Sari Pediatri
Vol 14, No 2 (2012)

Antibodi Anti DS-DNA Sebagai Faktor Prognosis Mortalitas pada Lupus Erimatosus Sistemik

Muslikhah Yuni Farkhati (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta)
Sunartini Hapsara (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta)
Cahya Dewi Satria (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
17 Nov 2016

Abstract

Latar belakang.Angka kejadian lupus eritematosus sistemik (LES) di RSUP Dr Sardjito meningkat dengan mortalitas tinggi. Antibodi anti double stranded-DNA (ds- DNA ) merupakan antibodi patognomonik pada SLE.Tujuan.Mengetahui hubungan antara antibodi anti ds-DNA dengan mortalitas pasien SLE.Metode.Penelitian kohort retrospektif terhadap pasien SLE yang berusia kurang dari 18 tahun yang didapatkan secara konsekutif. Survivaldihitung menggunakan metode Kaplan Meier. Analisis log rankdan regresi Coxdigunakan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan mortalitas.Hasil.Didapatkan 46 pasien ikutserta dalam penelitian, 8 (17,4%) laki-laki dan 38 (82,6%) perempuan dengan rerata usia terdiagnosis 11,9 tahun, 21 subyek (45,7%) diantaranya meninggal. Survivalpada tahun pertama, ketiga dan kelima adalah 85%, 60%, dan 30 %. Rerata waktu follow uppasien dengan antibodi anti ds-DNA sebesar 885,5 hari (IK 95% 631,9–1139,1) tampak lebih pendek secara bermakna dibanding pasien dengan antibodi anti ds DNA negatif 4807,5 (IK 95% 4025,4–5389,0). Analisis multivariat menunjukkan antibodi anti ds-DNA merupakan satu – satunya faktor prognostik terhadap mortalitas pasien SLE (hazard ratio6,7; IK 95% 1,38–12,40). Kesimpulan.Antibodi anti ds-DNA merupakan faktor prognosis terhadap mortalitas pasien SLE.

Copyrights © 2012