cover
Contact Name
Anisul Fuad
Contact Email
anisulfuad77@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
anisulfuad77@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
ISSN : 2580085X     EISSN : 25800973     DOI : -
The EMPOWER Journal focuses on the theme and topic of Development of Islamic Communities and Social Sciences Paradigms and Theories, including: 1) Management of Islamic Community Welfare. 2) Social History of Indonesian Islamic Society. 3) Development Studies. 4) Culture. 5) Islamic politics. 6) Islamic Geography. 7) Rural and Urban Sociology. 8) Community Development Management. 9) Economic Map of Muslims. 10) Ecology.
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2016)" : 4 Documents clear
POLA KONSUMSI KELUARGA NELAYAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Kasus di Desa Citemu Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon) 'Afifah 'Afifah
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.501 KB) | DOI: 10.24235/empower.v1i1.1491

Abstract

Dalam undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perikanan mengatakan bahwa nelayan ditunjukkan kepada setiap orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Nelayan merupakan salah satu bagian dari anggota masyarakat yang mempunyai tingkat kesejahteraan paling rendah, hal ini dicirikan dari lingkungan hidup yang kumuh serta rumah sederhana, jika terdapat rumah yang komplit pada umumnya di miliki oleh pemilik kapal dan pemodal. selain itu, masyarakat nelayan ketika mendapat penghasilan tinggi cenderung bergaya hidup boros (konsumtif), seperti di Desa Grajagan Kecamatan Purwaharjo Kabupaten Banyuwangi dan di Sumatera Barat khususnya Kabupaten Pesisir. Secara umum, masayarakat nelayan Desa Citemu terlihat seperti nelayan pada desa lainnya yaitu bergaya hidup boros, seperti banyaknya para pedagang keliling dan toko yang setiap hari selalu ramai pembeli dari masyarakat Desa Citemu, maka peneliti ingin menganalisis lebih mendalam mengenai pola konsumsi masyarakat nelayan Desa Citemu terutama keluarga, bagaimana pengaruh pola konsumsi terhadap kesejahteraan keluarga.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola konsumsi terhadap kesejahteraan keluarga yang dapat direpresentasikan dari taraf hidup keluarga dan kondisi sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teknik penarikan informan dengan menggunakan sampling purposive serta menggunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu live in, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data di lapangan model Miles and Huberman, yakni dengan melakukan reduksi data, penyajian data serta verifikasi atau penarikan kesimpulan. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan triangulasi atau penggabungan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi keluarga nelayan diukur dari indikator ekonomi dapat dikatakan sejahtera yakni keluarga bakul dan keluarga juragan. hal ini disebabkan karena, banyaknya pendapatan rajungan yang diperoleh sehingga untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan primer, sekunder, dan tersier itu terpenuhi. sedangkan bagi keluarga bidak hanya memperoleh pendapatan rajungan lebih sedikit dibanding bakul dan juragan, sehingga keluarga bidak hanya mampu memenuhi kebutuhan primer saja. tetapi ketika pola konsumsi diukur dari kesejahteraan sosial terdapat keluarga nelayan yang belum dikatakan sejahtera seperti keluarga juragan dan bidak, belum dikatakan sejahtera diukur dari tingkat pendidikan, resiko pekerjaan, tenaga kerja yang dikeluarkan, dan ketergantungan ekonomi.Kata kunci: Keluarga nelayan, pola konsumsi, pendapatan, pengeluaran, kesejahteraan.  ABSTRACT In Law No. 1 of 2004 on fisheries said that the fishermen pointed out to every person whose livelihood is fishing. Fisherman is one part of the community members who have the lowest levels of welfare, it is characterized from the slum environment and the house is simple, if there is a complete home are generally owned by ship owners and financiers. in addition, fishing communities when it gets high income tend extravagant lifestyles (consumer), such as in the village Grajagan Purwaharjo subdistrict in Banyuwangi and Coastal District of West Sumatra. In general, the community fishing village Citemu look like fishermen in other villages namely stylish living lavishly, as many traders around and shop every day always crowded with shoppers from the village community Citemu, the researchers wanted to analyze more deeply on consumption patterns fishing village Citemu especially family, how to influence consumption patterns on the welfare of the family. OBJECTIVE: To describe patterns of consumption on the welfare of families that can be represented on the standard of living of the family and social conditions. The method used in this research is descriptive qualitative. Mechanical withdrawal informants using purposive sampling and used four data collection techniques, namely live in, observation, interviews, and documentation. The analysis in this study using data analysis in the field model of Miles and Huberman, namely by performing data reduction, data presentation and verification or conclusion. After the data is collected, the next step is to perform triangulation or merger. The results of this study showed that the consumption patterns of families of fishermen measured prosperous economic indicators can be said that the family and the family basket skipper. it is due, the amount of income earned rajungan so as to meet the needs of both the needs of primary, secondary, and tertiary are met. while for families pawns only earn less than the crab baskets and skipper, so the family pawn only able to meet the primary needs of all. but when measured consumption patterns of social welfare are fishing families have not been prosperous like the family said skipper and pawns, yet say prosperity is measured from the level of education, job risks, labor incurred, and economic dependence. Keywords: Family fishing, consumption patterns, income, expenditure, welfare.
PERMASALAHAN SOSIAL KELOMPOK PETANI JAMBU BIJI TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT Siti Sukma Asih
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.826 KB) | DOI: 10.24235/empower.v1i1.1493

