cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL PANGAN
ISSN : 08520607     EISSN : 25276239     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
PANGAN merupakan sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Pusat Riset dan Perencanaan Strategis Perum BULOG, terbit secara berkala tiga kali dalam setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 28, No 2 (2019): PANGAN" : 7 Documents clear
Correlation between High Carbohydrate Foods with Glycemic Index Afandi, Frendy Ahmad
JURNAL PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1449.827 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i2.422

Abstract

High carbohydrate food has been perceived as a food with high glycemic index (GI). Meanwhile, the risks of diabetes are frequently associated with the GI carbohydrate based foods. Therefore, a comprehensive study based on the literature review regarding the relationship between high-carbohydrate food and the glycemic index needs to be conducted. High-carbohydrate foods can be grouped into the available carbohydrates type and non-available carbohydrates type. Food with available carbohydrates such as glucose, disaccharide, digestible oligosaccharides, and starch have positive correlation with the GI. The non-available forms of carbohydrates are hardly digested by the body, so they usually have low GI. The non-available carbohydrates foods are fructooligosaccharide (FOS) and galactooligosaccharide (GOS), raffinose, stachyose, and verbascose. High-carbohydrate foods can have low GI value due to complex carbohydrates or resistant starches. The type of carbohydrate can be turned into non-available due to chemical modification, processing, or interacting with other components. This information is necessary because recently, people have high awareness in choosing carbohydrate food. Not only the amount consumed, but also its carbohydrate content, types of carbohydrates, and how they are processed are important to be observed.
INDUSTRI PADI DAN PEMBANGUNAN PERDESAAN Sawit, Mohamad Husein
JURNAL PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.807 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i2.434

Abstract

Sektor padi -seperti sektor yang lain- memerlukan input dan mensuplai output ke berbagai sektor. Sektor padi memerlukan input, seperti benih, pupuk, pestisida dan prasarana penunjang dari sektor lain. Sedangkan padi yang dihasilkannya digunakan pula oleh sektor lain, terutama sektor penggilingan padi dan pakan ternak. Keterkaitan antar-industri itulah yang ingin ditangkap dengan alat analisa I/O terbitan terakhir 2010. Oleh karena itu, tujuan makalah ini adalah untuk (i) menganalisa keterkaitan antar-industri padi dengan sektor-sektor lain dalam ekonomi nasional; (iii) dapatkah sektor padi disebut sebagai salah satu industri kunci dalam pembangunan nasional; dan (iii) menghitung dan menganalisa angka pengganda sektor padi terhadap pembangunan nasional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kaitan langsung kedepan sektor padi, outputnya berupa padi terbanyak digunakan oleh sektor penggilingan padi. Artinya, sektor penggilingan padi yang kuat dan kokoh dapat menarik sektor padi menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, sektor penggilingan padi seharusnya sama-sama diperkokoh, jangan diabaikan seperti yang terjadi sekarang ini. Sektor padi adalah salah satu industri kunci dalam pembangunan ekonomi, terutama pembangunan perdesaan. Angka pengganda output sektor sektor padi tinggi. Artinya setiap peningkatan stimulus ekonomi akan mendorong peningkatan ekonomi secara keseluruhan yang tinggi pula. Implikasinya adalah pengadaan gabah/beras BULOG berdampak tinggi dalam mendorong pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan perdesaan.
Pengaruh Konsumsi Tempe dari Kedelai Germinasi dan Non-Germinasi Terhadap Profil Darah Tikus Diabetes Astawan, Made
JURNAL PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.116 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i2.439

