Jurnal Komunikasi Indonesia
Vol. 8, No. 3

Indonesian Blogger Communities: Display of Digital Artefacts As The Legitimate Ruling Mechanism

Triastuti, Endah (Unknown)



Article Info

Publish Date
01 Nov 2019

Abstract

Makalah ini membahas pertanyaan seputar ‘Apakah komunitas blogger yang direartikulasikan dari ‘hubungan hegemonik konservatif’ memiliki potensi untuk memberdayakan blogger Indonesia?’ Atau apakah berpotensi mereproduksi bentuk lain dari hubungan kekuasaan untuk blogger Indonesia, seperti dunia maya yang tidak selalu menjamin demokratisasi. Hal ini berkisar pada gagasan tentang komunitas, dimana era digital telah mengubah hubungan kekuasaan. Terdapat argumen bahwa apa yang disebut komunitas virtual cenderung mereproduksi mekanisme yang berkuasa dengan menciptakan kembali artefak digital sebagai pengingat untuk mempertahankan wilayah budaya. Penelitian ini adalah penelitian etnografi tentang blogging dan mencakup hampir empat tahun pengamatan partisipan dan wawancara informal dengan beragam blogger termasuk pria, wanita, pengadopsi awal dan pendatang baru, pendiri, administrator, orang-orang yang menulis blog secara profesional dan mereka yang menulis blog di waktu luang. Temuan saya menunjukkan bahwa budaya blogging Indonesia tidak merujuk pada ‘komunitas modern’. Budaya blogging orang Indonesia tetap mempraktikkan bahasa-bahasa kuno primordialisme tetapi dimediasi melalui model-model baru. Komunitas Blogger di Indonesia mencerminkan transaksi unik antara civitas dan polis. Di satu sisi mereka siap membangun identitas mereka sebagai anggota masyarakat (komunitas) tetapi di sisi lain, banyak juga yang mengembangkan identitas mereka sebagai anggota polis (masyarakat) dengan membangun artefak digital. Selain itu, praktik-praktik ini membutuhkan keanggotaan yang sangat melekat pada daerah dan wilayah. This paper discusses questions around ‘Do blogger communities that are rearticulated from ‘old school hegemonic relations’ have the potential to empower Indonesian bloggers?’ Or do they, on the other hand, potentially reproduce other forms of power relationships for Indonesian bloggers, as cyberspace does not always guarantee democratisation. It revolves around the notion of community, which in digital era has decentre power relations. It offers an argument that what so called virtual community tends to reproduce ruling mechanism by recreating digital artefacts as trivial reminders to maintain cultural territories. This study is an ethnographic research on blogging and includes almost four years of participant observation and informal interviews with a diverse range of bloggers including men, women, early adopters and newcomers, founder, administrator, people who blog professionally and those who do so in their free time. My findings shows that Indonesian blogging culture does not refer to a ‘modern community. It remains practicing old languages of primordialism but mediated through new models. Blogger communities in Indonesia reflect a unique transaction between civitas and polis. On one hand they readily establish their identity as members of civitas (communities) but on the other hand, many also develop their identity as members of polis (society) by establishing digital artefacts. Additionally, these practices require memberships which are strongly attached to localities and territories.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

publication:jkmi

Publisher

Subject

Humanities Computer Science & IT Environmental Science Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

The aim of the Jurnal Komunikasi Indonesia is to promote and enhance advanced academic discussions, including research development and debates in the field of media and communication. It also serves as a interdisciplinary forum for researchers and industry players who use research as the frame for ...