cover
Contact Name
Harry Octavianus Sofian
Contact Email
harry.octavianus@kemdikbud.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
harry.octavianus@kemdikbud.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
AMERTA
ISSN : 02151324     EISSN : 25498908     DOI : -
AMERTA Journal of Archeology Research and Development publish and issued by Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (the National Research Centre of Archaeology) - Agency of Research and Development - Ministry of Education and Culture Republic of Indonesia, publish since 1985. AMERTA is an open access journal without any charge during article processing. AMERTA presents original articles about knowledge and information of the results of the latest research and development in the archeology and related sciences, such as chemistry, biology, geology, paleontology, and anthropology, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 33 No. 2 (2015)" : 9 Documents clear
Preface Amerta Volume 33, nomor 2, tahun 2015 Redaksi Puslit Arkenas
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Informasi Arkeologi: Pangkalan Data Berbasis Daring Untuk Perekaman Data Artefak Tembikar Dan Keramik di Kawasan Percandian Muarajambi. Ingrid H.E. Pojoh; Dian Sulistyowati; Arie Nugraha; Dicky Caesario
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/amt.v33i2.216

Abstract

Abstract. Archaeological Information System: Network-based Data Resource for Recording Pottery and Ceramic Artifacts Data in Muarajambi Temples. Archaeological data recording activitystill faces many problems related to the accessibility and availability of an integrated data recording system. Database system is one of the many other solutions to solve the problem. Data management and database content-making have shown integration between two different knowledge that created an instrument for data recording based on network, which is a way to communicate where messages are delivered online. For users, this application can be a media for doing research. As for the filler, this database system becomes a data recording instrument which works effectively and efficiently. Forstudents, this database system can also help to increase the analysis ability. This activity focuses on making a network-based database system for pottery and ceramic artifacts from Muarajambi temples. Abstrak. Kegiatan perekaman data arkeologi sampai sekarang masih menjadi permasalahan tersendiri baik dari segi keterbukaan informasi maupun ketersediaan sarana perekaman data yang terintegrasi. Sistem pangkalan data merupakan salah satu pemecahan mengenai permasalahantersebut. Manajemen data dan pembuatan konten pangkalan data menunjukan integrasi dari dua ilmu yang berbeda sehingga dapat menghasilkan suatu instrumen perekaman data berbasis dalam jaringan (daring), yaitu suatu cara berkomunikasi yang penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan dengan atau melalui jaringan internet. Untuk pengguna, aplikasi ini dapat berfungsi sebagai wadah untukmelakukan penjajakan dalam rangka melakukan penelitian. Untuk pengisi, pangkalan data ini merupakan salah satu instrumen perekaman data yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Untuk mahasiswa, pangkalan data ini juga merupakan sarana pembelajaran untuk mempertajam kemampuananalisis. Kegiatan ini berfokus pada pembuatan sistem pangkalan data berbasis daring untuk temuantemuantembikar dan keramik yang ditemukan di Kawasan Percandian Muarajambi.
Ragam Hias Ular-Naga di Tempat Sakral Periode Jawa Timur* Hariani Santiko
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/amt.v33i2.217

Abstract

Abstract. Naga-Snake Ornaments at Sacred Places in East Java Period. Among those archaeological remains from Hindu-Buddhist in East Java period, dated from 8th to 16th centuries, was nagasnakeornament (snake with physical characteristic of a dragon) whether it stands alone or with a garuḍa figure. This ornament was found in temples, sacred bathing sites, and meditation caves. This ornament has not been found in earlier Hindu-Buddhist period in Central Java (early 6th to early 10th centuries). In order to understand the ideas behind this ornament selection, a historical-archaeology method was used based on artefactual and textual data, such as old manuscripts or inscriptions. East-Javanese śilpins used garuḍa and naga snake ornaments to manifest the story of Samudramanthana (Amŗtamanthana) and the story of Garudeya. Both stories tell the churning of the Ksirārnawa by the śura and aśura to get the amŗta (the holy water). This ornament can be found at Jalatunda bathingsite, Kidal temple, and Jabung temple. The preference to use Samudramanthana and Garudeya stories was related with the mythology of the mountain in Hinduism, which is believed as a “ladder” to Gods’ place. A temple is a miniature of Mahameru, the location of amŗta, guarded by the dragon-snake. Abstrak. Tinggalan Arkeologi dari masa Hindu-Buddha di Jawa Timur (abad ke-10-16), di antaranya berupa ragam hias ular-naga (ular dengan ciri-ciri fisik naga) yang digambarkan sendiri, maupun bersama tokoh garuḍa. Ragam hias ular-naga ini ditemukan di kompleks percandian, pemandian suci (patirthan), dan di gua-gua pertapaan. Menarik perhatian adalah, ragam hias jenis ini tidak ditemukan pada kepurbakalaan masa sebelumnya, yaitu masa Hindu-Buddha di Jawa Tengah (abad ke-6 sampai awal abad ke-10). Untuk mengetahui gagasan yang melatari dipilihnya artefak tersebut,akan diterapkan metode arkeologi-sejarah, yaitu metode yang menggunakan data artefaktual dan data tekstual, berupa naskah-naskah atau prasasti. Kemunculan garuḍa bersama ular-naga ini, dikemukakan bahwa para seniman Jawa Kuno menggunakan cerita Samudramanthana (Amŗtamanthana) dan cerita Garuḍeya. Kedua cerita tersebut menceritakan pengambilan dan perebutan air suci amŗta (air suci, air penghidupan) antara dewa (śura) dan aśura. Ragam hias ular-naga terdapat pada Pemandian Jalatunda, Candi Kidal dan Candi Jabung, Candi Panataran, Candi Kedaton dan sebagainya. Dipilihnya cerita Samudramanthana dan Garuḍeya terkait dengan mitologi gunung dalam agama Hindu, yangmerupakan “tangga naik” ke tempat dewa-dewa di puncaknya. Candi adalah bentuk miniatur dari Mahameru tersebut, tempat amŗta yang dijaga oleh ular-naga.
Peran Museum Majapahit Sebagai Mediator Pelestarian Warisan Budaya dan Industri Pembuatan Bata. Atina Winaya
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/amt.v33i2.218

