Cakrawala Listra : Jurnal Kajian Sastra, Bahasa, dan Budaya Indonesia
Vol. 4 No. 1 (2021): Volume 4, Nomor 1, Juni 2021

“GONO GINI KURSI MENTERI” PADA PROGRAM ACARA MATA NAJWA DI TRANS 7 (PENDEKATAN WACANA KRITIS THEO VAN LEEUWEEN)




Article Info

Publish Date
30 Dec 2021

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya peristiwa politik besar pada tahun 2019, yakni pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dengan mengusung 2 kandidat yaitu pasangan Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma’ruf. Hasil dari peristiwa politik tersebut menetapkan Jokowi-Ma’ruf sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Pada tanggal 23 Oktober 2019 secara resmi dilantik Kabinet Indonesia Maju Jilid II, sebanyak 34 meteri dan 4 pejabat setingkat menteri. Masuknya Prabowo Subianto dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju dan partai oposisi yang hanya menyisakan PKS saja merupakan dua masalah besar yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini. MataNajwa adalah salah satu media yang sigap dalam pemberitaan tersebut, melalui episode “ Gono Gini Kursi Menteri” yang ditayangkan dua hari setelah pelantikan Kabinet Indonesia Maju Jilid II berhasil mencuri perhatian masyarakat melalui narasumber yang dihadirkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan model analisis wacana kritis Theo Van Leeuween, yang berfokus pada analisis strategi pengeluaran (eksklusi) dan pemasukan (inklusi) atas aktor atau kelompok sosial yang terlibat dalam wacana. Berdasarkan model analisis wacana kritis yang digunakan, peneliti menemukan bahwa episode “Gono Gini Kursi Menteri” pada program acara Mata Najwa, dominan memarjinalisasikan posisi 2 aktor dalam wacana tersebut yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Setelah Prabowo Subianto dinyatakan resmi menduduki jabatan menteri pertahanan, dinilai menjadi persoalan serius karena menyebabkan koalisi yang terlalu tambun yang hanya menyisakan satu partai oposisi. Peristiwa tersebut dikhawatirkan terjadinya benturan keras antara pemerintah dan masyarakat karena hanya menyisakan satu partai oposisi. Hal ini membuat khalayak berpendapat bahwa Joko Widodo sebagai Presiden terpilih tidak menggunakan hak prerogatifnya, dengan menampilkan budaya baru yaitu menjadikan lawan sebagai kawan. Kata Kunci: Analisis Wacana, Eksklusi, Inklusi, Theo Van Leeuween, talk show Mata Najwa.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

cakrawalalistra

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Cakrawala Listra adalah jurnal yang didedikasikan untuk studi bahasa, sastra, dan budaya Indonesia. Fokus kami mencakup berbagai topik dalam studi humaniora, seperti studi linguistik bahasa Indonesia atau bahasa daerah di Indonesia, studi sastra Indonesia, kritik sastra, sejarah sastra, dan budaya ...