Kontinuitas transfer daya listrik merupakan hal yang sangat penting dalam operasi sistem tenaga listrik. Gangguan pada sistem tenaga listrik yang menyebabkan bekerjanya relay dan pemutus tenaga untuk memutuskan bagian yang mengalami gangguan akan menurunkan level keandalan sistem. Gangguan hubung singkat yang terjadi dikhawatirkan akan mempengaruhi pembesaran arus gangguan asimetris yang berupa gangguan satu fasa, antar fasa, dan dua fasa ketanah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif bersifat eksplorasi bertujuan untuk mengetahui besar arus gangguan pada titik gangguan dan saluran serta perbandingan arus gangguan ketika terjadi gangguan asimetris pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (SULTANBATARA) ketika keadaan beban puncak dan ada keadaan semua generator aktif dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keadaan beban puncak maksimumArus gangguan terbesar dua fasa ke tanah terjadi pada bus 27 Tallasa sebesar 13087 A. Besar arus gangguan maksimum pada gangguan antar fasa terjadi pada bus 38 Sidrap sebesar 8865 A. Gangguan satu fasa ke tanah terjadi pada bus 27 Tallasa sebesar 10352,3 A. Rata-rata arus gangguan asimetris satu fasa ke tanah pada saat semua generator aktif lebih besar 1.22 kali dari arus gangguan asimetris satu fasa ke tanah pada keadaan beban puncak. Arus gangguan antar fasa pada saat semua generator aktif lebih besar 1.25 kali dari arus gangguan asimetris antar fasa pada keadan beban puncak. Sedangkan arus gangguan dua fasa ke tanah pada saat semua generator aktif lebih besar 1.32 kali dari arus gangguan dua fasa ke tanah pada saat beban puncak.
Copyrights © 2017