cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.inada@uki.ac.id
Editorial Address
Redaksi Jurnal Inada, Pusat Studi Wanita, Gedung LPPM Lantai 2 Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjen Sutoyo, No. 2 Cawang, Jakarta Timur 13630 Telp (021) 8009190 ext 244 Email: jurnal.inada@uki.ac.id
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar
ISSN : 26223937     EISSN : 26208229     DOI : https://doi.org/10.33541/ji
Jurnal Inada adalah jurnal ilmiah yang fokus pada kajian perempuan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) berupa hasil penelitian maupun hasil pemikiran konseptual yang mencakup isu kekerasan, diskriminasi, stereotipisasi maupun keterkaitan perempuan dengan isu lingkungan, perubahan iklim, energi, politik, ekonomi, tenaga kerja, pendidikan, kesehatan, teknologi, media dan komunikasi, agama dan budaya, dan isu lain yang berhubungan dengan perempuan.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER" : 5 Documents clear
Peran Perempuan dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam rangka menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Tangerang Selatan Fenny Monica A. Hasugian; Lenny Panggabean
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.867 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1359

Abstract

Abstrak: Penelitian ini membahas peran yang dilakukan perempuan dalampengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai tujuanberkompetisi pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Kota Tangerang Selatan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptifdengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulsebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untukumum atau generalisasi. Metode analisis data yang digunakan adalah RegresiLinear Berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitianmenunjukkan peran perempuan dalam peningkatan usaha dan laporan keuangansecara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadapPengembangan UMKM, secara parsial pengaruh peran perempuan dalampeningkatan usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembanganUMKM, secara parsial laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikanterhadap Pengembangan UMKM. Pengaruh peran perempuan dalam peningkatanusaha dan laporan keuangan dapat menjelaskan variasi dari PengembanganUMKM adalah sebesar 74% sedangkan sisanya sebesar 26% dijelaskan olehvariabel-variabel independen yang tidak diteliti.Kata kunci: Perempuan, Ekonomi, Laporan Keuangan, Pengembangan UMKM Abstract: This study discusses the role of women in the development of Micro Smalland Medium Enterprises as a goal of competing in the Asean Economic Community(AEC) in South Tangerang City. The method used in this research is descriptiveanalysis method describing data that has been collected as it is without intending tomake conclusions that are applicable to the public or generalization. Data analysismethod used is multiple linear regression using SPSS software. The results showedthe role of women in increasing business and financial statements together had apositive and significant effect on the development of MSMEs, partially the influenceof the role of women in increasing business had a positive and significant effect onthe development of MSMEs, partially the financial statements had a positive andsignificant effect on the development of MSMEs . The influence of the role of womenin improving business and financial statements can explain the variation of MSMEDevelopment by 74% while the remaining 26% is explained by independentvariables not examined.Key Words: Women, Economy, Finance Report, UMKM Development
Pengungkapan Diri Perempuan Penyintas Autoimun sebagai Media Literasi di Instagram Dyah Kusumawati; Agustrijanto Agustrijanto
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.723 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1364

Abstract

Abstrak: Pengungkapan diri biasa dilakukan dalam komunikasi antar pribadi yangmenandai kedekatan antar orang yang terlibat di dalam komunikasi. Namunpengungkapan diri yang dilakukan oleh pemilik akun @fitrianfuad seorangpenyintas autoimun dilakukan di media sosial instagram. Penelitian ini bertujuanuntuk mendeskripsikan pengungkapan diri perempuan penyintas autoimmune dimedia sosial instagram. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif denganmetode etnografi virtual. Analisis yang digunakan dalam peneleitian ini adalahanalisis media siber dengan level ruang media, level dokumen media, level objekmedia dan pengalaman. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teoriself disclosure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan diridisampaikan menggunakan foto, video, dan tulisan dalam kolom caption. Setiapteks dan foto yang diproduksi dan dibagikan kepada khalayak penggunainstagram, dengan tujuan untuk melepaskan setiap persoalan yang ada didalamhidupnya sehingga melalui keterbukaan yang diungkapkan ke wilayah publikmembuat dirinya mendapat dukungan moril dalam bentuk support system danorang-orang didekatnya dan orang yang baru dikenalnya melalui instagram.Kata kunci: pengungkapan diri, perempuan, penyintas, autoimun, etnografivirtual, instagram Abstract: Self-disclosure is usually done in interpersonal communication that marksthe closeness between people involved in communication. Fitri Napiz is a survivor ofautoimmune. This Study aims to discribe the self-disclosure of womanwithautoimmune. The approach used is qualitative with etnography virtual methode.The analysis used in this research is the analysis of cyber media with the level ofmedia space, the level of media documents, the level of media object and theexperience. The Theory used in this reserach is self-disclosure theory. The Resultsshowed that self-disclosure was conveyed using photos, videos, and the text incaption column. Every text and photos produced and distributed to the users ofinstagram, this is a way for Fitria Napiz to release every problem in her life. So thatthrough the oppenness that is revealed to the public domain. She gets moral supportlike support system from people nearby and new people she knows throughinstragam.Key words: self-disclosure, women, autoimmune, etnografi virtual, instagram
Perkembangan Keterwakilan Politik Perempuan di DPRD Provinsi Sumatera Barat (Studi Komparatif Kebijakan Affirmative Action Periode Pemilu Legislatif 2004-2014) Sri Zul Chairiyah
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.161 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1365

