Jurnal Kesehatan Reproduksi
Vol 2, No 3 (2015)

HUBUNGAN ANTARA STRESOR PSIKOSOSIAL DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA SMP PASCA ERUPSI MERAPI DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Marga, Anik Dwi (Unknown)
Dw, Sumarni (Unknown)
Dasuki, Djaswadi (Unknown)



Article Info

Publish Date
15 Aug 2016

Abstract

HUBUNGAN ANTARA STRESOR PSIKOSOSIAL DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA SMP PASCA ERUPSI MERAPI DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTAAnik Dwi Marga 1, Sumarni DW 2, Djaswadi Dasuki 3ABSTRACTBackground: Merapi eruption can cause tremendous damage, not only physically but also mentallywhich will trigger the emergence of mental disorders in adolescence and even into adulthood. After theeruption of Merapi, adolescents and their families should move from shelters to permanent residence.Resettlement to permanent residence had resulted in a new variety of stressors. The new stressors wouldaffect the release of LH (luteinizing hormone) and FSH (follicle-stimulating hormone) which may affectthe occurrence of menstrual disorders. Menstrual disorder might interfere with learning achievement inadolescence.Objective: To determine the relationship between psychosocial stressors with menstrual disorders infemale junior high school students after the eruption of Merapi in Cangkringan Sleman YogyakartaMethod: This study is a observational with cross-sectional design and combined with a qualitativeapproach. Respondents in this research is class VII students who were menstruating in CangkringanSleman. Samplings method used was total sampling. The research instrument was a questionnairepsychosocial stressors (IPSP), menstrual disorder questionnaire (SPAF) and the behavioral aspects of thequestionnaire. Datas were analysed using Chi-Square test by looking at the value of prevalence ratio andlogistic regression at the significance level of p <0.05 with a confidence interval (CI) of 95%.Result and Discussion: There was a significant correlation between psychosocial stressors and menstrualdisorders (OR; 6.47; CI = 1.436 to 29.165)Conclusion: Adolescents who experienced severe psychosocial stressors six times more likely to experiencemenstrual disorders compared to adolescents who experience mild psychosocial stressorsKeywords: Psychosocial Stressors, menstrual disorders, post-eruption of Merapi, Youth,SMP.ABSTRAKLatar Belakang: Erupsi Merapi dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa, tidak hanya fisik tetapijuga mental yang akan memicu munculnya gangguan jiwa pada remaja bahkan sampai masa dewasa.Pasca erupsi Merapi, remaja dan keluarganya harus pindah dari huntara ke huntap. Perpindahan tempattinggal ke huntap inilah yang mengakibatkan berbagai stresor-stresor baru.. Stresor baru tersebut akanmempengaruhi pelepasan LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang dapatmempengaruhi terjadinya gangguan menstruasi. Masalah menstruasi jika tidak mendapatkan penangananyang benar dapat mengganggu prestasi belajar remaja.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara stresor psikososial dengan gangguan menstruasi pada remajaSMP pasca erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman YogyakartaMetode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan metode observasional denganrancangan cross-sectional yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif. Responden dalam penelitianini adalah Siswi kelas VII SMP yang sudah menstruasi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.Pengambilan sampel penelitian dengan total sampling. Instrumen penelitiannya adalah kuesioner stresorpsikososial (IPSP), kuesioner gangguan menstruasi (SPAF) dan kuesioner aspek perilaku. Analisis datamenggunakan Uji Chi-Square dengan melihat nilai RP (Rasio Prevalensi) dan regresi logistik pada tingkatkemaknaan p<0,05 dengan Confidence interval 95%.Hasil dan Pembahasan: Remaja yang mengalami stresor psikososial berat beresiko 6,47 kali lebih besaruntuk terjadi gangguan menstruasi (CI 95% 1,436-29,165)Kesimpulan: Remaja yang mengalami stresor psikososial berat mempunyai resiko 6 kali lebih besarmengalami gangguan menstruasi dibandingkan dengan remaja yang mengalami stresor psikososial ringanKata Kunci: Stresor psikososial, Gangguan menstruasi, Pasca Erupsi Merapi, Remaja, SMP.1 Anik Dwi Marga dari Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, UGM2 Sumarni DW dari Bagian Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran, UGM3 Djaswadi Dasuki Bagian Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran, UGM

Copyrights © 2015