Abstract

Siti Sukma Asih, 14123541358, Permasalahan Sosial Kelompok Petani Jambu Biji Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan, Skripsi, Cirebon: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Ushuluddin Adab Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pertanian jambu biji di Desa Pajambon menjadi mata pencaharian masyarakat setempat. Hal ini sebabkan pertanian jambu biji dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Pajambon. Namun dengan demikian, pertanian jambu biji di Desa Pajambon sudah dikuasai oleh para pengepul (tengkulak). Dalam hal ini, petani jambu mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan jerih payah mereka, sedangkan pengepul mendapatkan hasil yang lebih besar dari petani. Selain dari sistem pengepul, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan pada jambu biji dan rendahnya pendapatan terjadi akibat adanya hama. Hama menyebabkan jambu biji menjadi kurang produksi karena dengan adanya hama menjadikan hasil jambu sedikit. Adapun Salah satu bentuk upaya masyarakat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan cara tumpang sari, menjual sebagian jambu ke Bos luar, dan pembasmian hama secara mandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya permasalahan sosial kelompok petani jambu biji terhadap peningkatakan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Pajambon, pada dasarnya tidak disadari oleh banyak kalangan para petani, sehingga petani hanya bisa mengikuti kehendak pengepul (tengkulak) mengenai harga jambu. Adapun peran pemerintah lebih mendukung kepada pengepul (tengkulak)  untuk mengembangkan jambu biji petani Desa Pajambon, tanpa melihat bagaimana kesejahteraan ekonomi para petani jambu biji ketika jambu biji mengalami penurunan.
UpayaPencarian Model Tata Kelola Air Lokal (StudiTentangImplementasi Program Penyediaan Air MinumdanSanitasiBerbasisMasyarakatatau PAMSIMAS) Di DesaSukamuktiKec.JalaksanaKab. KuninganJawa Barat Leli Nur Laeli
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.67 KB) | DOI: 10.24235/empower.v1i1.1494

