cover
Contact Name
Darwanto
Contact Email
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap
ISSN : 19078229     EISSN : 25026410     DOI : -
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, Agustus, Desember. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap memuat hasil-hasil penelitian bidang “natural history” (parameter populasi, reproduksi, kebiasaan makan dan makanan), lingkungan sumber daya ikan dan biota perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)" : 8 Documents clear
BEBERAPAASPEKBIOLOGI IKAN SEMBILANG(Plotosus canius) DI PERAIRANESTUARIABANYUASIN, SUMATERASELATAN Khoirul Fatah; Asyari Asyari
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.225-230

Abstract

Ikan sembilang (Plotosus canius) merupakan salah satu sumber daya ikan di perairan estuaria, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian beberapa aspek biologi ikan sembilang dilakukan pada bulanApril sampai Juli 2007. Contoh ikan diperoleh dari nelayan yang menangkap dengan alat tangkap belad dan rawai dasar. Hasil penelitian ini menunjukan ratio kelamin jantan terhadap betina yaitu 1:2. Organisme yang ditemukan dalamsaluran pencernaan terdiri atas lima jenis yaitu potongan kepiting, udang, ikan, cacing, dan keong, sehingga ikan sembilang dapat digolongkan sebagai ikan karnivora. Pola pertumbuhan ikan sembilang bersifat isometrik (b=3), berartipertumbuhan panjang seiring dengan pertumbuhan bobot. Kelompok ukuran panjang ikan sembilang tertangkapdidominansi oleh ukuran panjang antara 25,1-30,1 cm. Eeltailed catfish (Plotasus canius) is one of the fish resources in the estuarine waters of Banyuasin South Sumatera. Research on some biological aspect of Plotosus canius was conducted from April to July 2007. Fishes were caught by fishermen using barrier traps and bottom long line. The results show that the sex ratio of male to female was 1:2. Organisms found in the digestive tract consists of five types crabs, shrimp, fish, worms, and snails. Thus eeltailed catfish can be classified as a carnivorous fish. The constant (=b) of length weight relationship of Plotosus canius was 3 (t-test) suggesting this species was length increment as fast as weight increment. Based on total length size group measured, fish dominontly caught in length of 25.1-30.1 cm.
BEBERAPAASPEKBIOLOGI IKANKUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRANTEGALDANSEKITARNYA Duranta Diandria Kembaren; Tri Ernawati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.658 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.261-267

Abstract

Ikan kuniran (Upeneus sulphureus)merupakan salah satu ikan demersal dari familiMullidae banyak tertangkap di perairan Laut Jawa. Penelitian ini tentang beberapa aspek biologi ikan kuniran di perairan Tegal dan sekitarnya dilakukan pada bulan Maret, April, dan Agustus 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa aspek biologi ikan kuniran, seperti nisbah kelamin, sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang dan bobot, tingkat kematangan gonad, panjang pertama kali matang gonad (length at first maturity), dan faktor kondisi. Ikan yangdiamati 358 ekor yang terdiri atas 170 jantan dan 188 betina. Perbandingan jumlah ikan jantan dan betinamenunjukanrasio kelamin yang tidak seimbang. Berdasarkan atas sebaran frekuensi panjang, ikan dengan panjang 9 cmFL mendominansi hasil tangkapan pada bulan Maret dan April dan pada bulan Agustus didominansi ikan dengan panjang 11 cmFL. Pertumbuhan ikan kuniran pada bulan Maret bersifat allometrik negatif, sedangkan pada bulan April danAgustus bersifat isometrik.Analisis tingkat kematangan gonad menunjukan bahwa pada bulan Agustus banyak ditemukan tingkat kematangan gonad I dan II dan pada bulanMaret banyak ditemukan tingkat kematangan gonad III dan IV. Ikan kuniran diduga pertama kali matang gonad pada ukuran panjang 9,87 cmFL. Faktor kondisi menunjukan tidak ada perbedaan antara bulan Maret, April, dan Agustus. The silver goatfish (Upeneus sulphureus) is demersal fish which caught excessively in the Java Sea and taxonomically belong to the family Mullidae. Some biological aspects of the silver goatfish in Tegal and adjacent waters were studied on March, April, and August in 2009. The objective of this research were to know some biological aspects, i.e. sex ratio, length frequency distribution, length weight relationship, gonad maturity stage, length at first maturity, and condition factor. A total of 358 fishes that consisted of 170 males and 188 females were examinated their biological aspects. The composition of male and female showed an unequal sex ratio. According to the lenght frequency distribution, the fishes of 9 cmFL were dominant onMarch and April, while on August was dominated by the fishes of 11 cmFL. The growth characteristic of the silver goatfish were allometric negative on March and isometric on April and August. Gonad maturity stage level 1 and 2 were dominant on August and level 3 and 4 onMarch. Lenght at first maturity (Lm) of silver goatfish were 9,87 cmFL. The condition factor showed that there is no difference on March, April, and August.
EVALUASIKEBERHASILANPENEBARANIKANBANDENG(Chanos chanos) DIWADUK IR. H. DJUANDA Didik Wahju Hendro Tjahjo; Sri Endah Purnamaningtyas; Endi Setiadi Kartamihardja
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.111 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.231-237

