Persoalan utama dalam pemilihan presiden bukanlah kontestasi praktik politik, melainkan kontestasi pesan politik dalam media. Pada konteks Pemilu 2014, media internet menjadi salah satu media yang paling sibuk dan aktif sebagai panggung dialog dan perdebatan politik. Studi ini menyoroti meme atau penggabungan foto/slide dengan teks karena ia tidak hanya memuat pesanpesan eksplisit, tapi juga kritisisme dan sinisme yang tajam. Tulisan ini melihat bagaimana meme culture beroperasi dalam lalu lintas pesan politik di internet, relasinya dengan kekuasaan, dan seberapa besar ruang bagi audiens untuk berpartisipasi.
Copyrights © 2015