cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL TATA KELOLA SENI
ISSN : 24429589     EISSN : 26147009     DOI : -
Jurnal Tata Kelola Seni adalah jurnal yang dikelola oleh Program Studi Tata Kelola Seni, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Jurnal ini memuat hasil penelitian dan tinjauan buku dalam bidang tata kelola, terkhusus di wilayah seni.
Arjuna Subject : -
Articles 97 Documents
Kajian Wisata Seni Budaya Batik Berwawasan Lingkungan Di Desa Jarum Setyo Harwanto
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jtks.v1i1.1322

Abstract

Kajian wisata seni budaya batik berwawasan lingkungan di Desa Jarum merupakan kajian yang dibahas dalam penelitian ini. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan: pertama  Potensi apa saja yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kualitas atraksi wisata budaya batik Desa Jarum, kedua Bagaimana rancangan pengembangan atraksi wisata budaya batik Desa Jarum. Penelitian ini bersifat pengamatan terhadap kawasan yang akan dikembangkan menjadi desa wisata budaya batik, dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa studi pustaka, pengamatan lapangan dan wawancara. Adapun sumber data yang diperoleh dilokasi penelitian dengan mencari nara sumber yang berkompeten, sumber instansi pemerintah juga swasta yang mendukung dan relevan. Analisis data dilakukan dengan metode SWOT yang digunakan untuk mengkaji semua aspek yang mempengaruhi berupa potensi dan permasalahan baik dilingkup internal maupun eksternal, sehingga akan teridentifikasi hubungan sumberdaya industri kreatif dengan sumberdaya lainnya. Fungsi dari analisis SWOT adalah dapat mengetahui apa saja potensi atau kekuatan yang mendukung dalam pengembangan wisata budaya batik di desa Jarum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa wisata jarum memiliki keunggulan potensi seni budaya, seperti budaya batik yang selama ini telah menghidupi banyak pengrajin. Atraksi belajar batik sebagai atraksi utama tidak dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal di desa Jarum, sehingga perlu dilakukan pengembangan atraksi lainnya. Dengan kondisi minimnya potensi sumber daya alam, maka direkomendasikan untuk melakukan pengembangan atraksi buatan yang berwawasan lingkungan, memperluas pasar dengan memaksimalkan strategi promosi, dan bekerjasama dengan stakeholder untuk mewujudkan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Usaha kepariwisataan di desa Jarum akan terus meningkat dengan adanya dukungan dari seluruh masyarakat, sehingga organisasi harus mampu merangkul seluruh elemen masyarakat, melakukan inovasi, dan menjaga kualitas layanan serta pengelolaan.   
Analisis SWOT terhadap Pengelolaan Unit Kegiatan Mahasiswa Manna Proxia Theater Universitas Pelita Harapan Elia Yovan Chandra
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.22 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1636

Abstract

Manna Proxia Theater (MPT) adalah sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Pelita Harapan (UPH) yang bergelut di bidang seni peran. Keunikan pengelolaan MPT adalah karena ia lahir di bawah pengelolaan pendidikan yang memiliki kontrol ketat khas Universitas Pelita Harapan, namun pada perkembangannya juga dikelola bersama dengan mahasiswa melalui Badan Pengurus Harian (BPH-MPT). Pada saat ini, MPT menghadapi berbagai tantangan seperti minimnya fasilitas, regulasi yang memberatkan, dan dukungan dana yang kurang. Bagaimanapun, terdapat pula peluang pengembangan MPT seiring tumbuhnya industri kreatif serta teknologi di Jakarta. Untuk itu, MPT perlu memiliki strategi pengelolaan yang dapat mengakomodasi sumber daya yang dimilikinya terus berkembang sebagai sebuah UKM. Analisa SWOT diaplikasikan untuk mengidentifikasi dan menganalisa eksistensi MPT saat ini dan bagaimana MPT dapat terus mempertahankan produktifitasnya tanpa kehilangan orientasinya. Penelitian dilakukan dengan mewawancarai beberapa pihak kunci (key person) di MPT dan memformulasikan hasilnya dalam sajian Matriks IE, Kuadran SWOT, dan Matriks SWOT. Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi MPT saat ini berada dalam posisi potensial untuk tumbuh dan melakukan perluasan pasar. Oleh karena itu, diperlukan berbagai strategi seperti memperluas pasar, mengembangkan produk baru, membangun integrasi dengan berbagai pihak, dan selalu menghadirkan karya yang unik dan menarik perhatian mahasiswa UPH. 
MANAJEMEN PERTUNJUKAN LAGU KARYA ANTONIO CARLOS JOBIM PADA RESITAL COLORFUL JAZZ Ferry Susanto
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.412 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1637