Abstract

Abstrak: Rendahnya angka keterpilihan perempuan di lembaga Legislatif di Indonesia masih menjadi kajian menarik oleh beberapa kelompok sampai sekarang, sebut saja diantaranya yaitu kelompok pegiat gender. Salah satu lembaga legislatif di Indonesia yang memiliki masalah dengan angka rendahnya keterpilihan perempuan adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat. Sejak hadirnya kebijakan pemerintah yang tertuang dalam pasal 65 UU nomor 12 tahun 2003 yaitu tentang penetapan kuota 30% keterwakilan politik perempuan di legislatif sebagai affirmative action dalam pemilu 2004 sampai sekarang, faktanya kebijakan tersebut masih belum mampu meningkatkan jumlah keterpilihan perempuan di lembaga legislatif. Selama 3 periode pemilu, jumlah laki-laki masih diatas jumlah perempuan. Bahkan angka kritis 30% untuk perempuan di lembaga legislatif pun tidak tercapai. Sejauh ini, angka maksimal keterpilihan perempuan yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat hanya berjumlah 7 orang dari total keseluruhan sebanyak 65 orang. Tentunya, affirmative action perlu mengalami perbaikan lagi, sampai akhirnya kebijakan itu dapat menjadi solusi terhadap krisis perempuan dalam politik. Dari berbagai faktor penyebab tidak tercapainya tujuan peningkatan perempuan di lembaga legislatif, sepertinya butuh pembedahan kasus yang lebih mendalam lagi. Gunanya agar kebijakan yang dihasilkan lebih tepat sasaran, efektif dan efisien. Sedangkan manfaat akhirnya adalah dapat menjadi masukan untuk pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan affirmative action yang sukses meningkatkan angka perempuan di lembaga legislatif di Indonesia pada umumnya dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat khususnya. Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif dengan teknik komparatif. Adapun beberapa konsep dan teori yang dipergunakan yaitu konsep affirmative action, teori keterwakilan politik perempuan, dan konsep bias gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala masih rendahnya keterwakilan politik perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat disebabkan oleh faktor keuangan yang dimiliki calon, stereotype, gender, budaya patriarki dan lemahnya kemampuan caleg perempuan dalam politik serta modal komunikasi yang belum baik. Ada tiga hal untuk membuat kesuksesan terhadap kebijakan affirmative action yaitu pertama perbaikan dari aspek peraturan, kedua, perbaikan dari aspek perempuan calon dan ketiga adalah perbaikan dari pola pemikiran masyarakat.Kata kunci: Perkembangan Keterwakilan Politik Perempuan, Studi Komparatif, Affirmative Action, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera BaratAbstract: The low number of women elected at legislative institutions in Indonesia is still an interesting study by several groups until now, including the gender activist group. One of the legislative institutions in Indonesia that has problems with the low number of women being elected is the Regional Representative Council of the Province of West Sumatra. Since the introduction of a special temporary government policy for women/affirmative action (2004 elections) until now, the fact is that the policy has not been able to increase the number of women elected in the legislature. During the 3 election periods, the number of men was still above the number of women. Even the 30% critical figure for women in the legislature was not reached. So far, the maximum number of women elected in the Regional Representative Council of West Sumatra Province is only 7 people out of a total of 65 people. Of course, affirmative action needs to be improved again, until finally the policy can be a solution to the crisis of women in politics. Of the various factors that have not achieved the goal of increasing women in the legislature, it seems that more in-depth cases are needed. The point is that the resulting policies are more targeted, effective and efficient. While the final benefit is that it can be input for the government in the process of making a successful affirmative action policy that increases the number of women in the legislative body in Indonesia in general and the Regional Representative Council of West Sumatra Province in particular. This study uses qualitative methods with comparative techniques. Some of the concepts and theories used are the concept of affirmative action, the theory of women's political representation, and the concept of gender bias. The results showed that the constraints of the low political representation of women in the Regional Representatives Council of West Sumatra Province were caused by financial factors owned by candidates, stereotypes, gender, patriarchal culture and the weak ability of female candidates in politics and lack of communication capital. There are three things to make a success of the affirmative action policy, namely the first improvement from the aspect of regulation, second, the improvement from the aspect of a prospective woman and third is the improvement of the community's mindset.Key words: Women Political Representation, Comparative Study, Affirmative Action, Regional Representative Council of the Province of West Sumatra
Penyesuaian Diri Ibu Mertua terhadap Menantu Perempuan yang Tinggal Bersama di Awal Pernikahan pada Budaya Jawa Eustalia Wigunawati
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.453 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1366

