cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. indragiri hilir,
Riau
INDONESIA
SYAHADAH : Jurnal Ilmu Al-Qur?an & Keislaman
ISSN : 23380349     EISSN : 23380349     DOI : -
Jurnal Syahadah merupakan jurnal Ilmu al-Qur’an dan keislaman dengan kajian multidisipliner, terbit dua kali dalam satu tahun (April dan Oktober), dikelola oleh Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Tembilahan. Redaksi menerima tulisan yang relevan selama mengikuti petunjuk penulisan yang ditetapkan.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 2 (2018)" : 6 Documents clear
ASABUN NUZUL: KAJIAN HISTORIS TURUNNYA AYAT AL-QUR’AN syafril syafril
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.672 KB)

Abstract

Kajian asbabun nuzul merupakan media yang mampu menyingkap korelasi antara nash dan realitas serta menilik sejauh mana dialektika yang terjadi antara keduanya. Ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan realitas. Bahkan mampu menguak hakikat dan latar belakang turunnya sebuah ayat; apakah ayat tersebut memberikan dukungan dan jawaban terhadap realitas yang terjadi ketika itu. Mengetahui asbabun nuzul sangat membantu untuk mengetahui ayat al-Qur’an serta mengetahui rahasia-rahasia yang dikandungnya. Oleh karena itu, sekelompok ulama hadis dari kalangan sahabat dan tabi’in menaruh perhatian terhadap riwayat-riwayat asbabun nuzul. Semenjak dahulu bahkan hingga sekarang, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa mempelajari asbabun nuzul tidak ada manfaatnya. Lebih jauh mereka mengatakan bahwa mempelajari ilmu ini sama dengan mempelajari sejarah, sebuah sejarah yang telah usang ditelan zaman, tidak memiliki makna apa-apa. Ungkapan seperti ini sangat tidak berdasar, karena jika diteliti secara jeli ternyata mempelajari ilmu asbabun nuzul ini bukan hanya mengulas lembaran sejarah masa lalu, tetapi lebih dari itu, ilmu ini menyimpan rahasia dan manfaat yang sangat banyak.
MENDIDIK ANAK DALAM AL-QUR’AN Kajian atas Teladan Lukman al-Hakim Nasrullah Nasrullah; Muhammad Khairullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.209 KB)

Abstract

Pendidikan anak dan keluarga secara umum merupakan suatu hal yang perlu ditekanan sejak awal. Karena keberhasilan dalam bidang ini turut berkontribusi bagi pembentukan watak positif dan terarah bagi seorang anak dalam hidupnnya. Al-Qur’an sebagai Kitab Pedoman bagi manusia memberikan bimbingan dan arahan tentang pendidikan kepada anak melalui suatu teladan, nasehat dan hikmah Lukman al-Hakim yang diabadikan Al-Qur’an. Petikan-petikan berharga dari pesan-pesan ini sangat fundamental bagi perkembangan dan pembentukan jiwa dan karakter anak dengan ajaran; untuk tidak menyekutukan (syirik) Allah, berbuat baik kepada orang tua dan selalu bersyukur, agar hati-hati bertindak karena setiap tindakan akan dipertanggungjawabkan, selalu mendirikan shalat serta berbuat yang baik dan menjauhi kemungkaran, dan tidak bersifat sombong. Ajaran-ajaran maupun nasehat-nasehat komprehensif dan integratif di atas bisa dipetakan pada penguatan dan pendidikan ajaran tentang keimanan (tauhid), syariat dan akhlak kepada anak, yang menjadi inti dan pokok yang harus ditanamkan pada proses pendidikan anak dalam keluarga, apalagi di zaman milenium sekarang yang kompleks tantangan, pengaruh dan ancaman kepada anak.
TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN Dewi Murni
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.923 KB)

