Panggung
Vol 29, No 1 (2019): Pegeseran Estetik Dalam Seni Budaya Tradisi Masa Kini

Tradisi Upacara Adat Buang Jong dalam Konteks Budaya Masa Kini

Aep Saepuloh (Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A. H. Nasution No. 105 Bandung)



Article Info

Publish Date
01 Mar 2019

Abstract

ABSTRACTThis paper aims to find out the history, processes, functions and forms of Buang Jong traditional ceremonies in the contemporary context. This research was conducted using qualitative methods. Buang Jong is a traditional ceremony conducted by the Sawang tribe community on Belitung Island. Buang Jong's ceremony is done to deliver offerings to the sea gods, so that they are given sea products and beg for them to avoid all kinds of calamities and destitution. This ceremony is a reflection of the desire of the Sawang Tribe to live in harmony with nature. They believe that they will expose the sea to those who will confront them in their social-cultural life will be disturbed. But after they lived on the mainland, there was a negative change in the traditional ceremony of Buang Jong, that is, there was a show that was not in harmony with the traditional provisions which caused a reduction in the sacred value of the traditional ceremony. Government protocol rules are a priority over traditional ceremonies as the main event. This goes beyond the shifting time and the ceremony is no longer in accordance with customary provisions, thereby reducing the meaning and sacredness of the traditional ceremony.Keywords: Traditional ceremony, Buang Jong ritual, cultural changes.ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, proses, fungsi dan bentuk tradisi upacara adat Buang Jong dalam konteks budaya masa kini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Buang Jong merupakan upacara adat yang secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat suku Sawang di Pulau Belitung. Upacara Buang Jong dilakukan untuk menyampaikan persembahan kepada dewa laut, agar mereka diberikan hasil laut dan memohon agar mereka terhindar dari segala macam malapetaka dan kemelaratan. Upacara ini merupakan refleksi dari keinginan Suku Sawang untuk hidup harmonis dengan alam. Mereka percaya bahwa jika mereka memperlakukan laut dengan tidak baik maka laut akan marah kepada mereka sehingga kehidupan sosial-budaya mereka akan terganggu. Namun setelah mereka tinggal di daratan, terjadi perubahan negatif dalam unsur upacara adat Buang Jong yaitu adanya penambahan acara yang tidak selaras dengan ketentuan adat yang menyebabkan berkurangnya nilai kesakralan dari upacara adat tersebut. Aturan protokol pemerintah menjadi prioritas di atas upacara adat sebagai acara utama. Hal ini mengakibatkan bergesernya waktu dan susunan upacara tidak lagi sesuai dengan ketentuan adat, sehingga mengurangi makna dan kesakralan dari upacara adat tersebut.Kata Kunci: Upacara adat, ritual Buang Jong, pergeseran budaya.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

panggung

Publisher

Subject

Education

Description

Panggung is online peer-review journal focusing on studies and researches in the areas related to performing arts and culture studies with various perspectives. The journal invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in those areas mentioned ...