Dendang-dendang Cupak tidak dikenal masyarakat Minangkabau di daerah Luhak karena tergugat derasnya pengaruh globalisasi, dan kalah bersaing dengan perkembangan seni pertunjukan yang menawarkan banyak aspek antara lain hiburan. Keistimewaan eksistensinya menawarkan “interval melodi”ke modus pentatonik China dan slendro Jawa. Modus ini yang memberi hiasan pada dendang. Karakternya pun berbeda dengan Dendang-dendang Darek. Musik vokal ini menjadi ikon daerah Kubuang Tigo Baleh, dan Solok. Tulisan ini mensugesti seniman, pelaku Dendang memunculkan kreativitas, dan apresiasi daya saing.
Copyrights © 2012