Bencana tsunami memang telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Aceh. Namun, masyarakat Aceh dan anak-anak Aceh secara umum tidak menunjukkan gejala-gelaja Post-Traumatic Stress Disorders/PTSD. Penulisan ini menggunakan metode literature review dengan identifikasi, evaluasi, serta interpretasi terhadap semua hasil penelitian terkait topik tertentu. Berdasarkan literature review didapatkan hasil bahwa masyarakat Aceh dan anak-anak Aceh secara umum tidak menunjukkan gejala-gelaja Post-Traumatic Stress Disorders/PTSD. Rendahnya PTSD diduga disebabkan oleh (a) Perjalanan panjang masyarakat Aceh dengan perang dan konflik membuat mereka mampu mengembangkan harapanpositif akan hikmah dibalik bencana tsunami; (b) Nilai dan keyakinan yang diinternalisasikan oleh para pemimpin Aceh mampu membuat proses akselerasi "menerima tsunami sebagai takdir Tuhan yang akan memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi masyarakat Aceh pasca bencana"; (c) Budaya keluarga besar dan budaya komunal pada masyarakat Aceh memberikan kontribusi positif bagi anak-anak Aceh untuk segera mendapatkan figur pelindung dan pengganti orang tua bagi anak-anak yang kehilangan orang tua; dan merasa tidak sendiri dalam menghadapi penderitaan pasca tsunami. Bantuan banyak pihak dan relawan terutama untuk memberikan proses pembelajaran kepada anak-anak Aceh pasca bencana telah mampu membuat anak-anak Aceh segera kembali pada normalitas tugas-tugas perkembangannya yaitu belajar dan bersekolah. Stres anak-anak Aceh pasca tsunami lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan eksternal.
Copyrights © 2022