Penelitian dilakukan di sentra produksi sayuran dataran tinggi meliputi tiga kabupaten yaitu Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung dan dua Sub Terminal Agribisnis (STA) yaitu Jakabaya dan Kejajar yang merupakan STA aktif dalam tataniaga produk sayuran dataran tinggi.Uji coba model dilokasi penelitian menunjukkan respon positif dari para pengelola STA, petani dan pedagang (pengumpul, besar, pengecer). Hasil analisis SWOT menunjukkan strategi dalam tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan Sub Terminal Agribisnis (STA) adalah strategi WO (Weakness-Opportunities) yaitu menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang dengan cara peningkatan dukungan informasi yang lengkap terkait dengan tataniaga sayuran dataran tinggi di STA bagi para pelaku tataniaga, perlu perbaikan fasilitas SMS Gateway sehingga berfungsi secara optimal untuk menunjang informasi sekitar harga, kapasitas produksi dan permintaan konsumen, perlu memperluas dan memperbaiki bangunan fisik STA sehingga dapat menampung seluruh produk sayuran dataran tinggi yang dipasok olehpetani, meningkatkan layanan STA menjadi 7 hari kerja dalam satu minggu dengan menambah pengelola STA yang dipekerjakan secara shift, memperbaiki kondisi lingkungan STA menjadi lebih nyaman dan bersih serta tidak bau sehingga proses transaksi antara petani dan pedagang lebih optimal
Copyrights © 2015