Abstract

Waduk Ir. H. Djuanda mempunyai potensi pengembangan budi daya ikan yang tinggi, dan pertumbuhan budi daya tersebut berkembang sangat pesat. Perkembangan yang pesat tersebut sangat berdampak pada penurunan kualitas air dan mendorong peningkatan kelimpahan plankton yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pemerintah melakukan penebaran ikan bandeng (Chanos chanos) pada bulan Juli sampai Agustus 2008 sebanyak 2.116.000 ekor benih dalam upaya menanggulangi kelimpahan plankton yang tinggi dan sekaligus meningkatkan produksi ikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberhasilan penebaran ikan bandeng di Waduk Ir. H. Djuanda, Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan setiap bulan pada periode bulan Juli 2008 sampai Januari2009. Pengamatan dilakukan denganmetode teratifikasi dengan enamtitik stasiun pengamatan. Evaluasi keberhasilan penebaran ikan bandeng dievaluasi kemampuan memanfaatkan kelimpahan plankton, pertumbuhannya, dan dapat tertangkap kembali.Hasil analisis kebiasaanmakan, ikan bandeng mempunyai kemampuan yang tinggimemanfaatkan kelimpahan plankton di perairan tersebut, dan ikan ini mempunyai laju pertumbuhan yang sangat cepat (K=3.381 dengan L”=45 cm). Ikan bandeng ini dapat tertangkap kembali oleh nelayan setempat pada bulan September 2008 sampai Pebuari 2009 dan juga secara tidak langsung mampu memperbaiki kualitas perairanWaduk Ir. H. Djuanda. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan dampak penebaran ikan bandeng untuk memperbaiki kualitas perairan dan peningkatan kesejahteraan nelayan, maka perlu dilanjutkan penelitian strategi penebaran ikan bandeng dan penguatan kelembagaan nelayan yang ada. Ir. H. Djuanda Reservoir has high potency in developing of fish culture, that the growth has developed very fast. The fast growth of fish culture affected the degradation of water quality and push increasing of plankton abundance. Therefore, government conduct stocking of bandeng on July until August 2008 as much 2,116,000 individual as on effort of overcoming of plankton bloom and increasing of fish production. The aim of this study is to evaluate the successfulness of fish stocking of bandeng (Chanos chanos) in Ir. H. Djuanda Reservoir, Purwakarta, and West Java. The research was conducted every month at period of July 2008 until January 2009. Observation was done by sampling stratification method at 6 point of observation station. Evaluation of successfulness fish stocking base on the ability using of plankton, the growth and percentage of recaptured. The result should that bandeng have high ability inusing of plankton in waters as a feed (97.8%), and this fish had high growth rate (K=3.381 and L”=45 cm). This fish could be recaptured by local fisherman in September 2008 until February 2009. Beside, this bandeng stocking indirectly have been able to improve waters quality of Ir. H. Djuanda Reservoir. Therefore, the effort of increasing impact of bandeng stocking improved waters quality and improvement of fisherman prosperity, thus require to be continued of bandeng stocking and reinforcement institute of local fisherman.
SEBARANLONGITUDINAL FITOPLANKTONDI SUNGAIMARO, KABUPATENMERAUKE, PROVINSI PAPUA Lismining Pujiyani Astuti; Yayuk Sugianti
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.092 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.269-275