Abstract

Toleransi dan kebebasan beragama yang merupakan bagian dari visi teologi atau akidah Islam dan masuk dalam kerangka sistem teologi Islam sejatinya harus dikaji secara mendalam dan diaplikasikan dalam kehidupan beragama karena ia adalah suatu keniscayaan sosial bagi seluruh umat beragama dan merupakan jalan bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Menurut al-Quran, kebebasan beragama berarti bahwa orang non-muslim tidak dipaksa untuk masuk Islam, mereka juga tidak dihalangi untuk menjalankan ritus keagamaan. Baik muslim maupun non-muslim dapat mengembangkan agamanya, di samping melindunginya dari serangan atau fitnah, tak peduli apakah hal ini berasal dari kalangan sendiri atau dari yang lain. Untuk itu, sejak abad 14 yang lalu, al-Quran telah memberikan perhatian khusus terhadap masalah kebebasan beragama tersebut.
MENGUNGKAP PENAFSIRAN AL-QUR’AN VERSI SYIAH Kajian Tafsir Al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an Karya at- Tabataba’i fiddian Khairudin; Amaruddin Amaruddin
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.93 KB)

Abstract

Al-Mizan adalah suatu kitab tafsir yang sangat populer di kalangan para mufasir klasik maupun kontemporer. Adalah salah satu karya terbesar dari sekian banyak karya-karya yang ditelurkan oleh at-Tabataba’i di tempat tinggalnya Qum, sang alim pun mencurahkan hampir seluruh waktunya untuk menyelesaikan kitab al-Mizan fi Tafsir al- Qur’an. Dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup, al-Qur’an mutlak harus bisa di pahami, sebab, tanpa al-Qur’an itu bisa di pahami mustahil umat Islam akan berhasil mengamalkan pesan-pesan yang dikandungnya secara utuh dan benar. Begitu juga dengan at-Tabataba’i, beliau berusaha memberikan pemaparan dalam tafsirnya meskipun terkadang berbeda dengan muafssir laiinya. Sebagai contoh at-Tabataba’i mengatakan tidak satupun di antara ayat-ayat al-Qur’an yang maknanya tak bisa di ketahui. Pandangan at-Thabataba’i mengenai dapat di pahaminya ayat-ayat al-Qur’an itu menyangkut keseluruhan ayat-ayat al-Qur’an, tidak kecuali terhadap ayat-ayat yang selama ini dinilai oleh kalangan tafsir sebagai ayat-ayat mutasyabihat. Contoh lain, mufasir yang menilai huruf muqatta’ah termasuk kategori ayat-ayat mutasyabihat, al-Tabataba’i tidak beranggapan demikian. Baginya, huruf huruf muqatta’ah merupakan kode khusus antara Allah dan rasulnya di mana pengetahuan manusia tidak sampai kepadanya kecuali sekedar menduga-duga. Dalam kasus ini sikap at-Tabataba’i menjadi kontradiktif dengan pandangannya semula bahwa semua ayat-ayat al-Qur’an bisa di pahami maksudnya. Sebagai seorang ulama Syi’ah terkemuka, pemikirannya memang sangat diwarnai ideology kesyi’ahan. Hal ini telihat jelas dalam berbagai kajian yang di lakukannya sebagaimana tertuang dalam tafsir al-Mizan ini. Tampak sekali bahwa kitabnya ini sangat memperlihatkan keteguhan al-Thabataba’i berpegang pada mazhab Shi’ah, bahkan kelihatan sekali berupaya “mengkampanyekan” mazhab Shi’ah sendiri, berkenaan dengan pandangan-pandangan ideologis keshi’ahan mereka, seperti nikah mut’ah, kepemimpinan/imamah dan lainya.
MENGUNGKAP PENAFSIRAN AL-QUR’AN VERSI SYIAH Kajian Tafsir Al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an Karya at- Tabataba’i fiddian Khairudin; Amaruddin Amaruddin