Abstract

Penyajian resital bertujuan memberikan sumbangsih pengetahuan tentang lagu bossanova karya Antonio Carlos Jobim dan kolaborasi musik modern yang dipadukan dengan alat musik etnis yang dikemas dengan nuansa musik jazz yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Manajemen tata kelola artistik panggung dibuat dengan menutupi seluruh dinding hingga lantainya dengan kain furing yang berwarna putih. Kemudian dengan beraneka lampu-lampu yang menyoroti seluruh sudut-sudut pada panggung tersebut dan berefek penuh warna yang sesuai dengan nama dari resital tersebut yakni Colorful Jazz. Proses pengumpulan data dalam penyajian resital ini dengan melakukan wawancara, pengamatan pada lagu karya Antonio Carlos Jobim, pengamatan pada proses latihan, mencari sumber pustaka baik dari internet maupun tinjauan pustaka yang mendukung, dan dokumentasi berupa foto dan audio visual. Dalam resital colorful jazz juga menggunakan seperangkat alat musik etnis seperti gamelan Jawa, gamelan Bali, taganing, talempong, suling Batak, dan rebana. Penulis dalam resital ini memainkan instrumen piano. Manajemen pertunjukan meliputi penyusunan kepanitiaan dan pembagian tugas. Penataan artistik meliputi konsep acara, pemilihan repertoar, pembuatan aransemen, latihan resital, pelaksanaan resital, dan evaluasi. Pelaksanaan resital ini berhasil memberikan pengalaman artistik yang berbeda dalam bidang penyajian seni musik jazz.
PERAN RUMAH BUDAYA TEMBI DALAM MELAHIRKAN KOMPONIS MUDA MELALUI AJANG FESTIVAL Ganang Dwi Asmoro
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.225 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1638

Abstract

Artikel dalam tulisan ini untuk mengetahui bagaimana peran Rumah Budaya Tembi dalam melahirkan komposer-komposer muda. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan melakukan observasi, wawancara dan studi pustaka. Sumber data ini diperoleh melalui informan, pustaka dan dokumen. Untuk menganalisis data penelitian ini, dilakukan dengan mereduksi data, penyajian data, memverifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Budaya Tembi berperan terhadap munculnya komposer muda melalui ajang festival yang diselenggarakan. Festival musik Tembi yang diselenggarakan setahun sekali ini mampu memberikan wadah bagi para komposer muda untuk mengekspresikan imajinasinya dengan menghadirkan karya seninya.
STRATEGI PENGELOLAAN SANGGAR SENI ANACARAKA DALAM MEWADAHI BAKAT ANAK-ANAK DI PEGUNUNGAN KINTAMANI BALI I Putu Ardiyasa
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.621 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1639

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang pengelolaan Sanggar Seni Anacaraka dalam upaya mewadahi bakat anak-anak di Kintamani, Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab dua permasalahan yang diajukan : pertama strategi apa yang semestinya diterapkan oleh pengelola dalam rangka menjaga eksistensi di tengah persaingan global; kedua bagaimana rancangan penerapan strategi pada Sanggar Seni Anacaraka. Untuk membedah permasalahan tersebut, digunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan metode SWOT untuk mengkaji permasalahan baik dalam lingkup internal dan eksternal. Sumber data diperoleh di lokasi penelitian dengan menentukan key person yang berkompeten dan sumber data tertulis yang mendukung dan relevan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sanggar Seni Anacaraka perlu melakukan pemilihan strategi berupa penggunaan setiap kekuatan (strenght) untuk menghadapi segala ancaman (treath) dengan melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan diversifikasi terkait. Selain itu, pengelolaan Sanggar Seni Anacaraka menggunakan strategi tumbuh dan membangun karena posisi sanggar yang baru berdiri dan belum memiliki kekuatan yang bisa mendukung pembangunan sanggar. Bentuk edukasi seperti ini akan terus berkembang dengan keterlibatan masyarakat dan pemerintah bersama pihak pengelola, sehingga ke depan mampu mengedukasi anak-anak secara berkelanjutan dalam rangka menjaga keberlangsungan hidup seni.
PEMBERDAYAAN LIFE SKILLS BATIK SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) DI PANDAK KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Suharjito Suharjito
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.043 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1640