Abstract

Abstract. The Role of Majapahit Museum as a Mediator between Heritage Preservation and Brick-Making Industry. Trowulan, the archaeological site which is believed as the former capital of theMajapahit Kingdom, currently suffers damages caused by the local brick-making industry. Majapahit Museum is one of the institutions which can suppress, or even stop, the growth and development of thebrick-making industry. The aim of this research is to provide a recommendation for the development of Majapahit Museum in the future in order to work as a mediator that can bridge both interestsbetween heritage preservation (government, archaeologists, academicians, and non-governmental organizations) and local citizens, especially the brick-makers. The methods used on this research is qualitative method through observation and literature study, followed by analysis based on new museology approach and cultural resources management approach. Based on the result, it is expected that the Majapahit Museum can play a key-role in raising the awareness of local citizens of the importance of the Trowulan site. The preserved site will provide benefits and positive impacts to three aspects in society, which are ideological, academic, and economic aspects. Abstrak. Trowulan, situs arkeologi yang diduga merupakan ibukota Kerajaan Majapahit, mengalami kerusakan yang semakin hari semakin parah seiring dengan perkembangan industri pembuatan bata oleh masyarakat setempat. Museum Majapahit adalah salah satu pihak yang dapat tampildalam upaya menekan, atau bahkan menghentikan, laju pertumbuhan dan perkembangan industri pembuatan bata tersebut. Penelitian dilakukan untuk memberikan suatu rekomendasi terhadap pengembangan Museum Majapahit pada masa mendatang agar dapat berperan sebagai mediator yangmenjembatani kepentingan pelestari budaya (baik pemerintah, arkeolog, akademisi, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat) dengan masyarakat Trowulan, khususnya para pembuat bata. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif melalui observasi dan studi literatur, disertaianalisis berdasarkan pendekatan new museology dan pendekatan cultural resources management. Berdasarkan hasil penelitian, Museum Majapahit diharapkan berperan sebagai media yang mampu menanamkan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat setempat mengenai pentingnya kelestarian Situs Trowulan. Situs yang lestari akan memberikan manfaat dan dampak positif terhadap tiga aspek di dalam kehidupan masyarakat, yaitu aspek ideologis, akademis, dan ekonomis.
Tambang Batu Bara Oranje Nassau, Kalimantan Selatan, Dalam Pandangan Arkeologi Industri Libra Hari Inagurasi
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/amt.v33i2.219

