cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK
ISSN : 2620617X     EISSN : 25795805     DOI : -
Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK (JPKF) adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan dengan No. ISSN 2579-5805. Jurnal ini merupakan konsorsium yang dibentuk oleh tiga institusi yaitu Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang dan Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manokwari. Semula pencantuman nama penerbit oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu, namun mulai volume 2 tahun 2018 pencantuman nama penerbit oleh tiga institusi yang berkolaborasi. JPKF diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober). Sejak awal pendirian pada tahun 2017 pengelolaannya dirancang mengikuti sistem jurnal elektronik. Publikasi ilmiah pada jurnal ini meliputi bidang Silvikultur, Jasa Lingkungan, Biometrik, Pemanenan dan Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, Perlindungan, Konservasi Sumberdaya, Sosial Ekonomi dan Kebijakan, Ekologi Tumbuhan, Mikrobiologi dan Bioteknologi, Sifat Dasar Kayu dan Tumbuhan, Hidrologi dan Konservasi Tanah.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK" : 5 Documents clear
AKTIVITAS ENZIM HYDROXYMETHYLGLUTARYL COENZYME A REDUCTASE PADA INDUKSI GAHARU Aquilaria malaccensis MENGGUNAKAN PUPUK UREA DAN Fusarium solani (HYDROXYMETHYLGLUTARYL COENZYME A REDUCTASEACTIVITY ON Aquilaria malaccensis AGARWOOD INDUCTION WITH NITROGEN FERTILIZER AND Fusarium solani) Resti Wahyuni
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.693 KB) | DOI: 10.20886/jpkf.2017.1.1.1-8

Abstract

Aquilaria malaccensis merupakan salah satu spesies penghasil gaharu di Indonesia. Senyawa gaharu terbentuk sebagai respon pertahanan pohon gaharu terhadap berbagai gangguan seperti gangguan fisik, infeksi patogen atau perlakuan kimiawi. Gaharu mengandung bermacam-macam senyawa kimia. Kandungan senyawa kimia terbesar adalah sesquiterpen. Biosintesis sesquiterpen dapat diprediksi dengan melihat aktivitas enzim Hydroxymethylglutaryl coenzyme A reductase (HMGR). Pengukuran aktivitas enzim HMGR menggunakan metode spektrofotometri. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas enzim HMGR pada induksi gaharu Aquilaria malaccensis perlakuan pupuk urea dan Fusarium solani untuk memperkirakan terjadi/tidak nya sintesis sesquiterpen melalui jalur asam mevalonat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas enzim HMGR pada kombinasi perlakuan pemupukan urea dan F. solani sebesar 0.0796 unit/mgP, pada perlakuan F. solani sebesar 0.0130 unit/mgP, pada perlakuan pupuk urea maupun tanpa perlakuan (kontrol) sebesar 0.0023 unit/mgP saat 30 hari setelah perlakuan (HSP). Aktivitas enzim HMGR saat 30 HSP dipengaruhi oleh interaksi antara perlakuan pupuk urea dan F. solani. Aktivitas enzim HMGR saat 30 HSI masih tergolong rendah sehingga kemungkinan belum terjadi sintesis terpenoid melalui jalur asam mevalonat.
PENILAIAN EKONOMI PENGELOLAAN WISATA ALAM DI CAGAR ALAM PEGUNUNGAN ARFAK KABUPATEN MANOKWARI, PAPUA BARAT (Studi Kasus Kampung Kwau Distrik Minyambouw) [Economic Valuation of Ecotourism Management in Arfak Mountains Nature Reserve of Manokwari Regency (Case Study of Kwau Village of Minyambouw District)] Abdullah Tuharea; Hardjanto Hardjanto; Yulius Hero
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.746 KB) | DOI: 10.20886/jpkf.2017.1.1.9-20

