Ketidakstabilan dalam perencanaan produksi (atau yang lebih dikenal dengan nama schedule instability) seringkali terjadi. Hal ini membuat perusahaan perusahaan melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan tingkat ketidakstabilan tersebut. Dalam penelitian ini, akan mencoba menganalisis pengaruh component commonality (penggunaan komponen yang sama dalam struktur produk yang berbeda) tertentu terhadap tingkat schedule instability, service level dan total cost pada sistem rantai pasok two-stage yang terdiri dari satu pe¬ma¬nu¬faktur dan satu pemasok yang saling terintegrasi melalui mekanisme kordinasi (berbagi informasi berkaitan dengan order pesanan). Beragam kondisi operasional yang berbeda juga dipertimbangkan seperti: variabilitas dan ketidakpastian per¬min¬taan, cost structure, struktur dan level produk, serta kebijakan persediaan yang diterapkan oleh perusahaan menjadi bagian yang diamati dalam studi ini. Penelitian ini akan dilakukan me¬la¬lui studi eksperimen faktorial penuh (full factorial ex¬peri¬ment).Hasil dari penelitian ini didapat bahwa melalui adanya mekanisme kordinasi yang mampu mereduksi tingkat schedule instability pada masing-masing entitas baik manufaktur dan pemasok. Selain itu, melalui kordinasi juga mampu menghilangkan transfer resiko yang kerap kali dilakukan manufaktur terhadap pemasok dalam bagian perencanaan produksi. Kebijakan component commonality yang diterapkan mampu mereduksi schedule instability dan total biaya serta mampu meningkatkan service level baik pada entitas manufaktur ataupun pemasok. Kondisi operasional seperti cost structure manufaktur ternyata juga memiliki pengaruh positif pada ketiga kinerja dalam penelitian ini.
Copyrights © 2016