Abstract

Abstract. Oranje Nassau Coal Mine, South Kalimantan, in view Industrial Archaeology. Coal mining activities in Indonesia started in the 19th century. In the paper is presented archaeologicalremains on the site of the oldest coal mine in Indonesia, which is the Oranje Nassau coal mine. The site is located in the village of Pengaron, District Pengaron, Banjar regency, South Kalimantan. Thechronology of the site is 1849 (mid-19th century). Oranje Nassau is a coal mine operated by the Dutch government. When established, the mine occupied the territory of the Sultanate of Banjarmasin. Theintent of this paper is to provide an overview of the early industrial development in Indonesia through the oldest coal mine, Oranje Nassau, while the purpose is to identify the type, function, and therelationship between the remains of coal mines by using the approach of Industrial Archaeology. The method used is descriptive, historical and contextual analyses. The results have been obtained by theidentification of the relics of the ancient coal mine dating from the Dutch East India period. The relics of the coal mine are part of the coal mining activity facilities such as monumental building to put themachine, the coal pit wells, hallways, tunnels, floors made of brick, and iron wheels. Based on the survey results, it is revealed that coal mining is a technology that comes from outside, or technologyimported from Europe, not originated in Indonesia. Abstrak. Aktivitas pertambangan batu bara di Indonesia dimulai pada abad ke-19. Dalam tulisan ini dikemukakan tinggalan arkeologi dari situs tambang batu bara tertua di Indonesia, yakni tambang batu bara Oranje Nassau. Lokasi situs berada di Desa Pengaron, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Kronologi situs berasal dari tahun 1849 (abad ke-19). Oranje Nassau merupakan tambang batu bara yang diusahakan oleh pemerintah Hindia Belanda.Ketika didirikan, lokasi tambang itu menempati wilayah milik Kesultanan Banjarmasin. Tulisan ini bermaksud memberikan gambaran mengenai awal perkembangan industri di Indonesia melalui tambang batu bara tertua Oranje Nassau. Adapun tujuan tulisan ini adalah mengidentifikasi jenis, fungsi, dan hubungan antar tinggalan tambang batu bara dengan menggunakan pendekatan Arkeologi Industri (Industrial Archaeology). Metode yang digunakan adalah deskriptif, historis, dan analisis kontekstual. Hasil yang telah diperoleh yakni teridentifikasinya peninggalan-peninggalan tambangbatu bara kuno berasal dari masa Hindia Belanda. Peninggalan-peninggalan tersebut merupakan fasilitas kegiatan penambangan batu bara seperti bangunan monumental untuk menempatkan mesin, sumur lubang galian batu bara, lorong, terowongan, lantai dibuat dari bahan bata, dan roda besi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tambang batu bara merupakan teknologi yang berasaldari luar atau teknologi yang diimpor dari Eropa, bukan asli Indonesia.
Konflik dan Penyelesaian dalam Penelitian Arkeologi di Wilayah Kerja Balai Arkeologi Manado. Irfanuddin W. Marzuki
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/amt.v33i2.220

Abstract

Abstract. Conflicts and Solutions in Archaeological Research at Archaeological Research Office of Manado Area. The conflict between local people and the research team of archaeology wastriggered because the people did not understand the importance of archaeological research, in addition to lacking of communication between the two parties. The conflicts in the research areasof Archaeological Research Office of Manado namely happened during the research at Loga Site, Pada Village, Poso, and Leang Tuo Mane’e site in Talaud. This research aimed at mapping the conflict occurring during archaeological researches in working areas of Archaeological Research Office of Manado and inventing the solution so that it is expected that such conflict may not appear in the future. To obtain the data used are observational and interview methods. The conflict mapping was made to see clearly the relations among many parties; therefore, it is possible to identify the beginning of the conflict as well as its solutions. Aside from conflict mapping, communication with the local people is no less important. The research model of archaeology should be changed into multiple perspective model or democratic model. Abstrak. Konflik antara masyarakat dengan tim penelitian arkeologi dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat akan nilai penting penelitian arkeologi dan komunikasi yang tidak terjalin dengan baik. Konflik yang pernah terjadi pada kegiatan penelitian di wilayah Kerja Balai Arkeologi Manado berupa penelitian Situs Loga Desa Pada, Kabupaten Poso dan Situs Leang Tuo Mane’e di Kabupaten Talaud. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan konflik yang terjadi dalam penelitian arkeologi di wilayah kerja Balai Arkeologi Manado dan mencari jalan keluarnya sehingga dapat diselesaikan, serta tidak terjadi lagi pada masa mendatang. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah metode observasi (pengamatan) dan wawancara. Dalam mengurai konflik, penting dilakukan pemetaan, sehingga dapat terpecahkan dengan baik. Pemetaan konflik bertujuan untuk melihat hubungan di antara berbagai pihak secara lebih jelas, sehingga dapat diidentifikasi awal konflik dan tindakan yang akan dilakukan dalam memecahkan konflik. Selain pemetaan konflik, perlu menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar situs, sehingga tidak terjadi salah komunikasi dalam kegiatan penelitian. Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian arkeologi ini perlu diganti dengan model multiple perspective model atau democratic model.
Appendix Amerta Volume 33, Nomor 2, Tahun 2015 Redaksi Puslit Arkenas
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cover Amerta Volume 33, Nomor 2, Tahun 2015 Redaksi Puslit Arkenas
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Back Cover Amerta Volume 33, Nomor 2, Tahun 2015 Redaksi Puslit Arkenas
AMERTA Vol. 33 No. 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9