WAHANA
Vol 63 No 2 (2014)

SEBARAN KERUANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH DAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI KAWASAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

Moch. Shofwan (Universitas PGRI Adi Buana)



Article Info

Publish Date
01 Dec 2014

Abstract

Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur pada tanggal 29 Mei 2006 mempunyai sejarah penting karena peristiwa keluarnya gas dan lumpur panas dengan suhu 100°C yang telah menggenangi beberapa desa di Kabupaten Sidoarjo. Semburan lumpur lapindo berada di daerah pemukiman padat penduduk, bahkan di beberapa titik merupakan kawasan perumahan (residence), diperkirakan volume lumpur yang menggenangi lebih dari 27 juta m3. Penelitian ini bertujuan menilai tingkat dan pola spasial perkembangan wilayah; dan kebijakan penataan ruang disekitar kawasan bencana lumpur Lapindo. Dalam penelitian ini metode yang digunakan terkait pengukuran tingkat perkembangan wilayah menggunakan metode scalling. Langkah selanjutnya Hasil dari penilaian tersebut adalah berbentuk informasi keruangan (spatial information) yang disajikan dalam bentuk peta dan digunakan sebagai acuan dalam kebijakan penataan ruang di kawasan bencana lumpur Lapindo. Berdasarkan hasil penilaian tingkat perkembangan wilayah diketahui bahwa fenomena tingkat perkembangan wilayah tinggi sebagian besar berada pada posisi strategis. Kondisi dilapangan berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa lokasi-lokasi strategis seperti jalan raya, jalan tol, pasar, pusat pemerintahan, rel kereta api, dan pabrik sebagian besar berada di dekat kawasan bencana lumpur Lapindo. Kebijakan yang dapat dilakukan yaitu membuat produk hukum dalam bentuk perundang-undangan yang dapat mengakomodir peraturan pemerintah, stakeholder, swasta, dan masyarakat korban, diantaranya yaitu membuat keb ijakan yang prosedural terkait pendirian kawasan terbangun khususnya di zone 1 yang posisinya sangat strategis namun secara geografis dekat dengan pusat luapan lumpur Lapindo Deskripsi Alternatif :Sidoarjo regency east java on May 29, 2006 has important historical events discharge of gas and mud with temperatures of 100 ° C who have inundating several villages in Sidoarjo. Lapindo mudflow in the area is dense population, even at some point is the area housing, estimated volume of mud flooded that are more than 27 million m3. The research aims to assess the level and spatial pattern of regional growth; And arrangement of space policy around the Lapindo mud disaster area. In Research methods used subscribe level measurement progress using scaling method. The next step results from the assessment is shaped spatial information presented forms of maps and used as reference structuring space policy in the area of Lapindo mud disaster. Based on the findings rate developments region known that the phenomenon of high-leveld development region partly at big strategic position. Field conditions based on the findings of observation found that the strategic locations such as roads, highways, markets, government centers, railway tracks, and most of the big factory is located in the nearby area Lap indo mud disaster. Policies that can be done make law product forms legislation can accommodate government regulations, stakeholders, private sector, and community victim, including maked policies the procedural subscribe establishment of woke regions especially in zone 1 (first) that its position is very strategic, but however geographically near the center of the Lapindo mudflow

Copyrights © 2014