cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 249 Documents
PENENTUAN KADAR FLAVANOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FORMULA SERBUK MINUMAN INSTAN EKSTRAK BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) Oktaviani, Emy
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

ABSTRAKBuah belimbing (Averrhoa carambola L.) adalah buah tropis yang mengandung senyawa antioksidan tinggi. Buah belimbing biasa dikonsumsi langsung ataupun dijadikan berbagai olahan agar dapat disimpan lebih lama. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat  formulasi serbuk  minuman instan ekstrak belimbing  manis dengan penambahan asam sitrat pada tiga konsentrasi berbeda serta mengukur kandungan flavonoid, vitamin C dan kapasitas antioksidan dari minuman serbuk minuman instan tersebut. Konsentrasi   asam sitrat  yang digunakan adalah 0,5% (formula 1), 0,75% (formula 2) dan 1% (formula 3). Hasil penelitian menunjukan bahwa formula 2 menghasilkan serbuk instant dengan rasa paling disukai panelis berdasarkan pengukuran parameter warna, aroma, dan rasa. Hasil uji kandungan kimia dan aktifitas biologis menunjukan bahwa produk serbuk  minuman  instan ekstrak  kering  belimbing  manis formula 2 memiliki kadar flavonoid 4,50%, vitamin C 0,12% dan kapasitas antioksidan136,875 mg SAG/g serbuk. Data ini menunjukan bahwa serbuk minuman instant buah belimbing manis berpotensi dikembangkan sebagai minuman kesehatan berkadar antioksidan tinggi.Kata kunci : Antioksidan, belimbing manis, serbuk minuman instan   DETERMINATION OF FLAVONOID CONTENT AND ANTIOXIDANT ACTIVITY FORMULA INSTANT DRINK POWDER IN SWEET SPINAL EXTRACT (Averrhoa carambola L.) ABSTRACTSweet star (Averrhoa carambola L.) is a tropical fruit which contains high level ofantioxidant compounds. Besides consumed directly, this fruit usually is processed to preserve and extend the storage period. This study was aimed to formulate the instant powder drink from the extract of sweet star fruit and to determine its flavonoid content and antioxidant activity. The instant powder drink was formulated     with the addition citric acid at three different concentration of citric acid that are formula 1 (citric acid0,5%), formula 2 (0,75%) and formula 3 (1%). The result of hedonic test shows thatformula 2  obtained  most  preferred  colour, taste and  flavour  based  on  hedonic test according to determine flavonoid content, vitamin C and antioxidant capacity. Determination of biochemical content  show that the instant  powder contains 4,5 % flavonoid, 0,12% of vitamin C and 136,875 mg ascorbic acid equivalent antioxidant capacity (AEAC/g). It can be concluded that the formula 2 instant powder drink formulated from extract sweet star fruit has a potent to be developed as high vitamin C anti-oxidant instant healthy drink.Keywords : Antioxidant, sweet starfruit, instan drink powder
IDENTIFIKASI SENYAWA DAN UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU MASSOI Bustanussalam, Bustanussalam; Susilo, Haryanto; Nurhidayati, Endang
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.613 KB)

Abstract

Massoi digunakan oleh masyarakat lokal Papua sebagai obat tradisional. Bagian yang dimanfaatkan dari tumbuhan ini adalah kulit kayu yang diekstraksi untuk menghasilkan minyak. Pemanfaatan kulit kayu Massoi oleh masyarakat lokal selama ini masih dirasakan kurang optimal, oleh karena belum banyaknya penelitian terkait kandungan senyawa kimia dan khasiat pengunaan kulit kayu Massoi secara farmakologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi serta menguji aktivitasnya sebagai antibakteri, antioksidan dan mengetahui tingkat toksisitasnya.Kulit kayu Massoi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan dipartisidengan pelarut air : etil asetat sebesar 12,12 ppm 50 50 sebesar 44,02 ppm. Hasil pemisahan senyawanya yang dilakukan dengan kromatografi kolom didapat 7 fraksi yang dikelompokkan berdasarkan profil kromatogram KLT hasil kromatografi kolom yang meliputi bentuk noda, warna, dan waktu retensinya. Hasil analisis KCKT didapatkan fraksi dengan area terbesar terdapat pada fraksi 4 sebesar 95042975 pada waktu retensi 10,050 menit. Fraksi 4 dianalisis dengan menggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen senyawa yang terdapat di dalamnya, hasil analisisnya didapatkan 13 senyawa terbesar yang mempunyai persen kemiripan antara95-99 % dari data Library program GC-MS.
ANALISIS FARMAKOEKONOMI SIMPLISIA UNTUK HIPERTENSI DALAM SAINTIFIKASI JAMU Maesaroh, Imas; Supriyatna, Supriyatna; Sukandar, Hadiyana
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.099 KB)