Abstract

Pengelolaan dan pemanfaatan jasa lingkungan seperti wisata alam yang terjadi selama ini di wilayah Cagar Alam Pegunungan Arfak (CAPA) belum menjadi perhatian stakeholder terkait dikarenakan kurangnya informasi tentang manfaat ekonominya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai ekonomi pengelolaanwisata alam di Kampung Kwau, Distrik Minyambouw, Kabupaten Manokwari. Kampung Kwau merupakan salah satu daerah penyangga dari Cagar Alam Pegunungan Arfak. Metode yang digunakan adalah Travel Cost Method (TCM) dengan sistem zonasi (asal pengunjung). Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder dengan cara wawancara serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwanilai ekonomi pengelolaan wisata alam di Kampung Kwaupada tahun 2011 adalah  Rp. 895.868.125 dari total biaya pengeluaran pengunjung.Biayapengeluaranyang terbesar adalah biaya transportasi (91%).Obyek wisata alam andalan Kampung Kwau adalah bird watching. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam pengelolaan kawasan CAPA.  
PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP PRODUKSI TUNAS PADA KEBUN PANGKAS BIDARA LAUT (Strychnos lucida R Brown) [The Effect of Hedging to The Production of Shoots on The Hedge Orchard of Strychnos lucida R Brown] Krisnawati Krisnawati; Anita Apriliani Dwi Rahayu
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.924 KB) | DOI: 10.20886/jpkf.2017.1.1.31-38

Abstract

ABSTRACT  Bidara laut (Strychnos lucida R Brown) is a potential of traditional medicinal plant, especially in the area of Bali and NTB. Efficacy of S. lucida wood is used to malaria medicine and stamina enhancer. One way to ensure the supply of raw material of S. lucida, need to be cultivated as plant propagation by cuttings. Vegetative propagation of plants using shoot cuttings needs juvenile plant material. One of way to get it is build the hedge orchard. Hedging techniques are necessary aspect on hedge orchard management whose role is to determine the productivity and quality of the cutting materials. This study aims to determine the effect of stock plant height after hedging (10 cm and 20 cm) to the production of shoots. The study design used completely randomized design. The parameters measured were the number of shoots and length of shoot after four months of observation. The results showed that the difference of stock plant height of S. lucida after hedging affects the number of shoots and length of shoots that was produced. Average of number of shoots that was produced after four months on height of hedging at 20 cm was higher than height of hedging at 10 cm i.e. 2.59 shoots. This was contrasts with an average of length of shoots which produced that height of hedging at 10 cm would indicate that the length of shoots was better than at 20 cm i.e. 8.99 cm.                                                         ABSTRAKBidara laut (Strychnos lucida R Brown) merupakan tumbuhan obat tradisional yang potensial, khususnya di wilayah Bali dan NTB. Khasiat kayu bidara laut antara lain digunakan sebagai obat malaria dan penambah stamina. Salah satu cara untuk menjamin pasokan bahan baku kayu bidara laut, perlu dilakukan budidaya seperti perbanyakan tanaman dengan stek. Perbanyakan tanaman secara vegetatif menggunakan stek pucuk memerlukan bahan tanaman yang juvenil. Salah satu cara untuk mendapatkannya yaitu dengan membangun kebun pangkas. Teknik pemangkasan merupakan aspek yang diperlukan dalam pengelolaan kebun pangkas yang berperan untuk menentukan produktivitas dan kualitas bahan stek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi tanaman induk setelah pemangkasan (10 cm dan 20 cm) terhadap produksi tunas. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Parameter yang diukur adalah jumlah tunas dan panjang tunas setelah 4 bulan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tinggi tanaman induk bidara laut setelah pemangkasan mempengaruhi jumlah tunas dan panjang tunas yang dihasilkan. Jumlah tunas rata-rata yang dihasilkan setelah 4 bulan pemangkasan pada tinggi pangkasan 20 cm lebih baik dibandingkan tinggi pangkasan 10 cm yaitu 2,59 tunas. Hal ini berkebalikan dengan panjang tunas rata-rata yang dihasilkan, tinggi pangkasan 10 cm justru menunjukkan panjang tunas yang lebih baik dibandingkan tinggi pangkasan 20 cm yaitu 8,99 cm.
PERTUMBUHAN BANDENG DI DUA TAMBAK SILVOFISHERY YANG BERBEDA UMUR DI KAWASAN MANGROVE PANTAI UTARA KABUPATEN REMBANG (GROWTH OF MILKFISH IN TWO DIFFERENT AGE SILVOFISHERY FISHPONDS IN MANGROVE AREA IN NORTH COAST OF REMBANG REGENCY) Krisnawati Krisnawati; Erny Poedjirahajoe Poedjirahajoe
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.892 KB) | DOI: 10.20886/jpkf.2017.1.1.39-49