Abstract

Sungai Maro merupakan salah satu sungai besar di Kabupaten Merauke, berfungsi sebagai habitat ikan hias yang bernilai ekonomis penting yaitu ikan arwana (Scleropages jardinii) dan kakap batu (Datnioide aquadraticus). Wilayah sekitar sungai merupakan rawa-rawa yang merupakan habitat ikan arwana terutama di wilayah tengah sampai hulu sungai. Fitoplankton merupakan produser dan pakan alami beberapa jenis ikan di SungaiMaro. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sebaran longitudinal fitoplankton yang ada di SungaiMaro, Kabupaten Merauke. Penelitian ini dilakukan dengan survei dan pengambilan contoh dilakukan pada bulan Desember 2007 di lima stasiun pengamatan pada lokasi pemijahan ikan arwana di ruas Sungai Maro. Parameter yang dianalisis adalah komposisijenis dan kelimpahan fitoplankton. Hasil pengamatan di lima stasiun pengamatan, ditemukan lima kelas fitoplankton yang terdiri atas kelas Chlorophyceae (14 genus), Cyanophyceae (satu genus), Bacillariophyceae (tujuh genus), Dinophyceae (dua genus), dan Euglenaphyceae (satu genus), dengan kelimpahan fitoplankton berkisar 49.294- 66.396 ind./L. Persentase fitoplankton tertinggi dari ruas atas sampai bawah adalah Staurastrum dominan dari Stasiun Barkey danWeloyah, Synedra di Stasiun Mouwer dan Toray, Ulothrix di Stasiun Kaliwanggo. Sedangkan urutan keberadaan kelas fitoplankton dari ruas atas sampai bawah di SungaiMaro adalah Chlorophyceae di StasiunBarkey, Weloyah, dan Mouwer, kemudian Bacillariophyceae di Stasiun Toray dan Chlorophyceae di Stasiun Kaliwanggo. Maro River is one of big river inMerauke Regency and serve as ornamental fish habitat of arowana (Sleropages jardinii) and Datnioides aquadraticus that economically has high value. Around of this river are wetland area that is arwana habitat mainly at middle and upper river. Phytoplankton is natural feed producer for several fishes species at Maro River. Aim of this paper was to know longitudinal distribution of phytoplankton atMaro River. The research was conducted by survey method and sampling was conducted in December 2007 at 5 sampling stations on arwana fish spawning sites located at Maro River. The parameters were analyzed include composition and abundance of phytoplankton. Result showed that at five sampling stations were found 5 classes of phytoplankton which consists of the class Chlorophyceae (14 genera), Cyanophyceae (1 genera), Bacillariophyceae (7 genera), Dinophyceae (2 genera), and Euglenaphyceae (1 genera) with the abundance of phytoplankton ranges from 49,294- 66,396 ind./L. The highest percentage of phytoplankton in each station was found from upper to lower segment was Staurastrum found at Barkey and Weloyah Synedra at Mouwer and Toray, Ulothrix at Kaliwanggo. While the presence of phytoplankton class was found from upper to lower on Maro River was Chlorophyceae at Barkey, Weloyah, andMouwer, Bacillariophyceae at Toray and Chlorophyceae at Kaliwanggo.
BEBERAPAPARAMETERPOPULASI IKANBAWALAIRTAWAR (Colossomamacropomum)DIWADUKCIRATA, JAWABARAT Masayu RahmiaAnwar Putri; Didik WahjuHendro Tjahjo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.157 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.239-244

Abstract

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) saat ini merupakan ikan konsumsi yang telah banyak dibudidayakan karena proses produksinya yang cukup singkat dan tahan terhadap serangan penyakit. Penelitian ini dilakukan untukmenduga hubungan panjang dan bobot, parameter pertumbuhan,mortalitas, dan upaya penangkapan ikan bawal air tawar. Penelitian ini dilakukan di Waduk Cirata Jawa Barat pada tahun 2008 dan 2009. Hubungan panjang dan bobot ikan bawal air tawar digambarkan dalampersamaanW=0,0365L2,7788 dengan faktor kondisi 1,07. Pendugaan parameter pertumbuhan yang diperoleh adalah L¥=29,40 cm, K=0,19 per tahun, dan t0=0,89 tahun. Nilai Z=0,82 per tahun,M=0,61 per tahun, F=0,20 per tahun, dan E=0,25, karena E<Eoptmaka diduga belumterjadilebih tangkap. Present, bawal freshwater (Colossomamacropomum) was a consumption fish that have been cultivated because the short production process and was very resistant to diseases. This study was carried out for estimating length weight relationship, growth parameter, mortality, and catching effort of bawal freshwater. This research was carried out at Cirata Reservoir, West Java on 2008 and 2009. The length weight relationship was described by the equationW=0.0365L2.7788 with condition factor 1.07. Estimating of growth parameters which obtained were L¥=29.40 cm, K=0.19 per year, and t0=0.89 year. The value of Z=0.82 per year, M=0.61 per year, F=0.20 per year and E=0.25. Because E<Eopt, then estimated, that the fish population has not over exploited.
PRODUKTIVITAS PRIMERFITOPLANKTONDI SITUPANJALU, KABUPATENCIAMIS, JAWABARAT Andri Warsa; Kunto Purnomo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.506 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.245-253