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui efektivitas biaya pada pasien hipertensi yang menggunakan simplisia jamu hipertensi yang selanjutnya dinamakan jamu hipertensi SJ, dibandingkandenganobat konvensional (obat generik) antihipertensi dan kombinasi keduanya. Data diambil secara retrospektif dari bulan Januari-Desember 2013. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan perspektif ASKES. Komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung, mencakup biaya obat antihipertensi, biaya pemeriksaan medis dan biaya pendaftaran. Efektivitas terapiyang diukur adalah penurunan tekanan darah. Average cost effectivenes ratio ACER)dihitung berdasarkan rasio biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi.Incremental cost effectivenes ratio (ICER) dihitung berdasarkan rasio antara selisihbiaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. Kelompok terapi yangmempunyai nilai ACER dan ICER lebih rendah menunjukkan lebih costeffective.Berdasarkan parameter efektivitas terapi berupa % penurunan tekanan darah, nilaiACER pada kelompok jamu hipertensi SJ, captopril 25, kombinasi jamu hipertensi SJ+ amlodipin, dan amlodipinberurutan adalahRp 670,17; Rp 707,39; Rp 1.155,39danRp 1.163,27. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jamu hipertensiSJ lebih cost effectivedibandingkan obat generik captopril 25,amlodipin dankombinasi jamu antihipertensi + amlodipindalam menurunkan tekanan darah. NilaiICER menunjukkan bahwa terapi jamu hipertensi SJdan kombinasi jamu hipertensi SJ + amlodipin perlu penambahan biaya sebesar Rp 554,35 dan Rp 1.121,32; untuksetiap 1% penurunan tekanan darah dibandingkan dengan captopril 25 dan amlodipin.
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% TANAMAN SURUHAN (Peperomia pellucida (l). H.b.k) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS SPRAGUA DAWLEY Spragua DawleyYANG DIINDUKSI KALIUM OKSONAT Himawan, Herson Cahaya; Effendi, Feri; Gunawan, Wawan
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.401 KB)

Abstract

ABSTRAK Gout merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Kandungan flavonoid yang pada tanaman suruhan diduga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol 70% suruhan (Peperomia pellucida) terhadap kadar asam urat tikus Spragua Dawley yang diinduksi kalium oksonat. Kondisi hiperurisemia didapatkan dengan memberikan50 mg/200 g BB kalium oksonat (inhibitor urikase)  Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 150-200 g dibagi secara acak kedalam lima kelompok perlakuan yaitu kelompok tikus yang diberi ekstrak   200 mg/kgBB (I), 300mg/kgBB(II), dan 450mg/kgBB(III), allopurinol 36 mg/200 g BB(V/kontrol positif) dan kelompok IV (kontrol normal ) yang hanya mengandung larutan CMC 0,5% dan tidak diinduksi kalium oksonat dan tidak diberi ekstrak.. Pemberian sediaan uji dilakukan secara oral dan induksi diberikan secara intraperitonial pada semua kelompok kecuali kelompok IV yang merupakan kontrol normal.  Sediaan uji dibuat dalam bentuk tersuspensi dalam CMC 0,5%.Pengukuran kadar asam urat dalam darah dilakukan secara POTC (Point Of Care Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% suruhan pada dosis 200 mg/kg BB  , 300  dan 450 mg/kgBB dapat memberi pengaruh terhadap kadar asam urat sama baiknya dan tidak berbeda nyata dengan allopurinol sebagai kontrol positif, Kata kunci  : Asam urat, Hiperurisemia, Peperomia pellucida, Kaliumn Oksonat, Suruhan
PENGARUH pH DAN KATION TERHADAP AKTIFITAS ENZIM β-GLUKOSIDASE YANG DIHASILKAN DARI A. foetidus (Naka.) Sofihidayati, Trirakhma
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.482 KB)

