Information of original plants of Citrus reticulata Blanco ssp Tawangmangu is necessary to support breeding programs and efforts of conservation, since its massive population decreased because of CVPD infection in 1980s.This research was done in four villages in Kecamatan Tawangmangu: Banaran, Kalisoro, Blumbang, and Gondosuli by means of counting the plants with the right habitus and interviewed with the owner concerning its history. Geographical and morphological data were collected. Morphological data were analyzed by means of hierarchial cluster analysis. The result pictured as dendogram showed that 22 accession of original Citrus reticulata Blanco ssp Tawangmangu in 10 cultivation plot (9 plot in Blumbang and one plot in Gondosuli) were clustered in six groups, with 81,25% similarity.
Informasi mengenai induk jeruk keprok asli Tawangmangu (Citrus reticulata Blanco ssp Tawangmangu) sangat diperlukan untuk mendukung program pemuliaan dan upaya konservasi tanaman tersebut, mengingat hampir punahnya jeruk keprok Tawangmangu akibat penyakit CVPD tahun 1980-an. Persebaran dan keberadaan tanaman induk jeruk keprok asli Tawangmangu merupakan hal penting sebagai dasar awal konservasi dan pengembangan tanaman tersebut. Penelitian dilakukan di empat desa di Kecamatan Tawangmangu, yaitu di Desa Banaran, Kalisoro, Blumbang, dan Gondosuli dengan menyusur area dan mendata keberadaan tanaman induk tersebut dengan melihat habitus, yang diperkuat wawancara dengan petani pemilik tanaman tersebut untuk mengetahui asal tanaman. Selanjutnya dicatat data lokasi dan morfologi dari tanaman. Data ini kemudian digunakan untuk analisis gerombol (cluster analysis). Selanjutnya pengelompokan ditampilkan dalam bentuk dendogram. Penelitian menghasilkan 22 aksesi induk jeruk keprok Tawangmangu yang tersebar dalam 10 plot penanaman di dua desa, yaitu Desa Blumbang dan Gondosuli. Analisis kelompok terhadap 22 aksesi induk jeruk keprok Tawangmangu memiliki tingkat kemiripan 81,25% dan menghasilkan enam kelompok aksesi.
Copyrights © 2012