Kekerasan berbasis gender telah ada dan menjadi bagian dari kehidupan umat manusia selama peradaban ini ada. Beragam faktor yang melatar belakanginya. Namun persoalÂan tersebut hingga saat ini masih kurang menjadi perhatian publik. Bahkan cenderung diisolasi agar tidak menjadi konsumsi publik. Mayoritas korban tindak kekerasan berÂbasis gender adalah perempuan dan anak-anak. PerempuÂan rentan menjadi korban tindak kekerasan karena mereka lemah dan tidak berdaya, akibat dari relasi gender yang tidak adil dan setara. Laki-laki cenÂderung dominan dalam relasi gender. Fenomena tersebut bisa dilihat dalam berÂbagai data baik di media ataupun lembaga sosial yang punya perhatian menangani kasus ini. Dalam perÂkembangÂan saat ini, terutama pasca reformasi perhatian publik terÂhadap persoalan tindak kekerasan berbasis gender meÂningkat. Banyak lembaga sosial kemasyarakatan dan juga lembaga layanan publik yang memberikan layanan peÂnanganan korban tindak kekerasan berbasis gender, diantaranya Pusat Krisis Terpadu (PKT) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. PKT RSCM merupakan pioner dari lembaga peÂnanganan korban kekerasan berÂbasis gender yang berbasis rumah sakit. Dalam makalah ini penulis berupaya mengemukakan dinamika PKT RSCM dalam perjuangannya untuk menangani korban kekerasan berbasis gender.
Copyrights © 2012