Abstract

ABSTRAK Selulase adalah enzim yang terlibat dalam proses degradasi selulosa. Enzim ini merupakan campuran dari enzim endoglukanase,  eksoglukanase,  dan b-glukosidase. Limbah agro industri yang diolah menggunakan kapang Aspergillus foetidus diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai sumber enzim selulase untuk mendegradasi limbah dengan biaya yang lebih murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan kation terhadap aktivitas enzim b-glukosidase yang dihasilkan dari kapang A. foetidus (Naka.). Hasil penelitian menunjukan bahwa enzim b-glukosidase dari A. foetidus yang diinkubasi pada suhu ruang di medium yang mengandung 3% polard selama 6 hari menghasilkan aktivitas sebesar  3.56 U/mL.  Aktivitas optimum enzim α-glukosidase terjadi pada kondisi medium dengan pH 5.0 dan suhu 60 ºC. Enzim α-glukosidase relatif stabil pada pH 4,2 – 5,0 dan suhu penyimpanan 28 dan 40 ºC, tetapi tidak stabil pada suhu80 ºC. Aktivitas β-glukosidase meningkat dengan adanya penambahan kation-kation Mg2+, Ba2+, dan Mn2+ dengan konsentrasi akhir 1 mM dan 5 mM. Penambahan 1 mM ion Fe2+  menurunkan aktivitas enzim, tetapi penambahan 5 mM ion Fe2+  meningkatkan aktivitas enzim sebesar 39%. Kata kunci: Enzim α-glukosidase, A. foetidus, degradasi selulosa
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata Prain) TERHADAP KHAMIR Candida albicans Komala, Oom; Yulia, Ike; Pebrianti, Rita
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.399 KB)

Abstract

Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) merupakan tanaman yang berasal dariAfrika dan dikenal sebagai antimikroba, serta berkhasiat obat. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui kandungan antimikroba ekstrak daun lidah mertua dengan menentukan lebar daerah hambat (LDH) terhadap khamir Candida albicans menggunakan metode difusi kertas cakram. Pengujian LDH dilakukan terhadap konsentrasi ekstrak daun lidah mertua 60%, 70% , 80%, 90%, serta ketokonazol 14 ppm sebagai kontrol positif dan karboksi metil selulosa (CMC) 0,5% sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun lidah mertua pada konsentrasi 90% membentuk zona hambat terhadap C. albicans yang paling luas tetapi tidak jernih. Hasil analisis mutu ekstrak diketahui bahwa kadar abu ekstrak daun lidah mertua yang tidak larut dalam asam ialah 0,23% dan yang larut dalam air ialah 5,04%. Sedangkan hasil penetapan kadar sari ekstrak daun lidah mertua yang larut dalam air ialah 38,76% dan yang larut dalam etanol ialah 12,53%. Hasil fitokimia diketahui ekstrak daun lidah mertua mengandung saponin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid, yang berfungsi dapat menghambat C. albicans.Kata kunci : daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain), Candida albicans, efektivitas, antikhamir
MODE IKATAN METABOLIT SEKUNDER DI TANAMAN AKAR KUNING (Arcangelisia flava L.) DENGAN NITRAT OKSIDA SINTASE Kolina, Jennifer; Sumiwi, Sri Adi; Levita, Jutti
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