Abstract

Silvofisherymerupakanpolaagroforestry yang digunakan dalam pelaksanaan program perhutanan sosial dikawasan hutan mangrove. Petani dapat memelihara ikan, udang, kepiting atau jenis komersial lainnya untuk memelihara hutan mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan bandeng pada tambak silvofishery tahun buat 1960 (A) dan tahun buat 1970 (B). Metode untuk mengetahui pertumbuhan berat bandeng yaitu setiap tambak diberi keramba jaring sebagai plot pengamatan dengan tiga kali ulangan. Peletakanplotberada di kiri-kanan dan tengahtambak agar mewakililuasantambak. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriftif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada tambak A dengan umur tambak 47 tahun pertumbuhan rata-rata 10 ekor bandeng : 869,33gram dan pada tambak B dengan umur 37 tahun pertambahan berat rata-rata per 10 ekor bandeng : 866,11 gram. Selisih rata – rata peningkatan bandeng di kedua tambak sebesar 3,22 gram,yang artinya umur tambak tidak mempengaruhi pertumbuhan bandeng di kawasan mangrove Pantai Utara Kabupaten Rembang.
UJICOBA PENINGKATAN PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN MIMBA DI NUSA PENIDA DENGAN TEKNIK MANIPULASI LINGKUNGAN (Trial For Increasing Early Growth Of Neem By The Enviromental Manipulation In Nusa Penida ali setyayudi; budi hadi narendra; ryke nandini
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.1 KB) | DOI: 10.20886/jpkf.2017.1.1.21-30

Abstract

Abstract Neem can be choose for the rehabilitation activities in Nusa Penida. For increase the adaptability of neem on the critical area, the environmental manipulation can be apllied by add the manure, hydrogel, and terrace. For examine the efectivity of the environmental manipulation, this research aimed to study the growth of neem as the response of the environmental manipulation. Experimental latin square design was applied with five treatments, the addition of manure, manure + terrace, manure + hydrogel, terrace + hydrogel, and control. The results showed the environmental manipulation treatment can increase the growth of neem.  The manure and hygrogel treatment give the higest growth than other. Increasing twice more than the control plot. AbstrakMimba menjadi salah satu jenis yang dapat dipilih untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis di Nusa Penida. Untuk meningkatkan kemampuan adaptasi tanaman mimba dilakukan kegiatan manipulasi lingkungan yaitu dengan penambahan pupuk kandang, hydrogel, dan pembuatan gulud. Guna mengetahui efektifitas kegiatan manipulasi lingkungan maka penelitian ini akan ditujukan untuk mengetahui adakah peningkatan pertumbuhan tanaman mimba akibat kegiatan manipulasi lingkungan yang dilakukan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah pola latin square dengan lima perlakuan yaitu penambahan pupuk kandang, pupuk kandang+gulud, pupuk kandang + hydrogel, gulud+hydrogel, dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan tanaman mimba akibat adanya kegiatan manipulasi lingkungan yang diberikan. Pemberian pupuk kandang dan hydrogel memiliki peningkatan pertumbuhan tanaman mimba paling besar dibandingkan yang lain yaitu dua kali lipat kontrol. 

Page 1 of 1 | Total Record : 5