Perselingkuhan pada umumnya banyak terjadi pada anggota keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan yang mantap, lemahnya dasar cinta, komunikasi yang kurang lancar dan harmonis, sikap egois dari masing-masing, emosi yang kurang stabil, dan kurang mampu memÂÂbuat penyesuaian diri. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa proÂblematika perÂselingkuhan suami terhadap istri adalah bahwa perselingkuhan dapat menjadi sumber stres yang luar biasa. KeÂgagalan pasangan untuk saling menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalah secara efektif dapat memicu konflik yang berÂkepanjangan. Dari keseluruhan probleÂmatika perselingkuhan, proÂblematika yang paling utama dari perselingkuhan adalah perÂceraian, karena perselingkuhan merupakan salah satu masalah putusÂnya perkawinan. Upaya penanganan perÂselingkuhan antara lain adalah mengawasi pergaulan suami atau istri, berupaya sekuat tenaga menciptakan suasana rumah tangga yang harÂmonis, berupaya memÂberi contoh yang baik, membangun lingÂkungÂÂan yang kondusif, meÂningkatkan kualitas nilai-nilai keagamaÂan, landasan cinta yang kokoh, mewujudkan komunikasi secara transparan dan harÂmonis, meningkatÂkan kekuatan dan ketahanan diri yang dilandasi deÂngan konsep diri dan rasa percaya diri secara mantap, mengembangkan kontak sosial secara baik dan sehat, bergaul dengan orang baik.Â
Copyrights © 2016