Abstract

Desa Sukamukti merupakan salah satu desa di Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan yang mendapatkan bantuan Program Penyediaan  Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).  Program PAMSIMAS mulai masuk ke Desa Sukamukti pada bulan Desember tahun 2012. Program ini dikelola oleh Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BPSPAM).Keberadaan PAMSIMAS di Desa Sukamukti mendapatkan respon yang berbeda dari masyarakat, ada yang pro dan ada yang kontra. Perbedaan pendapat ini terjadi karena masyarakat Desa Sukamukti sudah memiliki sistem pengelolaan air sendiri yaitu sistem Tuk (bak penampungan air).Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1). Bagaimana respon masyarakat Desa Sukamukti terhadap program PAMSIMAS?, (2) Bagaimana model-model pengelolaan air di desa Sukamukti?, (3) Bagaimana model tata kelola air yang seharusnya diterapkan di Desa Sukamukti berdasarkan kearifan lokal?.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat Desa Sukamukti terhadap program PAMSIMAS dan mengetahui bagaimana model tata kelola air yang seharusnya di terapkan di Desa Sukamukti berdasarkan kearifan lokal.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitan ini menggunakan (1) Wawancara (2) Observasi dan (3) Dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis data dari Miles dan Huberman yang terdiri atas (1) Reduksi data (2) Penyajian data dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap program PAMSIMAS saat ini ada yang pro dan ada yang kontra. Masyarakat yang pro terhadap program PAMSIMAS beranggapan bahwa program tersebut membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air setiap harinya. Sedangkan masyarakat yang kontra terhadap program PAMSIMAS beranggapan bahwa program tersebut justru memberatkan masyarakat karena harus membayar setiap  air yang digunakan. Oleh karenanya, masyarakat yang kontra terhadap program PAMSIMAS lebih memilih tetap mempertahankan sistem pengelolaan air menggunakan tuk yang sudah ada sejak dahulu. Adapun bentuk pengelolaan air yang baik untuk diterapkan di Desa Sukamukti adalah sistem tuk air. Hal ini dilakukan dengan alasan pengelolaan sistem tuk air mengutamakan prinsip kearifan lokal dalam pengelolaanya. Keikutsertaan masyarakat serta pengambilan keputusan dalam pengelolaan sistem tuk air menjadi prioritas utama.  Namun, agar fungsi tuk lebih efektif maka  diperlukan pengembangan dalam pengelolaannya.Kata Kunci: PAMSIMAS, Tuk Air
Peran Keluarga Sekolah Dan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak di Desa Astanajapura Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon Meliyawati Meliyawati
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.844 KB) | DOI: 10.24235/empower.v1i1.1495

Abstract

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (UUPA No. 23 Tahun 2002) Anak juga memiliki hak asasi manusia yang harus diakui dan dihargai oleh masyarakat. Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak semua lapisan masyarakat dituntut ikut berperan aktif dalam melindungi anak-anak Indonesia tidak terkecuali pihak sekolah dan lapisan masyarakat luas. Undang-Undang Perlindungan Anak pasal 45B ayat 1 berbunyi “pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan orangtua wajib melindungi anak dari perbuatan yang mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang anak”. Dalam penelitian ini yang di maksud perlindungan anak lebih spesifik pada perlindungan anak terhadap kekerasan seksual.  Faktor terjadinya kekerasan seksual di Desa Astanajapura Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon di sebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya kebiasaan lingkungan masyarakat yang menerapkan pola asuh primisif. Semakin banyaknya kasus kekerasan seksual mendorong keluarga, sekolah dan masyarakat untuk menjalankan perannya masing-masing dalam upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak. Ketiganya melakukan upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak secara intern dan ekstern. Secara intern contohnya, seperti memberikan pemaham tentang anggota tubuh yang dilarang di sentuh oleh orang lain dan cara-cara melawan ketika ada yang melakukan hal yang tidak menyenangkan. ekstern yaitu dengan cara mengontrol, dan mengawasi anak, selain dari tiga unsur ranah tumbuh kembang anak (keluarga, sekolah, masyarakat) ada beberapa lembaga lain yang turut melakukan upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak seperti Pemerintah desa, kepolisian dan Lembaga Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Kata kunci: keluarga, sekolah, masyarakat, upaya pencegahan, kekerasan seksual AbstractChild is a person under 18 (eighteen) years, including children who are still in the womb (BAL No. 23 of 2002) Children also have human rights that must be recognized and valued by the community. In the Child Protection Act required all levels of society to actively participate in protecting children Indonesia is no exception the schools and society at large. Child Protection Act Article 45B, paragraph 1 states that "governments, local governments, communities and parents must protect children from acts that damage the health and development of the child". In this study is the purpose of child protection more specifically on the protection of children against sexual abuse. Factors sexual violence in the village Astanajapura Astanajapura District Cirebon caused by several factors, one of which custom communities that implement primisif parenting. The increasing number of cases of sexual violence encouraging families, schools and communities to carry out their respective roles in the prevention of sexual abuse in children. All three take steps to prevent sexual abuse of children in internal and external. Internally for example, such as providing abiding of the body which is prohibited in touch by others and ways to resist when there are doing things that are not pleasant. External namely by controlling and supervising the children, aside from the three elements of the realm of child development (family, school, community) there are several other institutions participating in the prevention of sexual abuse of children as village government, police and Child Protection Agency Integrated Community Based (PATBM)  Keywords: family, school, community, prevention, sexual violence

Page 1 of 1 | Total Record : 4