Abstract

Situ Panjalu merupakan badan air yang secara administratif terdapat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dengan luas 45 ha. Produktivitas primer adalah laju produksi karbon organik per satuan waktu pada suatu ekosistem akuatik yangmerupakan hasil penangkapan energimatahari oleh tumbuhan hijau untuk diubahmenjadi energi kimia melalui fotosintesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas primer fitoplankton di Situ Panjalu. Penelitian di lakukan pada bulanAgustus 2010. Pengukuran produktivitas primer fitoplankton horisontal dilakukan pada tiga stasiun penelitian yaitu Kampung Duku, BanjarWaru, dan Simpar sedangkan secara vertikal pada kedalaman 0,5 m(permukaan) dan 2 mdenganmetode botol gelap dan terang. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa Situ Panjalu merupakan perairan yang subur (eutrofik dan hipertrofik) dengan nilai produktivitas primerkotor, bersih, dan respirasi masing-masing berkisar antara 47,1-207,8; 2,2-193,8; dan 9,4-173,3 mgC/m3/jam.Kelimpahan individu fitoplankton berkisar 1.006-437.610 ind./L dengan genera yang banyak ditemukan adalah genera Closterium dari kelas Chlorophyceae, genera Oscillatoria dari kelas Cyanophycea, dan genera Peridinium dari kelas Dinophyceae. Panjalu Pond located at Ciamis Regency,West Java Province with area is 45 ha. Primary productivity represents the synthesis of organic matter of aquatic system. The aim of this research to know primary productivity of phytoplankton at Panjalu Pond. This research was done in August 2010 at 3 stations include Kampung Duku, BanjarWaru, and Simpar. Sampling site was at 2 in depth that were surface (0.5 m) and 2 m. Sampling method was done with dark light bottlemethod. Result of the research showed that Panjalu Pondwas eutrophic and hypereutrophic level with gross primary productivity, net primary productivity, and respiration respectively range from 47.1- 207.8; 2.2-193.8; and 9.4-173.3 mgC/m3/h. Abundance of phytoplankton range from 1,006-437,610 ind./L with dominant genera Closterium from class Chlorophyceae, genera Oscillatoria from class Cyanophycea, and genera Peridinium from class Dinophyceae.
KEBIASAANMAKAN DANBIOLOGI REPRODUKSI IKANMOTAN (Thynnichthys polylepis) DIWADUK KOTOPANJANG, RIAU Asyari Asyari; Khoirul Fatah
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.895 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.217-224

