Subjective well-being (kesejahteraan subjektif) adalah evaluasi individu terhadap hidupnya yang meliputi komponen kepuasan hidup, aspek positif, dan aspek negatif. Subjective well-being bagi lansia merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan lansia memiliki penilaian kebahagiaan dan kepuasan hidup yang tinggi, maka lansia cenderung bertindak dengan baik dan puas akan kehidupan yang dijalani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana subjective well-being lansia yang sudah tidak memiliki pasangan hidup dilihat dari aspek penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup serta pertumbuhan pribadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan lima subjek penelitian serta teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Hasil temuan dari penelitian ini diantaranya adalah: pertama, dalam penerimaan diri dua lansia memiliki penerimaan diri yang baik dan tiga lansia memiliki penerimaan diri yang kurang. Kedua, hubungan positif dengan orang lain pada lansia sangat baik. Ketiga, kemandirian lansia menunjukkan kemandirian yang baik dari tiga subjek lansia dan dua subjek lansia memiliki kemandirian yang kurang. Keempat, penguasaan lingkungan pada subjek lansia cukup baik. Kelima, subjek lansia memiliki tujuan hidup yang baik. Keenam, subjek lansia memiliki pertumbuhan pribadi yang cukup baik.
Copyrights © 2023