cover
Contact Name
Muhammad Nur Salim
Contact Email
denmassalim88@gmail.com
Phone
+6281392727084
Journal Mail Official
keteg@isi-ska.ac.id
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara No.19, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126, Indonesia
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Keteg : Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi
ISSN : 14122065     EISSN : 27146367     DOI : https://doi.org/10.33153/ktg
Core Subject : Art,
The journal is invited to the original article and has never been published in conjunction with another journal or conference. The publication of scientific articles is the result of research from both the external and internal academic communities of the Surakarta Indonesian Art Institute in the Karawitanologi discipline. The scope of distribution, Karawitan Education and Learning; Historical Study and Development of Karawitan; Study on Karawitan; Karawitan Organology Study; Karawitan Aesthetic Study; Karawitan Composition Study.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2020)" : 7 Documents clear
GARAP GEMBYANG DAN KEMPYUNG DALAM GENDÈRAN GENDHING GAYA SURAKARTA Ema Mega Mustika; Djoko Purwanto
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v20i2.3545

Abstract

Penelitian ini mengungkap tentang garap gembyang kempyung dalam gendèran gendhing gaya Surakarta.  Permasalahan yang dibahas terkait dengan pengertian gembyang kempyung, ricikan yang memiliki gembyang kempyung, hal-hal yang menjadi pertimbangan garap gembyang kempyung  dalam gendèran, dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan tafsir oleh penggendèr  akademis maupun alam. Data diperoleh melalui pengamatan pertunjukan, wawancara, dan studi pustaka.  Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang menekankan pada deskriptif analitik.  Permasalahan garap gembyang kempyung  dalam gendèran gending gaya Surakarta dikupas dengan menggunakan pendekatan pemikiran Supanggah mengenai unsur garap dan hal-hal yang berpengaruh dalam pembentukanan seorang pengrawit, dan teori lingkaran kempyung oleh Martopangrawit mengenai pathet.  Hasil dari studi ini menunjukkan, bahwa dalam garap gembyang dan kempyung diperlukan beberapa pertimbangan antara lain; alur balungan gending, cengkok mati, pathet, dan arah nada.  Pada praktiknya terdapat perbedaan hasil tafsir gembyang kempyung oleh para penggendèr alam maupun akademik.  Terjadinya perbedaan tafsir tersebut dikarenakan beberapa hal yakni, modal penggendèr, pertimbangan garap, kontinuitas garap, kemantapan rasa masing-masing penggendèr, dan adanya kebebasan tafsir dalam karawitan.
PERUBAHAN FORMAT MUSIKAL MACAPAT KINANTHI Kartika Nur Hekmawati; Rusdiyantoro Rusdiyantoro
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v20i2.3556

Abstract

 Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan dan perkembangan garap musikal dari Sekar Macapat Kinanthi menjadi beberapa bentuk gendhing, baik gendhing vokal maupun bentuk gendhing gamelan. Penulis menggunakan istilah perubahan dan perkembangan garap karena pada kenyataannya Sekar Macapat Kinanthi tidak hanya dibentuk menjadi gendhing gamelan saja, akan tetapi  juga  mengalami  perkembangan  dalam  bentuk  sajian  vokal  yang  lain, seperti: sajian bawa dan palaran.Melalui analisis perbandingan sèlèh nada pada setiap baris sekar Macapat Kinanthi dengan beberapa bentuk gendhing sasaran, maka penulis mencoba untuk mengkorelasikan kerangka balungan gendhing, lagu vokal gerongan, dan garap rebaban pada bentuk-bentuk gendhing sasaran dengan sèlèh nada dan alur lagu dari  jenis  Sekar  Macapat  Kinanthi  yang  menjadi  dasar  penciptaannya.  Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan musikologis, dengan  mendasarkan pada konsep garap, balungan, bentuk,  dan struktur gendhing. Adanya penelitian ini, karena sebuah pemikiran sebagaimana yang dikemukakan oleh R. Ng. Warsapradangga, bahwa adanya suatu gendhing adalah dari sekar.
GARAP GENDERAN DALAM GENDING LAMPAH TIGA Wahyu Thoyyib Pambayun; Nanang Bayu Aji
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v20i2.3569

Abstract

 Gending lampah tiga composed by Harjasubrata in the 1950s. At the very beginning of its existence, lampah tiga composition focused and working on vocals, so gending lampah tiga has not been equipped with settled garap instruments. Most pengrawits find it hard to present gending lampah tiga, especially on ricikan gender, this is because the information about genderan lampah tiga is still limited. This article is entitled “Garap Genderan in Gending Lampah Tiga”, the problem  described in this article is how to present garap genderan in gending lampah tiga. The method that used to solve the problem in this article is to analyze and transcribe the presentation of gending lampah tiga, then interpreted.The writer hopes to provide an offer about how to interpret genderan in gending lampah tiga and to give a “little” contribution of thoughts for the development of karawitan science.
SUBAKASTAWA DALAM PERSPEKTIF RAGAM GARAP PENYAJIANNYA Sigit Setiawan
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v20i2.3553

