paparan juga mempengaruhi tingkat produktivitas kerja menurun karena jika karyawan tidak menggunakan APD dalam bekerja otomatis resiko terjadi penyakit akibat kerja dapat meningkat. Karyawan yang bekerja sudah lama dalam perusahaan atau dengan masa kerja lama dapat meningkatkan produktivitas kerja karena pengalaman karyawan sudah cukup. Status kesehatan dalam penelitian ini sangat berpengaruh karena kesehatan karyawan sangat dibutuhkan dalam proses bekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan sangat berpengaruh besar bagi perusahaan, karena perusahaan melihat semua aspek-aspek yang berhubungan langsung dengan karyawan baik itu kondisi lingkungan, mesin-mesin yang terpapar langsung oleh pekerja dan kesehatan bagi karyawan
Copyrights © 2023