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Mizan adalah suatu kitab tafsir yang sangat populer di kalangan para mufasir klasik maupun kontemporer. Adalah alah satu karya terbesar dari sekian banyak karya-karyayang ditelurkan oleh at-Tabataba’i di tempat tinggalnya Qum, sang alim pun mencurahkan hampir seluruh waktunya untuk menyelesaikan kitab al-Mizan fi Tafsir al- Qur’an. Dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup, al-Qur’an mutlak harus bisa di pahami, sebab, tanpa al-Qur’an itu bisa di pahami mustahil umat Islam akan berhasil mengamalkan pesan-pesan yang dikandungnya secara utuh dan benar. Begitu juga dengan at-Tabataba’i, beliau berusaha memberikan pemaparan dalam tafsirnya meskipun terkadang berbeda dengan muafssir laiinya. Sebagai contoh at-Tabataba’i mengatakan tidak satupun di antara ayat-ayat al-Qur’an yang maknanya tak bisa di ketahui. Pandangan at-Thabataba’i mengenai dapat di pahaminya ayat-ayat al-Qur’an itu menyangkut keseluruhan ayat-ayat al-Qur’an, tidak kecuali terhadap ayat-ayat yang selama ini dinilai oleh kalangan tafsir sebagai ayat-ayat mutasyabihat. Contoh lain, mufasir yang menilai huruf muqatta’ah termasuk kategori ayat-ayat mutasyabihat, al-Tabataba’i tidak beranggapan demikian. Baginya, huruf huruf muqatta’ah merupakan kode khusus antara Allah dan rasulnya di mana pengetahuan manusia tidak sampai kepadanya kecuali sekedar menduga-duga. Dalam kasus ini sikap at-Tabataba’i menjadi kontradiktif dengan pandangannya semula bahwa semua ayat-ayat al-Qur’an bisa di pahami maksudnya. Sebagai seorang ulama Syi’ah terkemuka, pemikirannya memang sangat diwarnai ideology kesyi’ahan. Hal ini telihat jelas dalam berbagai kajian yang di lakukannya sebagaimana tertuang dalam tafsir al-Mizan ini. Tampak sekali bahwa kitabnya ini sangat memperlihatkan keteguhan al-Thabataba’i berpegang pada mazhab Shi’ah, bahkan kelihatan sekali berupaya “mengkampanyekan” mazhab Shi’ah sendiri, berkenaan dengan pandangan-pandangan ideologis keshi’ahan mereka, seperti nikah mut’ah, kepemimpinan/imamah dan lainya.
METODE TEMATIK FRASE Konstruksi Metode Baru Dalam Studi Al-Qur’an Dan Tafsir Ridhoul Wahidi
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode tematik yang berkembang dan dipakai dalam studi al-Qur’an sampai saat ini ada empat yakni, tematik term, tematik konseptual, tematik tokoh, dan tematik surat. Pada artikel ini ditemukan model tematik baru yang dapat mengungkap kandungan makna-makna al-Qur’an secara komprehensif ditengah era kontemporer. Adapun yang dimaksud adalah metode tematik frase. Metode tematik frase adalah cara menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan frase ayat dalam al-Qur’an. Bangunan dan sistematika metode tematik frase ini adalah menetapkan frase yang akan dibahas, membuat sistem penanggalan (tanggal, bulan, dan tahun penulisan), menghimpun seluruh ayat-ayat yang frasenya sama, menyusun uruturutan ayat terpilih sesuai dengan perincian masalah dan atau masa turunnya, sehingga terpisah antara ayat Makki dan Madani, mempelajari/memahami korelasi (munāsabah) masing-masing frase ayat dengan surahsurah di mana frase ayat tersebut ada (setiap ayat berkaitan dengan terma sentral pada suatu surah), melengkapi bahan-bahan dengan hadis-hadis yang berkaitan dengan frase ayat yang dibahas, menyusun outline pembahasan dalam kerangka yang sempurna sesuai dengan hasil studi masa lalu, sehingga tidak diikutkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pokok masalah, mempelajari semua frase ayat yang terpilih secara keseluruhan dan atau mengkompromikan antara yang umum dengan yang khusus, yang mutlak dan muqayyad, dan lain-lain sehingga kesemuanya bertemu dalam muara tanpa perbedaan atau pemaksaan dalam penafsiran, dan menyusun kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang dibahas. Metode tematik frase ini telah digunakan oleh mahasiswa program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dalam menyelesaikan tugas akademik pada perguruan tinggi yang memiliki jurusan tersebut

Page 1 of 1 | Total Record : 6