Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi
Vol 13, No 2 (2015): December 2015

PENGARUH EKSTRAK KAYU MANIS (KORTEKS SINAMUM) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS (RATTUS NORWEGITTUS) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

Rafita, Ita Dwi ( Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang)
Kusmiawati, Tiwi ( Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang)
Nur’ain, Nur’ain ( Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang)



Article Info

Publish Date
11 Feb 2016

Abstract

Parasetamol merupakan salah satu senyawa kimia yang paling banyak digunakan sebagai obat demam. Parasetamol mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Parasetamol tidak mempunyai daya kerja antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan pendarahan lambung. Sebagai obat antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal, Salsilamid maupun Parasetamol. Toksisitas parasetamol terjadi pada penggunaan dosis tunggal 10 sampai 15 gr/BB. Akibat dosis toksik yang paling serius adalah nekrosis hati, selain itu juga dapat mengakibatkan nekrosis tubuli renalis pada ginjal. Kayu manis (Korteks sinamum) merupakan salah satu tanaman multi fungsi yang dapat digunakan dalam campuran bumbu dalam makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika dan rokok keretek. Tanaman kayu manis adalah tanaman tahunan, termasuk famili Lauraceae, salah satu komoditas ekspor penting Indonesia. Kulit batang dan daun kayu manis mengandung minyak atsiri, saponin, tanin dan flavonoida. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis (korteks sinamum) terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus (Rattus norwegittus) yang diinduksi parasetamol. Dalam penelitian digunakan tikus jantan jalur wistar sebagai hewan uji, untuk mengetahui perubahan terhadap ginjal, tikus diberi parasetamol dengan dosis toksik yaitu 0,27 selama 14 hari. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok control di beri pakan dan minum standart, P1 dengan dosis toksik 0,27mg/200 gram BB, P2 dengan dosis toksik 0,27mg/200 gram BB dan di beri ekstrak kayu manis 0,5 ml selama 7 hari, P3 dengan dosis toksik 0,27mg/200 gram BB dan di beri ekstrak kayu manis 1 ml selama 7 hari. Setelah itu tikus dibedah untuk diambil ginjal, kemudian dibuat preparat histopatologinya. Pengambilan data diperoleh dari pengamatan histopatologi ginjal masing perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil pengamatan diketahui terdapat perubahan histologi ginjal berupa pendarahan, melemak dan penyusutan sel (piknosis) pada P1 dan P2. Pada kelompok P3 tidak mengalami piknosis maupun pendarahan.

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

sainteknol

Publisher

Subject

Computer Science & IT

Description

Sainteknol published a scientific paper on the results of research and studies in the field of science and technology. Published biannually in June and December contained the writings lifted from the results of research and critical-analysis study in science and ...