Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Vol 16, No 1 (2018)

NILAI SOSIO-RELIGIUS MASYARAKAT STUDI INTERAKSI ANTARUMAT BERAGAMA DI YOGYAKARTA

Taufik, Muhammad (Unknown)



Article Info

Publish Date
12 Sep 2018

Abstract

This paper is the result of a field research that tries to trace the dynamics of rural communities related to interactions among religious people at Banguntapan Village, Yogyakarta. This research is appealing because village communities are still considered low and marginal class society; nevertheless in reality, they have local wisdom. The people of Banguntapan Village live in harmony, mutual cooperation –gotong royong- and are far from materialistic and luxurious life. This simple life creates their personalities that always respect each other, albeit different in religions, customs, and habits, which are apparent in the implementation of their socio-religious valuesthey have embraced so far.This research uses a qualitative method. This method is chosen because it emphasizes on the depth of value. It tries to answer how the choice of action is interpreted and given a certain meaning. The results of this study found that the religious conditions in Banguntapan village run well despite the potentials for friction. However, it can still be minimized with the spirit of togetherness. The people are so heterogeneous; almost all ethnic groups from Sabang to Merauke are living there. The original community of Banguntapan, in this case the Javanese, has an inclusive attitude towards the migrants from outside Banguntapan. The community is known to be open to migrant from any place, which is important to adapt and appreciate the Javanese tradition that is full of cultural manners. The socio-religious values in the interaction pattern among the people of Banguntapan Village community are always in the context of mutual relationship and mutual influence with other people in order to meet their needs and sustain their life. In fact, they assume that they have a meaning if there is another human being with whom they could interact. Social interaction that they understand is a form of socio-cultural dynamics that exist in the life of society.Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan yang mencoba menelusuri dinamika masyarakat desa terkait dengan interaksi antar umat beragama yang lokasinya adalah Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menarik dilakukan karena masyarakat desa masih dianggap masyarakat kelas rendah dan marjinal. Namun kenyatannya memiliki kearifan lokal, yaitu salah satunya masyarakat Desa Banguntapan yang pada dasarnya mereka hidup rukun, gotong royong dan jauh dari kehidupan matrealistik dan mewah. Kehidupan yang sederhana ini menciptakan kepribadian mereka untuk selalu saling menghargai, meskipun berbeda agama dan kebiasaan, yang tampak dalam implementasi nilai sosio-religius yang mereka anut selama ini. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Metode ini dipilih karena menekankan pada kedalaman nilai. Dengan metode ini akan mencoba menjawab bagaimana pilihan tindakan untuk dimaknai dan diberi arti tertentu. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa kondisi keberagamaan di Desa Banguntapan berjalan dengan baik walaupun ada potensi untuk terjadinya gesekan-gesekan tapi sejauh ini masih bisa diminimalisir dengan semangat kebersamaan. Masyarakatnya memangheterogen, hampir semua suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke ada di sini.MasyarakatasliBanguntapan yang dalamhalini orang JawamempunyaisikapinklusifterhadappendatangdariluarBanguntapan.Masyarakatnya dikenalterbukadengankaumpendatangdarimanasaja, yang pentingbisaberadaptasidanmenghargai tradisimasyarakatJawa yang penuhdenganbudayatatakrama.Nilai sosio-religius dalam pola interaksi antar umat beragama Masyarakat Desa Banguntapan senantiasa dalam konteks hubungan dan pengaruh timbal balik dengan masyarakat yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya.Abstract:This paper is the result of a field research that tries to trace the dynamics of rural communities related to interactions among religious people at Banguntapan Village, Yogyakarta. This research is appealing because village communities are still considered low and marginal class society; nevertheless in reality, they have local wisdom. The people of Banguntapan Village live in harmony, mutual cooperation –gotong royong- and are far from materialistic and luxurious life. This simple life creates their personalities that always respect each other, albeit different in religions, customs, and habits, which are apparent in the implementation of their socio-religious valuesthey have embraced so far.This research uses a qualitative method. This method is chosen because it emphasizes on the depth of value. It tries to answer how the choice of action is interpreted and given a certain meaning. The results of this study found that the religious conditions in Banguntapan village run well despite the potentials for friction. However, it can still be minimized with the spirit of togetherness. The people are so heterogeneous; almost all ethnic groups from Sabang to Merauke are living there. The original community of Banguntapan, in this case the Javanese, has an inclusive attitude towards the migrants from outside Banguntapan. The community is known to be open to migrant from any place, which is important to adapt and appreciate the Javanese tradition that is full of cultural manners. The socio-religious values in the interaction pattern among the people of Banguntapan Village community are always in the context of mutual relationship and mutual influence with other people in order to meet their needs and sustain their life. In fact, they assume that they have a meaning if there is another human being with whom they could interact. Social interaction that they understand is a form of socio-cultural dynamics that exist in the life of society.Keywords: Interaction, Social-religious, Religious people.  Abstrak: Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan yang mencoba menelusuri dinamika masyarakat desa terkait dengan interaksi antar umat beragama yang lokasinya adalah Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menarik dilakukan karena masyarakat desa masih dianggap masyarakat kelas rendah dan marjinal. Namun kenyatannya memiliki kearifan lokal, yaitu salah satunya masyarakat Desa Banguntapan yang pada dasarnya mereka hidup rukun, gotong royong dan jauh dari kehidupan matrealistik dan mewah. Kehidupan yang sederhana ini menciptakan kepribadian mereka untuk selalu saling menghargai, meskipun berbeda agama dan kebiasaan, yang tampak dalam implementasi nilai sosio-religius yang mereka anut selama ini. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Metode ini dipilih karena menekankan pada kedalaman nilai. Dengan metode ini akan mencoba menjawab bagaimana pilihan tindakan untuk dimaknai dan diberi arti tertentu. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa kondisi keberagamaan di Desa Banguntapan berjalan dengan baik walaupun ada potensi untuk terjadinya gesekan-gesekan tapi sejauh ini masih bisa diminimalisir dengan semangat kebersamaan. Masyarakatnya memangheterogen, hampir semua suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke ada di sini.MasyarakatasliBanguntapan yang dalamhalini orang JawamempunyaisikapinklusifterhadappendatangdariluarBanguntapan.Masyarakatnya dikenalterbukadengankaumpendatangdarimanasaja, yang pentingbisaberadaptasidanmenghargai tradisimasyarakatJawa yang penuhdenganbudayatatakrama.Nilai sosio-religius dalam pola interaksi antar umat beragama Masyarakat Desa Banguntapan senantiasa dalam konteks hubungan dan pengaruh timbal balik dengan masyarakat yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

khazanah

Publisher

Subject

Arts Humanities Social Sciences

Description

Khazanah : Jurnal Studi Islam dan Humaniora ISSN 0215-837X and E-ISSN 2460-7606 is peer-reviewed national journal published biannually by the State Islamic University (UIN) of Antasari Banjarmasin. The journal is published biannually in June and ...