Sari Pediatri
Vol 17, No 1 (2015)

Hubungan antara Defisiensi Besi dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder pada Anak

Desi Fajar Susanti (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta)
Sunartini H (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta)
Retno Sutomo (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
08 Nov 2016

Abstract

Latar belakang. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang paling banyak dijumpai padaanak. Defisiensi besi diduga berperan dalam kejadian ADHD melalui perubahan neurotransmiter dopamin. Feritin serum merupakanindikator reliabel simpanan besi dalam tubuh termasuk otak.Tujuan. Untuk mengkaji hubungan antara defisiensi besi dan kejadian ADHD pada anak.Metode. Penelitian cross sectional dilakukan di RSUP Dr Sardjito dan Pusat Pengkajian dan Pengamatan Tumbuh Kembang Anak(P3TKA) Yogyakarta. Diagnosis ADHD berdasarkan kriteria DSM IV-TR. Subjek penelitian dipilih secara consecutive mencakup 35anak dengan ADHD and 35 anak tanpa ADHD. Dilakukan pengukuran kadar serum feritin pada semua subyek. Hubungan antaradefisiensi besi dengan ADHD dianalisis dengan chi square dan rerata feritin serum dengan uji Mean WhitneyHasil. Kadar feritin serum yang rendah ditemukan pada 34% anak dengan ADHD dan 25% pada anak tanpa ADHD tetapi secarastatistik tidak berbeda bermakna. Penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rerata feritin serum pada pasien ADHDdan tanpa ADHD (24.4 ±22.04 μg/L vs.24.4±19.9 μg/L, p > 0,01).Kesimpulan. Prevalensi defisiensi besi pada anak ADHD dibandingkan tanpa ADHD tidak berbeda secara bermakna.

Copyrights © 2015