cover
Contact Name
Drs. Abd. Rasyid, M. Hum
Contact Email
Sawerigading_bbm@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
garingjusmianty@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
SAWERIGADING
ISSN : 25278762     EISSN : 25278762     DOI : -
SAWERIGADING is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in SAWERIGADING have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SAWERIGADING is published by Balai Bahasa Sulawesi Selatan twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010" : 15 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RENDAHNYA KUANTITAS PEMAKAIAN BAHASA CINA PADA ETNIS CINA DI DENPASAR SELATAN ( I Nengah Sukayana
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.523 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.288

Abstract

Chinese Ethnic group in East Denpasar lives blending with the Balinese society who generally uses Balinese language as their mother language. Therefore, the members of the ethnic try to master daily language that is used by people around them. The situation pushes them to be bilingual or even multilingual. The use of Balinese language as daily language or social language by Chinese ethnic is not only for communication with Balinese but also with people from their ethnic in their group. It can be seen from the quantity of the Balinese use, both internal family and external family. In addition, qualitative data in the form of dialogues also support it.  Abstrak Kelompok etnis Cina di Kota Denpasar Selatan hidup membaur dengan masyarakat Bali yang secara mayoritas menggunakan bahasa ibu, bahasa Bali. Dengan keadaan seperti ini, anggota kelompok etnis Cina akan berusaha pula untuk menguasai bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat di sekitarnya, yaitu bahasa Bali.  Situasi ini mendorong anggota kelompok etnis Cina untuk menjadi seorang yang dwibahasawan, bahkan multibahasawan. Pemakaian bahasa Bali sebagai bahasa komunikasi sehari-hari atau bahasa pergaulan oleh kelompok etnis Cina melainkan semata-mata pada saat berbicara kepada kelompok lain (masyarakat Bali), juga kepada keluarganya yang sama-sama dari etnis Cina dalam kelompoknya sendiri. Hal ini tampak pada kekerapan pemakaian bahasa Bali, baik di dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga. Selain itu, data kualitatif yang berupa percakapan juga menunjang keadaan seperti itu.  
SYAIR HUKUM FARAID KARYA RAJA ALI HAJI: SEBUAH ANALISIS INTERTEKS DAN ESTETIK Abdul Rohim
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.062 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.302

Abstract

Raja Ali Haji is known as the writer of literary work having famous name in Indonesia in 19 era. Besides known as the nobleman who writes, Raja Ali Haji is also famous moslem scholar who always tries to develop and spread Islam to all sides of Indonesian. In his mission to deploy Islam, Raja Ali Haji chose verse as medium to preach since it was regarded easier to be accepted by the readers from all class compared with other literary works. One of famous literary works of Raja Ali Haji is Verse of Heredity Law. This verse contains the explanation about property got by heir if he/she is left by someone dying. To emphasize the content of manuscript, this writing is also referred to other sourse or intertext supporting the description of manuscript about part of property inherited. Based on the research towards text of verse of hereditary law, found esthetic values include: diction, imagery, figurative language, comparison, metaphor, personification, and rethoric medium. Abstrak Raja Ali Haji dikenal sebagai penulis karya sastra yang memunyai nama besar di Nusantara pada abad 19 Masehi. Selain dikenal sebagai penulis dari golongan bangsawan, Raja Ali Haji adalah seorang ulama besar yang senantiasa berusaha untuk mengembangkan syiar agama Islam ke seluruh penjuru Nusantara. Dalam misinya mengembangkan ajaran agama, Raja Ali Haji memilih syair sebagai media dakwah, karena dianggap lebih mudah diterima oleh pembaca dari berbagai kalangan dibandingkan dengan karya sastra yang lain. Salah satu karya sastra besar Raja Ali Haji adalah Syair Hukum Faraid. Syair ini berisi penjelasan tentang bagian harta yang akan didapat oleh seorang ahli waris jika ia ditinggal seseorang yang meninggal dunia. Untuk memperkuat   isi teks naskah, dalam tulisan ini disertakan rujukan dari sumber lain atau interteks yang mendukung keterangan teks tentang bagian harta waris. Dari hasil penelitian terhadap teks naskah Syair Hukum Faraid, didapatkan nilai-nilai estetisnya yang meliputi: prosidi, diksi, citraan, bahasa kiasan, perbandingan, metafora, personifikasi, dan sarana retorika.
BAHASA ANGGODO DALAM FENOMENA BAHASA INDONESIA LOKAL: SEBUAH KASUS SOSIOLINGUISTIK NFN Maryanto
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.042 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.293