Abstract

Ikan motan (Thynnichthys polylepis) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup penting di Kabupaten Kampar. Ikanmotan diWaduk Kotopanjang termasuk jenis ikan yang dominan dan digemarimasyarakat. Penelitian ini untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kebiasaan makan dan biologi reproduksi dilakukan pada bulan Agustus sampai Nopember 2009. Penelitian ini dilakukan melalui metode survei dengan pengambilan contoh dilakukan secara purposive sampling. Untuk mengetahui kebiasaan makan digunakan metode Indeks Preponderan, kematangan gonad diamati secara morfologi dan penentuan fekunditas dihitung dengan metodegravimetrik. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa ikan motan tergolong jenis ikan herbivora dengan pakan utama makrofita 49,9%, pakan pelengkapnya adalah phytoplankton 22,6% dan detritus 17,4%, dan pakan tambahan terdiri atas protozoa 0,8%, rotifera 0,5%, dan crustaceae 0,4%. Selain itu makanan yang tak teridentifikasi 8,4%. Ikan motan memijah secara bertahap (parsial) dimulai pada bulan Nopember. Fekunditas ikan motan berjumlah antara 25.360-61.198 butir dengan diameter telur pada kisaran antara 0,31-0,90mm, serta indeks kematangan gonad antara 6,65-17,56%. Motan (Thynnichthys polylepis) is one of fish species having the economically important value in Kampar Regency. In Kotopanjang Reservoir motan is a kind of fish which is dominant and it is liked by the people. The objectives of the research were to get data and information of food habit and the biology reproduction such as gonadal maturity, fecundity, and egg diameter has been carried out on August to November 2009. The research is done with the survey method, meanwhile the samples taken by purposive sampling. Food habit can used an index of preponderance method, the gonadal maturity is used by the morphology, meanwhile fecundity is counted by gravimetric. The result of the research shows that motan is belong to a herbivore fish with a mean food macrophyta of 49.9% as a mean food, phytoplankton of 22.6% and detritus of 17.4% as complement food. Meanwhile the addition food such as protozoa of 0.8%, rotiferas of 0.5%and crustaceae of 0.4%. Beside that, the unidentify part is 8.4%. Motan spawning by partial which is started on November. Fecundity of motan shows that the total egg varied between 25,360-61,198 with egg diameter is between 0.31-0.90 mm. Meanwhile index maturity of gonads is between 6.15-17.56 %. Based on the aspects some water quality.
BENTUKPERTUMBUHANKARANGDAERAHTERTUTUP DANTERBUKADI PERAIRAN SEKITARPULAU PAMEGARAN, TELUKJAKARTA Anthony Sisco Panggabean; Bram Setiadji
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.754 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.255-260

Abstract

Lingkungan perairan dapat membedakan bentuk pertumbuhan karang. Untukmengetahui bentuk pertumbuhan karang pada dua lingkungan perairan karang yang berbeda di perairan sekitar Pulau Pamegaran Teluk Jakarta menggunakanmetode life form transek (line intercept transec). Penelitian ini dilakukan pada bulanMei sampai Juli 2005. Hasil pengamatan menunjukan bahwa genus karang yang mendominansi adalah Acropora, Porites, dan Montipora dengan bentuk pertumbuhan karang bercabang dan karang batu ataumasif.Adaptasi bentuk pertumbuhan karang yang dominan pada daerah tertutup (leeward) yaitu bercabang dan genus dominan Acropora. Pada daerah terbuka (windward) bentuk pertumbuhan karang yang dominan yaitu karang batu dari genus Porites. Kondisi substrat di sekitar perairan terbuka di bagian utara Pulau Pamegaran terdiri atas pasir (medium sand) dan di perairan tertutup bagian timur kerikil (pebble) dan pecahan karang mati (rubble). Marine envinronment can make the bend of coral shape were different in the certain areas. Line intercept transec was used to study live coral cover in the waters around of Pamegaran Island, Jakarta Bay. The research was done inMay until July 2005. The results showed that Acropora, Porites, and Montipora were dominat with the bend of coral shape branching and massive. Adaptation of the bend of coral shape in leeward was branching with the dominat genera Acropora.Meanwhile, in the windward area the dominat genera was Porites with bend of coral shape massive. Substrat condition in leeward ares at Pamegaran Island wre dominated by medium sand and the winward areas were dominated by pebble and rubble

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023 Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023 Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022 Vol 14, No 2 (2022): (Agustus) 2022 Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022 Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021 Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021 Vol 13, No 1 (2021): (April) 2021 Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020 Vol 12, No 2 (2020): (AGUSTUS) 2020 Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020 Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019 Vol 11, No 2 (2019): (Agustus) 2019 Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019 Vol 10, No 3 (2018): (Desember) 2018 Vol 10, No 2 (2018): (Agustus) 2018 Vol 10, No 1 (2018): April (2018) Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017 Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017) Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017) Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016) Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016) Vol 8, No 1 (2016): (April 2016) Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015) Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015) Vol 7, No 1 (2015): (April 2015) Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 6, No 1 (2014): (April 2014) Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 5, No 1 (2013): (April 2013) Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 4, No 1 (2012): (April 2012) Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011) Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011) Vol 3, No 4 (2011): (April 2011) Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 3, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009) Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009) Vol 2, No 4 (2009): (April 2009) Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 2, No 1 (2008): (April 2008) Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007) Vol 1, No 4 (2007): (April 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) More Issue