cover
Contact Name
Nur Hamid
Contact Email
elnur.hamid@walisongo.ac.id
Phone
+6285733036860
Journal Mail Official
ihyaulumaldin@walisongo.ac.id
Editorial Address
Kantor Pascasarjana, Jalan Walisongo Nomor 3-5, Kota Semarang 50185, Jawa Tengah, Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
International Journal Ihya' 'Ulum al-Din
ISSN : 14113708     EISSN : 25805983     DOI : -
International Journal IhyaUlum al-Din is an Indonesian journal of Islamic Studies published biannually by the State Islamic University (UIN) Walisongo Semarang Indonesia. The journal was firstly published in March 2000, presented in three languages (English, Arabic, and Indonesian). The journal focuses on Islamic studies with special emphasis on Indonesian Islamic original researches.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 2 (2020)" : 12 Documents clear
The Contributions of Indonesian Islam: in the Context of Socio-Cultural Identity Wartono Wartono; Supriyono Supriyono
International Journal Ihya' 'Ulum al-Din Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.608 KB) | DOI: 10.21580/ihya.22.2.5660

Abstract

This paper discusses on the contribution of Indonesian Islam in the context of socio-cultural identity. Muslim is a large social identity which represent to citizenship identification in Indonesian context. The dynamic of Indonesian Muslim that have special status is interesting to be investigated about socio-cultural identity. Actually, both in the Qur’an and the substantive level, Islam expression can be diverse. It could be considered Islamic expression of its role, character, approach and region. This paper records the results of research that has addressed the varietyproblem of Islamic identity in terms of region. The data was collected through answer method, documentation, and analyzed through content analysis. As a result, there are eight Islamic identities from the perspective of the region published in Indonesian, they are: Archipelago Islam, Indonesian Islam, Javanese Islam, Radical Islam, Islamic Sasak, Islamic Sharia, and Islam Indigenous Hatubana, Kumai Bubuhan Islamic, and Coastal Islamic. All Islamic identity is influenced by the culture and the local tradition. Only a handful of variants that the identity is rather keep a distance with the local culture and tradition, five times in Islamic Sasak, Islamic Sharia in Hatubana and Nabu Group in Kumai Bubuhan Islamic. The result describes that Muslim construct their citizenship identity with extending of Islamic teaching categorization and education in both of cultural and national. That is against to Turner’s opinion which said that citizenship will be luck by religious identification. Furthermore, Indonesian Muslim have been met of the citizenship identity as a transformative process from primordial categorization into inclusive categorization
Neomodernisme dan Reformasi Makna Al-Ushuliyah Islamiyah (Analisis Pemikiran Fazlur Rahman dan Abdurrahman Wahid) Nanda Dwi Sabriana
International Journal Ihya' 'Ulum al-Din Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5736.942 KB) | DOI: 10.21580/ihya.22.2.5704

Abstract

Generasi muda Muslim yang hidup di Era revolusi industri nampaknya mengalami perubahan orientasi berfikir dalam proses implementasi nilai-nilai keislaman. Hal tersebut dapat terlihat dengan terbaginya generasi muslim menjadi dua kelompok tertentu. Kelompok pertama merupakan kelompok yang menolak segala perubahan dan stimulan kemodernan, hingga mengakibatkan maraknya diskriminasi HAM atas nama agama. Sedangkan kelompok muslim yang lain memiliki semangat perubahan tanpa Arah dan menjadikan Barat sebagai kiblat atas segala problematika kehidupan. Berkaca dari fenomena yang demikian penulis mencoba memberi respon dengan menjabarkan dua pemikiran tokoh Islam yakni, Abdurrahman Wahid dengan gagasan “Pesantren sebagai subkultur”, dan Fazlur Rahman dengan “Konsep Neomodernisme”. Kemudian, Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional antara kedua gagasan tersebut, di mana gagasan Pesantren sebagai subkultur milik Abdurrahman wahid mengacu pada konsep islam tradisional autentik, dan nilai keislaman yang mampu menciptakan stimulan keislaman fleksibel. Sedangkan konsep neomodernisme yang diprakarsai oleh Fazlur Rahman mengacu pada stimulan pergerakan islam modern, namun tetap mempertahankan nalar kritis dalam setiap perubahan dan ideologi yang digencarkan. Dengan konklusi akhir, kedua gagasan tersebut diharapkan mampu memberikan refleksi terhadap islam rahmatan lil’alamin serta menangkal segala isu kemanusiaan dan modernisasi atas nama agama, namun tetap mempertahankan Hukum Islam secara universal.

Page 2 of 2 | Total Record : 12