Munculnya pandemi yaitu Coronavirus Disease 19 (COVID-19) di Indonesia menjadi permasalahan dalam berbagai bidang usaha dan perusahaan, termasuk PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan serta jasa penyewaan alat berat. Berdasarkan penelitian sebelumnya karyawan yang bekerja di masa pandemi COVID-19 cenderung merasakan emosi negatif. Tetapi hal ini berbeda dengan karyawan di PT. X yang cenderung memiliki emosi positif yang disebut sebagai kesejahteraan subjektif. Salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu modal psikologis. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi modal psikologis terhadap kesejahteraan subjektif pada karyawan di PT. X. Penelitian ini melibatkan 110 partisipan yang bekerja di PT. X dan pengambilan data dilakukan secara daring dengan menggunakan teknik sampling convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Positive Affect and Negative Affect Schedule (PANAS) yang dikembangkan oleh Watson et al. (1988), Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang dikembangkan oleh Diener et al. (1985), dan Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12) yang dikembangkan oleh Luthans et al. (2007). Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dimensi self-efficacy berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 6.5% (R2 = 0.065, F = 7.517, p = 0.007 < 0.05), dimensi hope berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 4.2% (R2 = 0.042, F = 4.691, p = 0.033 < 0.05), dimensi optimism berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 9.8% (R2 = 0.098, F = 11.671, p = 0.001), sehingga hipotesis H1, H2, H3 yang diajukan diterima. Sementara, dimensi resilience tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif sehingga hipotesis H4 ditolak.
Copyrights © 2023