JURNAL PANGAN
Vol 19, No 3 (2010): PANGAN

Teknologi Pengolahan Mie Jagung: Upaya Menunjang Ketahanan Pangan Indonesia

Ekafitri, Riyanti (Unknown)



Article Info

Publish Date
15 Jun 2016

Abstract

Jagung merupakan salah satu komoditi pangan Indonesia yang dapat diandalkan untuk penunjang program ketahanan pangan Nasional. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi jagung nasional adalah dengan penggunaan benih jagung hibrida. Jagung hibrida memiliki produktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan jagung komposit. Oleh karena itu jenis jagung ini sangat potensial untuk diolah menjadi produk pangan, terutama mie jagung. Pembuatan mie jagung diawali dengan proses penepungan dengan menggunakan teknik penggilingan basah atau penggilingankering. Mie jagung juga dapat dibuat dengan dua cara yaitu teknik calandering dan teknik ekstrusi. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Namun, teknik ekstrusi lebih sesuai digunakan dalam produksi mie jagung karena karakteristik tepung jagung yang berbeda dengan tepung terigu. Pada umumnya pembuatan mie dengan bahan baku terigu dilakukan dengan teknik calandering. Mie jagung dibuat dengan memanfaatkan pati tergelatinisasi yang berfungsi sebagai matriks pengikat untuk menghasilkan untaian mie dengan kualitas prima. Mie jagung memiliki dua parameter penentu kualitas mie yang utama yaitu Kehilangan Padatan Akibat Pemasakan (KPAP) yang rendah dan persen elongasi yang tinggi. Kedua parameter ini dipengaruhi oleh rasio amilosa-amilopektin pati tepung jagung dan sifat fungsional pati. Pengembangan mie jagung patut mendapat perhatian serius dari berbagai pihak karena menggunakan komoditas lokal Indonesia yang memiliki produktivitas yang cukup tinggi serta keunggulan lainnya seperti tidak membutuhkan pewarna sintetis dalam pembuatannya, nilai IG sedang yang cocok untuk penderita diabetes serta cocok dikonsumsi untuk para penderita alergi gluten dan anak autis.Corn is one of the most important staple food in Indonesia which can support food security. One of government strategies to boost national corn production was the adoption of hybrids corn.The hybrids had better productivity than composite corn. Therefore, hybrid corn had a good potential use for corn noodle. Corn noodle was produced from very fine corn flour having particle size of 100 mesh. Milling of dry corn kernel can be performed by dry or wet milling technique. The production of corn noodle can be done through by two techniques, ie calandering and extrusion. Both of them have strength and weakness. But, extrusion method is more suitable corn noodle production than calandering because corn flour has a different characteristic from wheat flour. Wheat flour noodle is commonly made by calandering technique. On the other hand, corn noodle to be produced through starch gelatinization as a binder to form a high quality noodle . The main quality parameters of noodle were the cooking loss and high elongation. These parameters were dependent on amylose-amylopectin ratio and functional properties of the starch. Corn noodle should be seriously considered in the development of staple processed foods in Indonesia because the noodle utilized domestic food commodity having high productivity. Moreover, it did not need synthetic food coloring, having medium GI (Glycemic Index), and can be safely consumed for the gluten allergic and autistic children.  

Copyrights © 2010






Journal Info

Abbrev

pangan

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Social Sciences

Description

PANGAN merupakan sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Pusat Riset dan Perencanaan Strategis Perum BULOG, terbit secara berkala tiga kali dalam setahun pada bulan April, Agustus, dan ...