Tulisan ini mendiskusikan tentang kontestasi kuasa diantara tiga kekuatan mayor yang berperan penting dalam pengorganisasian masyarakat dan proses perubahan sosial di Adonara, yakni adat, gereja, dan Negara. Jika kekuatan Negara dan gereja sebagai representasi kekuatan pembangunan dan modernisasi mengalami penurunan peran dalam keseluruhan pembangunan masyarakat. Sebaliknya, adat sebagai representasi kekuatan lokal justru menunjukkan hegemoninya di hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Bangkitnya adat sebagai kekuatan hegemonik tersebut tidak dapat dilepaskan dari desain kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang memberikan ruang kebebasan bagi ekspresi lokal untuk menegaskan identitasnya. Alhasil, ketika negara gagal menjadi agen perubahan sosial dan gereja menemui titik kebuntuan dalam mencangkokan nilai-nilai katolikisme, adat merayakan diri sebagai representasi institusi lokal yang terkuat di Adonara.
Copyrights © 2009