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model penyelenggaraan pemberdayaan seni batik di SDN di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jigudan, SDN Gunturan, SDN Ciren yang terletak di sekitar desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Subyek penelitian yakni pengelola sekolah, pendamping dan fasilitator dalam pemberdayaan life skills batik tersebut. Pengumpulan data dilakukan secara bertahap sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan peneliti. Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dimaksudkan dengan merangkum data, memilih hal-hal pokok, disusun secara sistematik. Penyajian data bertujuan untuk memudahkan peneliti memahami hasil penelitian yang telah didapatkan. Triangulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan validitas data dengan berbagai narasumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Pelaksanaan program pemberdayaan life skills batik SDN di Kecamatan Pandak dilaksanakan dengan melalui beberapa tahapan yaitu : (1) Menyusun renstra pendidikan dan pelatihan life skills batik melalui pemberdayaan bagi sekolah yang menjadi obyek dan subyek pelatihan. (2) Menyusun : a) kurikulum batik untuk siswa Sekolah Dasar, b) standar kompetensi membatik, c) indikator ketercapaian kompetensi membatik dan mengajar batik untuk para guru, d) menyusun indikator ketercapaian kompetensi membatik bagi siswa Sekolah Dasar. (3) Menyediakan instruktur yang berpengalaman untuk mendukung kegiatan pemberdayaan. (4) Menyusun jadwal pelatihan, jadwal tugas widyaiswara/instruktur. (5) Melaksanakan pemberdayaan dan monitoring pada setiap pelatihan batik. (6) Menyusun format monitoring kegiatan pemberdayaan batik. (7) Melakukan evaluasi dan melaporkan hasil pemberdayaan batik yang telah dilaksanakan setiap 3 bulan kepada pihak Astra International, Tbk. (8) Menggunakan strategi pelatihan in house trainning.
STRATEGI POSITIONING DAN DIFERENSIASI DALAM UPAYA MEMBANGUN BRAND, STUDI KASUS NGAYOGJAZZ Agnes Tika Setiarini
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.764 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1641

Abstract

Ngayogjazz adalah salah satu festival musik jazz yang diselenggarakan rutin setiap satu tahun sekali di Yogyakarta. Festival ini mengalami peningkatan jumlah penonton yang signifikan setiap tahunnya. Keberhasilan Ngayogjazz ini adalah salah satu hasil dari strategi pemasaran yang dijalankan. Strategi pemasaran yang baik akan menjadi penentu suksesnya pemasaran sebuah produk. Segitiga positioning, diferensiasi, brand (PDB) adalah salah satu pengembangan dari konsep pemasaran oleh Kertajaya. Teori ini dapat menjadi landasan untuk menentukan strategi positioning dan diferensiasi yang tepat bagi sebuah produk. Penelitian ini difokuskan pada penerapan teori segitiga PDB dalam Ngayogjazz. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui indepth interview. Hasil dari penelitian ini adalah rumusan upaya-upaya strategi positioning dan diferensiasi dalam festival Ngayogjazz. Kesimpulan yang dihasilkan, penerapan segitiga PDB dalam Ngayogjazz penting dilakukan agar penyelenggara mengetahui sejauh mana maksudnya tersampaikan pada masyarakat. Hasil dari analisis menggunakan segitiga PDB, Ngayogjazz telah membentuk sebuah brand sebagai festival musik jazz yang memiliki karakter kota Yogyakarta. Ngayogjazz is one of the jazz festivals held regularly in Yogyakarta. The number of audiences in this festival has increased significantly every year. The success of Ngayogjazz is one of the results of its marketing strategy. A good marketing strategy will determine the success of the product and will also build a strong brand for itself. Positioning, differentiation, and brand (PDB) is one of the developments of Kertajaya's marketing concept. PDB Triangle could be the basis for determining the appropriate positioning and differentiation strategies for a product. The research focuses on the application of PDB triangular theory in Ngayogjazz, using qualitative method with case study approach. Data is collected through in-depth interview. These methods can measure to which extent does Ngayogjazz applies marketing theory (in this case, positioning and differentiation). The results from this study is the formulation of positioning and differentiation strategy in Ngayogjazz festival. This study concludes that the application of the PDB triangle in Ngayogjazz is important so that the organizers know to which extent the intention is conveyed to the public. The results of the analysis using PDB triangle shows that Ngayogjazz has formed a brand as a jazz music festival that wears the characteristics of the city of Yogyakarta.
PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG OBYEK WISATA GUA PINDUL Maricha Permata Putri
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.961 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1642

