Status gizi merupakan salah satu tolok ukur yang sering digunakan untuk menilai perkembangan dan pertumbuhan individu. Salah satu indikator penilaian status gizi adalah pertumbuhan tinggi badan pada anak-anak. Tinggi badan sering digunakan sebagai indikator karena mudah diukur dan diamati. Tinggi badan merupakan hasil penambahan tinggi duduk dan panjang tungkai. Pertumbuhan indikator ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan tempat tinggal dan status ekonomi. Daerah rural, umumnya memiliki tingkat aktivitas yang tinggi dan mempunyai penghasilan rata-rata yang lebih rendah dibandingkan daerah urban. Penelitian bertujuan mengkaji perbedaan pola pertumbuhan tinggi badan, tinggi duduk, dan indeks skelik pada anak-anak rural dan urban di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional. Rata-rata tinggi badan, tinggi duduk, dan indeks skelik pada anak rural dibandingkan dengan anak urban untuk mengetahui signifikansi perbedaannya. Analisis data yang digunakan adalah ANOVA satu arah dengan menggunakan program olah data SPSS. Sebelum dilakukan tes ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji normalitasan distribusi data sampel penelitian. Hasil studi menunjukkan bahwa pada anak urban memiliki rata-rata tinggi badan dan tinggi duduk yang lebih tinggi dibandingkan anak rural (p0,05). Rata-rata indeks skelik pada anak urban lebih besar dibandingkan anak rural. Lonjakan pertumbuhan terjadi paling cepat pada saat pubertas, dan anak urban memiliki onset terjadinya pubertas yang lebih cepat dibandingkan rural. Kesimpulan: Pada studi ini adalah anak urban memiliki onset pubertas yang lebih cepat dibandingkan anak rural. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah status ekonomi, ketersedian pelayanan kesehatan yang memadai, kecepatan maturitas, dan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.Kata kunci: tinggi badan, tinggi duduk, indeks skelik
Copyrights © 2011