Abstract

Subakastawa dalam Perspektif Ragam Garap Penyajiannya This study intends to describe the variety of Subakastawa's musical works. The method used is descriptive-analytic using Kuntowijoyo's developmental approach and Rahayu Supanggah's approach to work. The development of Kuntowijoyo helps to see the variety and interpretation of musical works from one period to another which is identical to the usefulness of the music itself, while the working approach is used as a tool to dissect the musical situation in the intended musical. The result of this research is that there are five types of work on Subakastawa, namely; Working on the public, Subakastawa Cara Balen, Subakastawa Winangun, Subakastawa Rinengga and Subakastawa in the context of shadow puppet shows.
GARAP KENDANG GAYA SURAKARTA DAN YOGYAKARTA DALAM RANGKAIAN MRABOT (STUDI KASUS: GENDING MADUWARAS) Wiliyan Bagus Dwi Krismiatin; Suyoto Suyoto
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v20i2.3551

Abstract

Penelitian pada Maduwaras, Gendhing Kethuk 2 Kerep Minggah 4: Kajian Garap Kendang, Gaya Surakarta dan Yogyakarta Dalam Rangkaian Mrabot” adalah menganalisis garap kendang gendhing Maduwaras.  Gagasan dalam penelitian ini adalah kolaborasi garap dua gaya Karawitan yaitu gaya Surakarta dan Yogyakarta dengan rangkaian; Maduwaras, gendhing gendhing kethuk 2 kerep minggah 4 kalajengaken ladrang Mara Lagu, suwuk, trus lagon Sanga Wetah, ada-ada kasambet Playon kaseling rambangan Kinanthi, Sinom, Durma laras sléndro pathet sanga.  Dalam rangkaian tersebut terdapat dua gaya karawitan yang berbeda dengan berbagai macam garap kendhangan.  Permasalahan tersebut dikaji sesuai dengan kaidah-kaidah karawitan pada kedua gaya tersebut.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.  Penelitian dimulai dari proses rancangan penelitian karya, pemilihan sumber dan jenis data. Teknik pengumpulan data dimulai dari studi pustaka, observasi, dan wawancara.  Dalam analisa penelitiannya menggunakan tiga pendekatan konsep yaitu konsep garap (materi garap dan prabot garap), konsep mungguh, konsep matut dan konsep padhang ulihan.Hasil yang diperoleh adalah kedua gaya yang memiliki latar belakang berbeda dapat dikolaborasi dengan baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku dari kedua gaya tersebut khususnya garap kendhangan.  Perbedaan garap kendhangan pada masing-masing bentuk gending dapat menghasilkan berbagai karakter, warna dan dramatik musikal dengan didukung oleh beberapa aspek kendhangan antara lain; penerapan sekaran, laya, wiledan, serta dinamika dengan tetap memperhatikan konsep mungguh. Kata kunci : gending, kendhangan, garap, gaya
GENDING DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI STUDI KASUS GENDING-GENDING KARYA TJOKROWARSITO Siswati Siswati
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v20i2.3536

Abstract

Penelitian ini mengkaji gending-gending Tjokrowarsito yang bertema tentang lingkungan secara khusus dan secara umum. Gending yang dikaji merupakan karya yang berkaitan tentang program-program pemerintahan di masanya. Lancaran Penghijauan merupakan salah satu karya yang digunakan sebagai objek analisis gending dengan tema lingkungan hidup. Dengan menganalisis teks gending yang terdiri dari lirik/ cakepan dan melodi pada gending karya ki Tjokrowarsito, dapat ditemukan bahwasanya Lancaran penghijauan sebagai media untuk mempromosikan program pemerintah dalam merespon kondisi lingkungan alam yang terjadi saat itu. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menelaah kajian garap gending karya Tjokrowarsito beserta faktor-faktor apa saja yang menjadi pembentuk ide-ide karya Tjokrowarsito.  
KOMPOSISI KARAWITAN ISMUNING CAHYA: INTERPRETASI KEESAAN TUHAN MELALUI TOKOH SEMAR Danis Sugiyanto; Sigit Setiawan
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/keteg.v20i2.3555

Abstract

This work is entitled "Ismuning Cahya", is a work of contemporary Javanese gamelan music composition with the theme "the form of the Oneness of God” represented by the wayang character, Semar. The purpose of the creation of this works is to prove the existence of contemporary music (gamelan), as a reference for gamelan students who are interested in creating works of art (music). The output of this artistic research work is in the form of works (both live and/ or audio documentation) and scientific works which contain the process of developing the works "Ismuning Cahya". From there, it is hoped that this work will be able to become a model for the creation of works of art, especially the creation of contemporary gamelan.  

Page 1 of 1 | Total Record : 7