Abstract

Abstrak: Artikel ini membahas penyesuaian diri ibu mertua terhadap menantu yang tinggal bersama di awal pernikahan. Artikel sebelumnya banyak menunjukkan bahasan dari sudut pandang menantu, namun masih jarang yang membahas dari sudut pandang ibu mertua. Artikel ini menggunakan metode konseptual. Metode ini menggunakan beberapa acuan dalam membahas mengenai permasalahan diangkat. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah memperkaya kajian yang sudah ada, namun dilihat dari sudut pandang ibu mertua, dan memberikan kontribusi terhadap penyelesaian konflik yang terjadi antara ibu mertua dengan menantu yang tinggal bersama di awal pernikahan. Kesimpulannya adalah ibu mertua yang memasuki masa dewasa madya harus melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Salah satu penyesuaian diri yang harus dilakukan oleh ibu mertua adalah adanya perubahan anggota keluarga baru yaitu kehadiran menantu. Penyesuaian diri yang harus dilakukan oleh ibu mertua mengacu pada lima aspek yaitu memiliki persepsi terhadap realitas yang ada, kemampuan seseorang dalam mengatasi kecemasan dan stress, seseorang memiliki gambaran diri yang positif, kemampuan seseorang dalam mengekspresikan emosi dengan baik, dan memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain. Selain itu, sebagai perempuan Jawa, ibu mertua harus memiliki nilai-nilai yang dijunjung yaitu rukun, hormat, pengendalian diri dan kesabaran.Kata Kunci: Penyesuaian Diri, Perempuan Jawa, Ibu Mertua, Menantu Perempuan Abstract: This article discusses the adjustment of mother-in-law to daughter-in-law who lived together at the beginning of marriage. Most of the previous articles show the discussion from the point of view of a daughter-in-law, but still rarely discuss it from the point of view of the mother-in-law. The method used in this article is the conceptual method. This method uses several references in discussing the issues raised. The purpose and benefits of this research are to enrich existing studies, but viewed from the perspective of the mother-in-law, then contribute to the resolution of conflicts that occur between the mother-in-law and the daughter-in-law who live together at the beginning of marriage. The conclusion is that mother-in-law entering middle adulthood must make adjustments to the changes that occur. One adjustment that must be done by the mother-in-law is the change in new family members, namely the presence of a daughter-in-law. The adjustment that must be done by the mother-in-law refers to five aspects. these aspects are having a perception of reality, someone's ability to deal with anxiety and stress, someone having a positive self-image, one's ability to express emotions well, and having a good interpersonal relationship with others. In addition, as a Javanese woman, mother-in-law must have values that are upheld, namely harmony, respect, self-control and patience.Key Words: Adjustments, Javanese Woman, Mother-in-law, Daughter-in-law
Bidadari Halmahera: Hirarki Gender dalam Kisah Romansa Primadona Desa Sepril Melani Ubyaan
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.742 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1367

Abstract

Bidadari Halmahera: Hirarki Gender dalam Kisah Romansa Primadona Desa

Page 1 of 1 | Total Record : 5