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik akibat kurangnya produksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Tempe memiliki efek hipoglikemik yang dapat memperbaiki fungsi sel pankreas. Germinasi kedelai dapat meningkatkan komponen bioaktif yang dapat mencegah penyakit DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi ransum tepung tempe dari kedelai germinasi (TKG) dan tepung tempe dari kedelai non-germinasi (TNG) terhadap profil darah tikus DM. Profil darah yang diamati meliputi kadar glukosa darah, analisis hematologi (hemoglobin, leukosit, eritrosit, hematokrit, dan trombosit), serta analisis biokimia serum (kolesterol, trigliserida, LDL, HDL, dan albumin). Kelompok tikus DM yang mengonsumsi ransum TNG dan TKG selama 32 hari memiliki penurunan kadar glukosa darah yang lebih besar dibandingkan kelompok tikus DM yang mengonsumsi kasein (kontrol positif). Tikus kelompok TKG memiliki kadar hemoglobin sebesar 14,1 g/dL, hematokrit 37,3 persen,  dan eritrosit 7,9 juta/mm3 yang mendekati nilai pada tikus normal (kontrol negatif), yaitu masing-masing sebesar 13,4 g/dL,  34,6 persen dan 7,6 juta/mm3. Tikus kelompok TKG memiliki kadar trigliserida (64,0 mg/dL)  yang lebih rendah dari tikus kelompok TNG (89,4 mg/dL). Kadar LDL tikus dari kelompok  TKG (9,2 mg/dL) tidak berbeda secara nyata (p>0,05) dengan kelompok kontrol negatif (3,4 mg/dL). Konsumsi TNG dan TKG tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap parameter leukosit, trombosit, kolesterol, dan HDL tikus diabetes.
Evaluasi Penerapan Teknologi Intensifikasi Budidaya Padi di Lahan Rawa Pasang Surut Subagio, Herman
JURNAL PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1549.297 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i2.438

Abstract

Lahan rawa pasang surut merupakan lahan-lahan yang secara alami mempunyai karakteristik yang cukup beragam dengan intensitas tantangannya yang juga bervariasi, sehingga memerlukan pengelolaan secara sungguh sungguh dan terintegrasi. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penerapan teknologi intensifikasi padi di lahan rawa pasang surut. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di lahan pasang surut di Desa Sidomulyo, Kecamatan Tamban Catur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian partisipatif (Participatory Rural Appraisal) dan survei. Data dan pengamatan yang dilakukan meliputi karakterisasi dan  kesesuaian lahan untuk padi, kondisi sosial ekonomi petani, biaya dan hasil usahatani. Kegiatan karakterisasi lahan yang meliputi tipologi lahan, tipe luapan, keragaman tinggi muka air lahan, keragaman kesuburan tanah, dinamika tinggi muka air dan dilaksanakan pada awal sebelum penelitian. Hasil karakteristik dan evalusi lahan lahan pasang surut tamban catur menunjukkan tergolong dalam kelas agak sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3) untuk tanaman padi. Faktor kendala utama yaitu bahaya pirit yang dangkal (xs) dan retensi hara (ns) terutama pH yang rendah sampai sangat rendah. Teknis budidaya dengan jarwo 2:1 dan pemupukan DSS serta pengelolaan air system satu arah dan penggunaan varietas unggul lokal Margasari dapat memperbaiki indeks pertanaman menjadi padi ? padi/palawija (kedelai). Penerapan  intensifikasi teknologi budidaya pengelolaan lahan pasang surut di desa Sidomulyo Kecamatan Tamban Catur meningkatkan Produktivitas padi sebesar 61 persen. Peningkatan pendapatan dalam menerapkan intensifikasi teknologi budidaya berkisar 15 hingga 61 persen dan mencapai rata-rata 34 persen.
Processing Technology of Ketupat Rahmadi, Isnaini
JURNAL PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.885 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i2.437

Abstract

Indonesia has a typical rice processing method as part of the nation?s culture, namely ketupat. Ketupat is typical food made of rice wrapped in diamond shaped-woven coconut leaves and boiled in water. This article reviewed the variety of processing ketupat as well as changes in ketupat during storage of ketupat according to the results of research and related references. Traditionally, ketupat is cooked in boiling water for 5 hours. This is considered inefficient in terms of cooking fuel and time required for cooking. The efforts of modifying ketupat cooking method have been done to shorten processing time, such as cooking ketupat in pressure cooker for 30 minutes. The development of ready-to-cook ketupat or quick-cooking product in attractive package becomes a promising opportunity. Quick-cooking ketupat was made by immersing ketupat in salt, steaming, freezing and drying. The package of quick-cooking ketupat was designed using HDPE plastics made square shape that requires boiling period for 30 minutes. Ingredients and the amount of rice, the size of coconut leaves, immersion process and cooking technic affected the texture of ketupat produced. Ketupat is normally stored for 2 days in room temperature and 4-7 day if it is refrigerated. Spoilage of ketupat is due to microbiological and physical changes during storage. Starch retrogradation and increase in RS III may occur when ketupat is stored at low temperature.
Proses Pratanak dan Teknik Penggilingan untuk Mempertahankan Mutu Beras Merah (Oryza nivara) Binalopa, Thitin
JURNAL PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.889 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i2.427

Abstract

Salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu fisik beras adalah dengan mengolah gabah secara pratanak. Beras pratanak merupakan proses perendaman gabah dan pengukusan dengan uap panas yang dapat mempengaruhi mutu beras pratanak dan menghindari kerusakan beras pada saat penggilingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh proses pratanak dan teknik penggilingan terhadap kandungan antosianin dan mutu beras merah. Tahapan penelitian dimulai dengan pembuatan beras pratanak dilanjutkan ke tahap penggilingan dengan konfigurasi giling yaitu husker satu kali (1H), husker dua kali (2H), husker satu kali polisher satu kali (1H1P) dan husker dua kali polisher satu kali (2H1P) kemudian dilakukan tahap uji karakteristik yang meliputi mutu fisik beras pratanak, rendemen beras, dan kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen beras pratanak dengan konfigurasi penggilingan husker satu kali (1H) tertinggi yaitu 78.09­%. Proses perendaman dan penyosohan beras merah pratanak menyebabkan penurunan kandungan antosianin. Penurunan kandungan antosianin beras merah pratanak dan konfigurasi giling husker satu kali (1H), husker dua kali (2H), husker satu kali polisher satu kali (1H1P), dan husker dua kali polisher satu kali (2H1P) adalah masing masing 24.96 mg/100g, 22.86 mg/100g, 21.77 mg/100g, dan 17.18 mg/100g dibanding perlakuan kontrol (tanpa pratanak) 30.87 mg/100g. Kehilangan kandungan antosianin pada beras merah dapat diminimalkan dengan memperhatikan proses penyosohan beras merah.kata kunci: Beras pratanak, kadar antosianin, mutu beras merah 
Sebaran Efisiensi Teknis Berdasarkan Sumber Inefisiensi pada Usahatani Jagung Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Distribution of Technical Efficiency Based on Source of Inefficiency in Maize Farming in Kendal District, Central Java Sahara, Dewi; Kurniaty, Elly; Basuki, Seno; Hermawan, Agus
JURNAL PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (978.129 KB) | DOI: 10.33964/jp.v28i2.433

Abstract

Abstrak       Kabupaten Kendal merupakan salah satu sentra produksi jagung di Provinsi Jawa Tengah dengan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan produktivitas provinsi.  Produktivitas tersebut diperoleh petani melalui penggunaan input produksi secara efisien. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaan teknologi usahatani jagung, mengetahui efisiensi dan sumber inefisiensi serta penyebaran efisiensi berdasarkan sumber-sumber inefisiensi.  Penelitian dilaksanakan di Desa Wirosari, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal pada bulan Agustus ? November 2018.  Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh melalui metode survey pada 30 petani responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan fungsi produksi stochastic frontier.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi teknis usahatani jagung masih rendah dengan rata-rata 0,57.  Rendahnya efisiensi ini disebabkan oleh umur dan pendidikan petani, serta pengalaman usahatani.  Dengan bertambahnya pengalaman usahatani, umur petani semakin bertambah sehingga efisiensi semakin berkurang karena kemampuan fisik petani semakin berkurang. Disamping dua faktor tersebut, pendidikan yang tinggi justru menjadi penyebab terjadinya inefisiensi usahatani. Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi usahatani perlu upaya untuk meningkatkan daya tarik di sektor pertanian, antara lain berupa fasilitasi teknologi digital hingga ke pedesaan dan program pertukaran pemuda tani. kata kunci: efisiensi, jagung, sumber inefisiensi, sector pertanian Abstract       Kendal District is one of the maize production centers in Central Java Province with higher productivity than provincial productivity.  These productivity is obtained by farmers by using production inputs efficiently.  This study aimed to determine the performance of maize farming technology, to know the efficiency and sources of inefficiency, and to spread efficiency based on sources of inefficiency.  The study was conducted in Wirosari Village, Patean Subdistrict, Kendal District in August ? November 2019.  Primary data was collected through survey method by interviewing 30 respondents.  The data was analyzed  by the stochastic frontier production function.  The results showed that the technical efficiency of maize farming was still low which was 0.57.  The low efficiency was caused by the age, education, and  of farming experience of farmer.  With the increase in farming experience, the age of farmers is increasing so that efficiency decreases because farmers' physical abilities diminish. Therefore, to improve farming efficiency, efforts need to be made to increase attractiveness in the agricultural sector, including facilitation of digital technology to the countryside and youth farmer exchange programs. keywords: efficiency, maize, inefficiency sources, agricultural sector

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol. 32 No. 1 (2023): PANGAN Vol. 31 No. 3 (2022): PANGAN Vol. 31 No. 2 (2022): PANGAN Vol. 31 No. 1 (2022): PANGAN Vol. 30 No. 3 (2021): PANGAN Vol. 30 No. 2 (2021): PANGAN Vol. 30 No. 1 (2021): PANGAN Vol. 29 No. 3 (2020): PANGAN Vol. 29 No. 2 (2020): PANGAN Vol. 29 No. 1 (2020): PANGAN Vol 29, No 1 (2020): PANGAN Vol. 28 No. 3 (2019): PANGAN Vol 28, No 3 (2019): PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN Vol. 28 No. 2 (2019): PANGAN Vol. 28 No. 1 (2019): PANGAN Vol 28, No 1 (2019): PANGAN Vol 28, No 1 (2019): PANGAN Vol 27, No 3 (2018): Vol 27, No 3 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 3 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN Vol 27, No 2 (2018): PANGAN Vol 27, No 1 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 1 (2018): PANGAN Vol 26, No 3 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 3 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 2 (2017): PANGAN Vol 26, No 2 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 1 (2017): PANGAN Vol 26, No 1 (2017): PANGAN Vol. 25 No. 3 (2016): PANGAN Vol 25, No 3 (2016): PANGAN Vol 25, No 3 (2016): PANGAN Vol. 25 No. 2 (2016): PANGAN Vol 25, No 2 (2016): PANGAN Vol 25, No 1 (2016): PANGAN Vol. 25 No. 1 (2016): PANGAN Vol 24, No 3 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 3 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 2 (2015): PANGAN Vol 24, No 2 (2015): PANGAN Vol 24, No 1 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 1 (2015): PANGAN Vol. 23 No. 3 (2014): PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN Vol 23, No 2 (2014): PANGAN Vol. 23 No. 2 (2014): PANGAN Vol 23, No 1 (2014): PANGAN Vol. 23 No. 1 (2014): PANGAN Vol. 22 No. 4 (2013): PANGAN Vol 22, No 4 (2013): PANGAN Vol 22, No 3 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 3 (2013): PANGAN Vol 22, No 2 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 2 (2013): PANGAN Vol 22, No 2 (2013): PANGAN Vol 22, No 1 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 1 (2013): PANGAN Vol. 21 No. 4 (2012): PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 3 (2012): PANGAN Vol 21, No 3 (2012): PANGAN Vol 21, No 2 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 2 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 1 (2012): PANGAN Vol 21, No 1 (2012): PANGAN Vol. 20 No. 4 (2011): PANGAN Vol 20, No 4 (2011): PANGAN Vol 20, No 3 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 3 (2011): PANGAN Vol 20, No 2 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 2 (2011): PANGAN Vol 20, No 1 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 1 (2011): PANGAN Vol. 19 No. 4 (2010): PANGAN Vol 19, No 4 (2010): PANGAN Vol 19, No 3 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 3 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 2 (2010): PANGAN Vol 19, No 2 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 1 (2010): PANGAN Vol 19, No 1 (2010): PANGAN Vol 18, No 4 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 4 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 3 (2009): PANGAN Vol 18, No 3 (2009): PANGAN Vol 18, No 2 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 2 (2009): PANGAN Vol 18, No 1 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 1 (2009): PANGAN Vol. 17 No. 3 (2008): PANGAN Vol 17, No 3 (2008): PANGAN Vol 17, No 2 (2008): PANGAN Vol. 17 No. 2 (2008): PANGAN Vol 17, No 2 (2008): PANGAN Vol 17, No 1 (2008): PANGAN Vol. 17 No. 1 (2008): PANGAN Vol 16, No 1 (2007): PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN Vol. 15 No. 2 (2006): PANGAN Vol 15, No 2 (2006): PANGAN Vol 15, No 1 (2006): PANGAN Vol. 15 No. 1 (2006): PANGAN More Issue