Sawerigading
Vol 18, No 1 (2012): Sawerigading, Edisi April 2012

BENTUK EUFEMISME DALAM PERTUTURAN BAHASA BUGIS

Nuraidar Agus (Unknown)



Article Info

Publish Date
07 Dec 2017

Abstract

This writing discusses about euphemism as daily speech pattern in Buginese society. In euphemism context, language is considered as the embodiment of metaphorical language describing something in indirect way is regarded as metaphoric form reflecting something indirectly and being forced to use indirect form or use ambiguous terms of object, and often a lot of sense. This analysis uses descriptive qualitative method through collecting data of Buginese speakers in triangulation way; observations, interviews, and recording. In speech act theory, euphemism is known as one form of stylistic functioning to refine or make speech polite. Some one is necessary to use euphemism utterance in order to avoid misunderstanding in the acceptance speech of speaking partner. Actually, speech phenomenon of Buginese society gives priority to what is proper and polite that reflects their character, attitude, and behavior in daily life. Communication using euphemism is found in any forms which is suited with character and modus of speech like religious euphemism/magic, taboo euphemism, social euphemism, political euphemism, and so on. Abstrak Tulisan ini membincangkan eufemisme sebagai salah satu pola berbahasa sehari-hari dalam masyarakat Bugis. Dalam konteks eufimisme, bahasa dipandang sebagai penjelmaan metaforis yang melukiskan sesuatu dengan cara tidak langsung dan terpaksa menggunakan bentuk tak langsung atau dengan istilah meng-dwiarti-kan objek; bahkan sering banyak arti. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui pengumpulan data pada penutur Bugis secara tri.angula.si; pengamatan, wawancara, dan pencatatan. Eufemisme dalam teori tindak tutur dikenal sebagai salah satu bentuk atau gaya berbahasa yang berfungsi untuk memperhalus atau menyantunkan tuturan. Seseorang perlu menggunakan ungkapan eufemisme dengan tujuan menghindari kesalahpahaman dalam penerimaan tuturan oleh mitra tutur. Fenomena bertutur pada masyarakat Bugis sesungguhnya mengutamakan cara bertutur secara patut dan santun yang merefleksikan karakter, sifat, dan perilaku diri mereka sehari-hari. Komunikasi dengan penggunaan eufemeisme ditemukan dalam berbagai bentuk yang disesuaikan dengan sifat dan modus pertuturan, misalnya eufemisme religius/magik, eufemisme tabu, eufemisme sosial, eufemisme politik, dan sebagainya.

Copyrights © 2012






Journal Info

Abbrev

sawerigading

Publisher

Subject

Humanities Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

SAWERIGADING focuses on publishing research articles and current issues related to language, literature, and the instructor. The main objective of SAWERIGADING is to provide a platform for scholars, academics, lecturers, and researchers to share contemporary thoughts in their fields. The editor has ...