Abstract

Obyek wisata merupakan produk jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan jasa dengan harapan agar pengunjung datang untuk berkunjung dan menikmati obyek wisata yang ditawarkan. Untuk dapat menarik minat pengunjung, pengelola harus dapat memberikan kualitas pelayanan terbaik untuk menciptakan suatu kepuasan terhadap pengunjung. Kualitas pelayanan mempunyai lima dimensi yang meliputi bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability), ketanggapan (reponsiveness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty), kelima dimensi tersebut yang diacu dan dijadikan variabel dalam penelitian ini guna untuk mengetaui pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan pengunjung obyek wisata Gua Pindul. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan ialah kualitatif dengan analisis regresi linear berganda dan analisis uji beda (ANOVA). Analisis uji beda digunakan untuk mengetaui perbedaan tingkat kualitas jasa pada keempat pengelola atau sekretariat yang terdaat di obyek wisata Gua Pindul. Sample yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 300 responden, dalam satu sekretariat terdapat 75 kuota responden. Sedangkan analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui kualitas jasa yang terdapat pada obyek wisata Gua Pindul terhadap kepuasan pengunjung.Dari hasil analisis regresi linear berganda diketahui bahwa variabel yang terdapat pada penelitian ini meliputi bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability), ketanggapan (reponsiveness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty), terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung obyek wisata Gua Pindul. Sedangkan hasil dari uji beda terbukti bahwa adanya perbedaan tingkat kualitas jasa pada tiap-tiap pengelola atau sekretariat obyek wisata Gua Pindul. Tourism is a product of the services offered by a service company in the hope that visitors come to visit and enjoy the attractions offered. In order to attract visitors, managers should be able to provide the best quality service to create a satisfaction to visitors. Quality of service has five dimensions include direct evidence (tangibles), reliability (reliability), responsiveness (reponsiveness), assurance (assurance) and empathy (empathy), the fifth dimension is referred to and used as a variable in this study in order to influence the quality of services to the satisfaction of visitor attractions Pindul. In this study is a qualitative approach used by multiple linear regression analysis and analysis of different test (ANOVA). Analysis of different test used to mengetaui differences in the level of service quality in the fourth manager or secretariat terdaat tourism and Pindul. The sample used for this study of 300 respondents, in the secretariat are 75 quota respondents. While multiple linear regression analysis is used to determine the quality of the services contained on Pindul sights on visitor satisfaction. From the results of multiple linear regression analysis found that the variable contained in the study include (tangibles), reliability (reliability), responsiveness (reponsiveness), assurance (assurance) and empathy (empathy), proved positive and significant impact on visitor satisfaction sights Caves Pindul. While the results from different test proved that the differences in the level of service quality at every manager or secretarial attractions Pindul.
STRATEGI PEMASARAN WAYANG KAMPUNG SEBELAH Setyabudhi Rahardjo Situmorang
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 1, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.811 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v1i2.1643

Abstract

Wayang Kampung Sebelah (WKS) is one of the phenomenal new genre shadow puppet art show group in today's society and was favored by many people. Their performance in its innovation and creativity of the puppet art show implicates on the marketing methods developed, which results to attracting public attention to the work. The purpose of this study is to determine why WKS was favored among audiences, the marketing methods used and challenges faced in making innovations in a puppet show by WKS. The theory underlying this study refers to the concept of segmentation covering segmentation, targeting and positioning (STP). The study used qualitative research methods. Data analysis was performed based on the theory of marketing strategy with case study approach using a single instrument type with three interviewees. The results showed that the ability of the WKS puppeteer in storytelling and communicating with the audience was a skill difficult to imitate as it was a talent possessed by someone individually thus to attract the audience dissolved in the story told. WKS marketing strategy on the segmentation stage was done using the geographical segmentation by promoting the performance on village societies, which in its development all ages and education eventually become audiences of the group's performances. At the targeting stage, WKS do not choose specifically which consumers is targeted in marketing because the guidelines that are held by WKS, which is that the puppet show should be able to be enjoyed by all people. While on positioning stage, WKS has successfully positioned itself as a puppet group with a unique and hard to imitate style although the idea of the show refers to the style of many traditional puppet show that had long been abandoned. WKS implemented four price levels in the effort to market their work which were as follows: the village attack, subsidized performance attack, public commercial and the professionals commercial. Challenges in creating works comes a lot more from internal factors, which is maintaining the creation spirit of the group, while from external factors there are no significant obstacles but requires a long enough time for WKS to be accepted by the intellectuals (academic society).
Strategi Pemasaran Travel Organizer Berbasis Online ‘Fade Journey’ Steffi Stefani Sianipar
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 2, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Pascasarjana ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1881.567 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v2i1.1810

Abstract

Seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata dan semakin berkembangnya media sosial memberikan peluang besar bagi agen perjalanan untuk menawarkan paket perjalanan melalui online, seperti sosial media. Fade Journey adalah salah satu travel organizer yang menawarkan travel tour di Yogyakarta, lewat online. Tentu saja, bisnis berbasis online mendapatkan berbagai manfaat salah satunya adalah media promosi gratis, namun jangan lupa bahwa banyak pemain besar yang tidak hanya memiliki modal besar, namun sudah terlibat dalam sektor pariwisata ini cukup lama di Yogyakarta, sehingga mereka memiliki jaringan yang luas dan dikenal baik oleh masyarakat. Artikel ini mencoba menganalisa situasi dan kondisi persaingan yang dihadapi Fade Journey, dengan melihat juga faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi bisnis yang masih sangat muda ini. Data diperoleh dengan metode observasi dan kuesioner. Kemudian data dianalisis dengan model Five Porter's Forces, SWOT Matrix, Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan IE Matrix. Dari hasil analisisnya, penulis mendapatkan kesimpulan strategi generik yang diambil oleh Fade Journey yang tepat yaitu untuk melakukan diferensiasi, penetrasi pasar dan pengembangan produk. Karena dari analisis Matrix IE, Fade Journey ada di kuadran „Growth and Build‟. Mengingat kondisi tersebut, penulis menyarankan Fade Journey untuk menembus pasar dengan mempromosikan tidak hanya mengandalkan media online, serta menggunakan strategi diversifikasi konsentris dengan menambahkan fasilitas layanan lainnya seperti pemesanan tiket penerbangan dan kereta api, yang akan membuatnya lengkap. Solusi perjalanan bagi wisatawan. Implementasi strategi dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan dari kerangka kerja 7-S - Mc. Kinsey yang telah dijelaskan pada artikel ini. Along with the development of tourism sector and the growing use of social media provides a big opportunity for travel agencies to offer travel packages via online. Fade Journey is one of the travel organizer that offers travel tour in Yogyakarta, via online. Of course, online-based businesses offer various benefits for the perpetrators, one of them is the free promotion media, but do not forget that many big players have been involved in this tourism sector long enough in Yogyakarta, so they has a wide network and well known by the public. This article will try to analyze the situation and competitive conditions faced by Fade Journey, by looking at internal and external factors that will affect the business as well that is still very young. Data were obtained by observation and questionnaire methods. Then the data are analyzed with Five Porter's Forces model, SWOT Matrix analysis, Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) and IE Matrix. From the results of the analysis, the authors get the conclusions that the generic strategy that is to differentiate, market development and product development taken by Fade Journey is right. Because from the IE Matrix analysis, Fade Journey is in the Growth and Build quadrant. In view of these conditions, the authors suggest Fade Journey to penetrate the market by promoting not only relying on online media, as well as using a concentric diversification strategy by adding other service facilities such as booking airline and trains tickets, will making it a complete travel solution for tourists. Implementation of the strategy can be done with the stages of The 7-S framework - Mc. Kinsey that has been described in this article.

Page 1 of 10 | Total Record : 97