Secara harfiyah kata âtakwaâ berasal dari kata âwaqaa-yaqii-wiqaayahâ yang berarti memelihara, menjaga, danlain sebagainya. Takwa juga berarti menghindar, dalam arti ini mencakup tiga aspek yaitu : Mmenghindar darisikap kufur dengan jalan beriman kepada Allah SWT; Berupaya melaksanakan perintah Allah dan menjahui larangan-larangan-Nya dengan seoptimal mungkin; dan Menghundar dari segala aktifitas yang menjauhkan pikirandari Allah .SWT.Kata âdzikirâ secara harfiyah berasal dari kata âdzakara-yadzkuru-dzikranâ. menurut M. Quraish Shihab bisa dikaitkandengan akal pikiran dalam arti mengingat atau dalam arti sesuatu yang mengantar akal untuk meraih apayang belum diraihnya. Inilah dzikir yang bermakna âperingatanâ. Dzikir juga bisa diartikan dengan menghadirkanke dalam benak terhadap apa yang tadinya terlupakan dan inilah dzikir yang bermakna âmengingatâ. Kata ddzikirjuga dapat dipahami dalam arti âkemulianâ. Maksudnya adalah âAl-Qurâanâ.Makna dasar âfalahâ adalah keberuntungan. Kata falah ketika dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Qurâan adalahkeberuntungan, keselamatan, dan langgeng dalam kenikmatan dan kebaikan. Hal ini tercermin dalam surat AliâImran ayat 130, tentang pelarangan riba. Dalam ayat ini yang diakhiri dengan peringatan Allah , supaya bertakwakepada-Nya agar orang mendapat keberuntungan. Orang yang menghalalkan riba diancam dengan api neraka.Konsep Al-Qurâan tentang takwa, dzikir, dan falah adalah setali tiga uang, dimana ketiga konsep ini mempunyaipencapaian hidup melangit dan hidup membumi. Pencapaian hidup melangit diapresiasikan oleh takwa dalambentuk keshalihan individu, sedangkan oleh dzikir dalam bentuk moralitas ilahiyyah yang berujung pada keberuntunganatau keberuntungan dari Allah yang akan diterima di hari kelak.
Copyrights © 2014