Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran udara yang dapat menyebabkan kesulitan bernafas. Pengobatan asma pada beberapa pasien masih belum menunjukkan hasil yang optimal. Meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini memungkinkan terjadinya interaksi obat yang dapat mempengaruhi status klinis pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran peresepan obat, dan potensi terjadinya interaksi obat pada pasien asma rawat jalan. Ini adalah penelitian observasional non-experimental menggunakan data retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 160 dari 210 resep (76,19%) mengandung potensi interaksi obat. Obat anti asma yang paling sering diresepkan adalah salbutamol 186 peresepan (18,49%). Pola mekanisme interaksinya adalah interaksi farmakokinetika (67,78%), dan interaksi yang tidak diketahui (32,22%). Tingkat keparahan potensi interaksi obat yang terjadi dari 180 kejadian interaksi obat yang tertinggi adalah tingkat minor sebanyak 169 kejadian (93,89%), moderate 10 kejadian (5,56 %), dan mayor 1 kejadian (0,56%). Obat yang paling sering mengalami potensi interaksi adalah formoterol dan budesonid sebanyak 87 kasus (48,33%, n = 180).
Copyrights © 2017