ABSTRAKInflamasi dapat menginduksi NOS (nitrat oksida sintase), yaitu enzim pengkatalisispembentukan NO (nitrat oksida) berlebih sebagai pro-inflamasi. Akar kuning (Arcangelisia flava. L) banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Asia Tenggara, baik sebagai obat luar maupun obat dalam. Senyawa kimia yang terkandung di dalam A. flava antara lain saponin, flavonoid dan tanin.   Akar tanaman ini juga mengandung glikosida dan alkaloid, terutama golongan isokuinolin, yaitu berberin, jatrorizin dan palmatin. Terdapat juga beberapa alkaloid minor seperti kolumbamin, dehidrokoridalmin, homoaromolin dan talifendin, serta diterpen fibraleusin. Fibraurin berpontensi sebagai anti-bakteri, anti-tumor, dan anti-inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah mode ikatan senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam A. flava terhadap enzim NOS dengan metode penambatan molekuler menggunakan perangkat lunak AutoDock. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berberin, daidzein, dehidrokorildamin, epikatekhin, hidroksiekdison, jatrorizin, kaempferol, piknarin, kuersetin,  dan  talifendin  dapat  berinteraksi dengan  enzim NOS  pada  kantung  aktif melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan residu asam amino  Glu377. Senyawa lainnya berinteraksi dengan residu asam amino tidak spesifik. Tidak ditemukan interaksi dengan Tyr347 pada semua senyawa. Hanya satu senyawa yang tidak membentuk interaksi dengan enzim NOS yaitu fibraurin.Kata kunci: antiinflamasi, AINS, alkaloid, iNOS, metabolit sekunder,   MODE OF BONDING COMPUNDS IN YELLOW ROOTS (Arcangelisia flava L.) WITH NOS ENZUMES F0R ANTIINFLAMMATORY ABSTRACTInflammation can induce NOS (nitric oxide synthase), the enzyme catalyzing the formation of NO (nitric oxide) excess as pro-inflammatory. The yellow root (Arcangelisia flava. L) is widely used as a traditional medicine by the people of Southeast Asia as medicine for external and internal use. Chemical compounds contained in A. flava include saponins, flavonoids and tannins. The root of this plant also contains glycosides and alkaloids, especially groups of isokuinolin, i.e berberine, jatrorizin and palmatin. There are also some minor alkaloids such as kolumbamin, dehidrokoridalmin, homoaromolin and talifendin, as well as fibraleucin. Fibraurin has the potential to be anti-bacterial, anti- tumor, and anti-inflammatory. The purpose of this study was to examine the bonding mode  of chemical  compounds  contained  in  A.  flava  towards  NOS  enzymes  using molecular docking method with AutoDock software. The results showed that berberine, daidzein, dehydrocorilineamine, epicatechin, hydroxyecdison, jatrorizine, kaempferol, piknarin, quercetin, and talifendin interact  with NOS enzymes in the active site by forming hydrogen bonds with Glu377 amino acid residues. Other compounds interact   with non-specific amino acid residues. No interactions with Tyr347 were found in all compounds. Only one compound that does not form an interaction with the NOS enzyme is fibraurin.Keywords : antiinflamation, AINS, alkaloid, iNOS, metabolite
AKTIVITAS INHIBISI ENZIM α-GLUKOSIDASE EKSTRAK AIR DAN ETANOL UMBI LAPIS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) Yuningtyas, Sitaresmi; Setiawati Artianti, Dian
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.493 KB)

