Hutan suaka margasatwa Tanjung Peropa merupakan salah satu hutan konservasi di Provinsi Sulawesi Tenggara yang ditetapkan sebagai tempat perlindungan satwa khas, dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropika dengan tipe vegetasi hutan non Dipterocarpaceae, hutan belukar, hutan pantai dan hutan bakau yang terdiri dari jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi. Potensi cadangan C pada hutan suaka margasatwa sangat penting diketahui, sehingga pengukuran potensi C di atas permukaan tanah pada suaka margasatwa Tanjung Peropa dilakukan terhadap tingkat vegetasi pohon dan tiang melalui metode non desturuktif, dan tumbuhan bawah dilakukan dengan metode destruktif. Selain itu, pengukuran nekromassa dan serasah dilakukan secara langsung. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan sampel pengamatan melalui plot-plot pengamatan berukuran 20 m x 20 m untuk tingkat vegetasi pohon dan nekromassa, 10 m x 10 m untuk tiang, dan 1 m x 1 m untuk tumbuhan bawah dan serasah. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa potensi cadangan C di atas permukaan tanah pada hutan suaka margasatwa Tanjung Peropa adalah rata-rata sebesar 327.64 t ha-1 yang terdiri dari : tingkat pohon sebesar rata-rata 322.99 t ha-1, tumbuhan bawah 0.93 t ha-1, nekromassa 0.22 t ha-1, dan serasah 3.5 t ha-1. Hasil pengukuran potensi cadangan C di atas permukaan tanah pada hutan suaka margasatwa Tanjung Peropa tersebut tergolong cukup tinggi, maka dengan mempertahankan kelestarian hutan suaka margasatwa yang tersebar di seluruh Indonesia dapat berperan sebagai penyerap C yang paling efisien dan memberikan kontribusi bagi pasokan udara bersih dan mengurangi dampak pemanasan global. Katakunci : ekosistem, hutan suaka margasatwa, perubahan iklim, dan simpanan karbon
Copyrights © 2016