<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sampai sejauh apa siswa yang memiliki perbedaan gaya belajar mendapat keuntungan dari feedback. Subyek penelitian adalah siswa Program Diploma Lembaga Bahasa Inggris (LBI) Bandar Lampung. Penelitian ini mengambil 15 siswa sebagai subyek penelitian. Data diambil dengan menggunakan tes lisan dan dinilai oleh dua interrater. Klasifikasi gaya belajar siswa ditentukan dengan menggunakan Kuesioner Gaya Belajar milik Willing (1988) Siswa-siswa diminta untuk memproduksi kalimat secara lisan berdasarkan seri gambar dalam bentuk simple present tense dan simple past tense. Hasil penelitian menemukan bahwa pembelajar konkrit mendapat keuntungan lebih banyak dari feedback yang bersifat mengoreksi dibandingkan gaya belajar yang lain sementara siswa dengan gaya belajar yang berorientasi otoritas mendapat keuntungan paling sedikit.This research was intended to identify to what extent students with different learning style benefitted from corrective feedback. The subjects of the study were the students of Diploma program of Lembaga Bahasa Inggris (LBI) Bandar Lampung. This study took 15 students as the subject of the research. The data were taken by using oral tests scored by two interraters. The classification of the students learning styles was done based on Willings Learning Style Questionnaire (1988). The students were asked to make oral production based on series of pictures in simple present tense and simple past tense. The result found that concrete learners gained more benefit from corrective feedback than the other learning styles while the authority-oriented learners gained very little from corrective feedback.Keywords: Corrective feedback, learning style, speaking.]]>
Copyrights © 2018
