Latar belakang. Insiden sepsis neonatorum masih tinggi, oleh karena itu diperlukan perhatian khusus padadeteksi dini untuk tata laksana lebih dini.Tujuan. Mengetahui faktor risiko potensial yang menyebabkan sepsis awitan dini.Metode. Studi retrospektif kohort dilaksanakan pada Bagian Neonatologi RS Prof DR RD Kandou daribulan Januari - Juli 2009. Kriteria inklusi adalah bayi yang dilahirkan di RS Prof. R.D. Kandou yang memilikifaktor risiko sepsis. Faktor risiko sepsis apabila terdapat dua faktor risiko mayor atau satu faktor risikomayor dengan dua faktor risiko minor. Diagnosis sepsis ditegakkan berdasarkan adanya gejala klinis danfaktor risiko sepsis serta pemeriksaan laboratorium. Data dievaluasi dengan Pearson chi-square dan Fisher’sexact test, dianalisis dengan SPSS 17. Dikatakan berhubungan signifikan antara faktor risiko dengan sepsisbila p<0,05.Hasil. Dari 72 kasus bayi dengan faktor risiko sepsis, 58 bayi didiagnosis sepsis. Hanya ketuban pecah dini>18 jam yang merupakan salah satu faktor risiko mayor berhubungan signifikan dengan sepsis (p=0,002,IK95% 1,2 4;1,59). Faktor risiko mayor lain yaitu demam intrapartum >38oC, korioamnionitis, ketubanberbau, denyut jantung janin >160x/menit dan faktor risiko minor yang meliputi ketuban pecah dini >12jam, demam intrapartum >37,50C, skor APGAR rendah, bayi berat lahir sangat rendah, kembar, usia kehamilan<37 minggu, keputihan, infeksi saluran kemih tidak berhubungan dengan sepsis.Kesimpulan. Ketuban pecah dini >18 jam berhubungan dengan sepsis awitan dini.
Copyrights © 2010