Abstract

Umbi lapis bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai potensi sebagaianalgesik, antiinflamasi, antimikobakterial, antifungi, dan antikanker. Namun mekanismeantidiabetes pada tanaman ini belum ditentukan. Salah satu varietas bawang merah diIndonesia adalah varietas Bima Brebes. Penelitian ini dilakukan untuk menguji potensiekstrak air dan etanol umbi lapis A. ascalonicum pada konsentrasi 1% sebagai inhibitor enzimα-glukosidase dan dibandingkan aktivitasnya dengan akarbosa 1% sebagai kontrol positif.Umbi lapis A. ascalonicum diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi. Ekstrak airdan etanol dianalisis kandungan fitokimia dan daya inhibisinya terhadap enzim α-glukosidasesecara metode in vitro. Aktivitas α-glukosidase ditentukan dengan mengukur produk pnitrofenol yang dihasilkan dari reaksi enzim dan substrat p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida (pNPG) menggunakan microplate absorbance reader pada panjang gelombang 410 nm. Hasiluji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air umbi lapis A. ascalonicum mengandung flavonoid dan tanin. Selain itu, ekstrak etanol 96% dan ekstrak etanol 70% umbi lapis A. ascalonicum mengandung flavonoid, tanin, dan saponin. Ekstrak air, etanol 70%, etanol 96%umbi lapis A. ascalonicum pada konsentrasi 1% (b/v) dan akarbosa 1% dapat menginhibisiaktivitas enzim α-glukosidase berturut-turut sebesar 11,75%, 4,48%, 20,92%, dan 99,37%.Hasil aktivitas inhibisi ketiga ekstrak ini berbeda nyata (p < 0,05) dengan daya inhibisiakarbosa 1%. Hal ini mengindikasikan bahwa ekstrak air dan etanol umbi lapis A.ascalonicum berperan sebagai inhibitor enzim α-glukosidase.
TOKSISITAS BEBERAPA EKSTRAK RIMPANG CABANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Prasetyorini, Prasetyorini; Wiendarlina, Ike Yulia; Bela Peron, Anisa
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.601 KB)

Abstract

Pengujian toksisitas beberapa ekstrak rimpang temulawak hasil ekstraksi denganmetode yang berbeda telah dilakukan terhadap larva udang Artemia salina denganmenggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, sokletasi dan refluks. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 96%. Toksisitas diukur dengan menghitung jumlah larva udang yang mati, kemudian nilai LC untuk setiap ekstrak ditentukan dengan menggunakan Probit Analisis Method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC ekstrak yang diperoleh dengan metode maserasi, soxhlet dan refluks berturut-turut adalah 14.87 ppm, 19.13 ppm dan 35.92 ppm. Ekstrak rimpang temulawak dengan metode maserasi merupakan ekstrak teraktif. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa dalam ekstrak hasil maserasi tersebut dapat diidentifikasi adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, steroid, kuinon dan triterpenoid. Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., toksisitas, Artemia salina Leach
AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR KOMBINASI EKSTRAK AIR PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) DAN EKSTRAK ETANOL KUNYIT (Curcuma longa Linn) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN SPRAGUE DAWLEY Firman, Gelline Tama Anindia; Rahminiwati, Min; Wiendarlina, Ike Yulia
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.457 KB)

Abstract

ABSTRAK Hepatoproktektor adalah senyawa yang dapat mencegah dan memperbaiki sel-sel hepar yang rusak. Parameter yang diamati adalah perubahan kadar SGPT pada hari ke 0,2, 5, 9 dan 13. Hasil penelitian dari 9 kombinasi dosis selama 13 hari menunjukkan semua kombinasi menurunkan kadar SGPT dengan aktivitas hepatoprotektor terbaik adalah terdapat pada tumbuhan ektrak air pegagan: ekstrak etanol kunyit dengan perbandingan 2:3.Kata kunci: Pegagan (Centella asiatica L.Urban), Kunyit (Curcuma longa Linn) dan hepatoprotektor ABSTRACT Hepatoprotector is a compound that can prevent and repair liver cell damage. This research aimed to study the activity and effectivity of combination Centella asiatica water extract and Curcuma longa ethanol extract as hepatoprotector by SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) in Sprague Dawley male white rats induced paracetamol. Parameters measured were changes in ALT levels at day 0, 2, 5, 9 and 13. Combinations of doses for 13 days showed all combinations of those extract potencial hepatoprotector. The best activity was found in ratio 2:3 (Centella asiatica extract:ethanol extract of turmeric).Keywords: Centella asiatica L. Urban, Curcuma longa Linn and Hepatoprotector

Page 4 of 25 | Total Record : 249


Filter by Year

2011 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue