Frontier Agribisnis (Frontbiz)
Vol 5, No 1 (2021)

STUDI KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG PAKAN TERNAK ANTARA PESERTA DAN NON-PESERTA PROGRAM KORPORASI PENANGKARAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH LAUT

Andri Yulianti (Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani km.36, Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan)
Usamah Hanafie (Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani km.36, Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan)
Emy Rahmawati (Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani km.36, Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan)



Article Info

Publish Date
01 Mar 2021

Abstract

Jagung merupakan salah satu komoditas yang berpengaruh dalam perekonomian di Indonesia dan tidak lepas halnya dengan keperluan benih yang dibutuhkan dalam menghasilkan produksi jagung bermutu di tiap musimnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan bersih petani peserta program dan non-program korporasi serta mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan yang terjadi diantara petani peserta program dengan petani peserta non-program. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tanah Laut. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan Kabupaten Tanah Laut memiliki tingkat produksi jagung tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan selama 5 periode terakhir yakni 2015 – 2019. Penelitian ini dimuai dari bulan Maret 2020 sampai dengan September 2020. Penarikan contoh dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Proportional random sampling. Analisis yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah satu kali musim tanam maka biaya total yang harus di keluarkan petani untuk usahatani jagung korporasi Rp9.399.841/Ha (Rp36.424.384/Rata-rata Usahatani), sedangkan biaya total usahatani jagung non-korporasi Rp7.651.677/Ha (Rp17.422.279/Rata-rata Usahatani). Untuk penerimaan petani korporasi Rp27.909.677/Ha (Rp108.150.000/Rata-rata Usahatani), penerimaan petani jagung non-korporasi yang sebesar Rp16.994.164/Ha (Rp38.580.558/Rata-rata Usahatani). Pendapatan kotor pun dapat kita ketahui pendapatan kotor petani jagung korporasi Rp19.258.224/Ha (Rp74.625.616/Rata-rata Usahatani), pendapatan petani jagung non-korporasi sebesar Rp10.117.065/Ha (Rp23.035.779/Rata-rata Usahatani). Dalam penelitian ini diketahui petani jagung korporasi menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp15.950.145/Ha (Rp61.806.813/Rata-rata Usahatani)  sedangkan pendapatan bersih yang dihasilkan petani jagung non-korporasi  yang sebesar Rp9.292.487/Ha (Rp21.158.279/Rata-rata Usahatani). Pengujian uji t menggunakan bantuan aplikasi statgraph versi 17.2.0.0 maka diperoleh hasil P-value = 0,00357585, karena nilai-P yang dihitung kurang dari 0,05, kita dapat menolak hipotesis nol yang mendukung alternatifnya, dimana artinya pendapatan bersih petani jagung pakan korporasi tidak sama dengan pendapatan bersih petani jagung non-korporasi.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

fag

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Economics, Econometrics & Finance Social Sciences

Description

Frontier Agribisnis (Frontbiz) adalah Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian ULM. Tema jurnal ini mencakup agribisnis secara umum, meliputi: analisis penyediaan input pertanian, analisis usaha tani dan perkebunan, analisis ...