Abstract

This paper is answering a question of how to strengthen the power of Indonesian as the language of everlasting unity in Indonesia. The answer is the importance for political recognition of the diverse localities of the language. In this case study, a qualitative approach is employed to explain the sociolinguistic phenomenon of local Indonesian practices as the case of the language uttered in Anggodo’s telephone calls which have recently been appeared in public by the Constitution Court. The nature of the data is secondary which are collected by the recordings of Anggodo’s  telephone calls. The purposive sampling method is used to extract the sample from all of Anggodo’s utterances. The data analysis is in terms of hermeneutics to find out the sociolinguistic meanings of the overall ambiguous texts which are produced in the discourse of Anggodo’s case. Such a language practiced by Anggodo in society is found to be linguistically ambiguous--whether it is Indonesian or local language--under the current language policy separating Indonesian from local languages. Abstrak Artikel ini menjawab pertanyaan bagaimana meningkatkan kekuatan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan abadi di Indonesia. Jawaban atas pertanyaan itu ialah pentingnya pengakuan politis terhadap keberagaman lokalitas bahasa Indonesia. Dalam studi kasus ini, pendekataan kualitatif dimanfaatkan untuk menjelaskan fenomena praktik berbahasa Indonesia lokal, seperti kasus bahasa yang dituturkan Anggodo dalam percakapan telepon yang dimunculkan di publik baru-baru ini oleh Mahkamah Konstitusi. Penelitian ini memanfaatkan data sekunder yang diambil dari rekaman pembicaraan telepon Anggodo. Metode sampling bertujuan (purposive sampling) digunakan untuk mengekstrak percontoh dari semua tuturan Anggodo. Data dianalisis menurut teori hermeneutika untuk menemukan makna sosiolinguistik atas keseluruhan ambiguitas teks yang telah diproduksi dalam diskursus kasus Anggodo. Bahasa seperti yang dipraktikkan Anggodo di masyarakat ditemukan sangat ambigu secara linguistik—apakah bahasanya merupakan bahasa Indonesia (bahasa nasional) atau bahasa lokal (daerah)—menurut kebijakan bahasa yang sekarang berlaku untuk memisahkan bahasa Indonesia dari bahasa lokal.
KELONG SISILA-SILA DALAM BAHASA MAKASSAR Nursiah Tupa
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.407 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.312

Abstract

Poetry is one communication tools of Makassar society to express feeling and thought. Poetry as a kind of literary works has function and position in the life of speaker. For instance, those functions are entertaining tool, communication tool of juvenile, and magic media. The paper aims to eternalize and preserve cultural and literary value of Makassar society. Poetry of Sisila-sila is generally used by juvenile as a medium of communication to deliver their feeling in love. Using this poetry, they intercommunicate their feeling, starting from acquaintanceship, then falling in love, then being accepted or refused, to getting marriage. Abstrak Kelong merupakan salah satu alat komunikasi bagi masyarakat Makassar untuk        mengungkapkan isi hati, pikiran dan perasaannya. Sastra kelong mempunyai fungsi dan kedudukan di tengah-tengah kehidupan masyarakat penuturnya. Misalnya sebagai alat penghibur, alat komunikasi dalam pergaulan muda-mudi, dan sebagai sarana kekuatan magis. Penulisan makalah  ini bertujuan melestarikan dan mengangkat kembali nilai budaya  dan sastra masyarakat Makassar.  Kelong sisila-sila ini pada umumnya digunakan oleh muda mudi sebagai media untuk berkomunikasi guna mengutarakan perasaannya dalam bercinta. Melalui kelong ini  mereka saling mengungkapkan perasaannya masing-masing, mulai dari perkenalan, lalu jatuh hati, kemudian diterima atau ditolak cintanya hingga memasuki bahtera hidup berumah tangga.  
PERILAKU BERBAHASA ANTARA WANITA DAN PRIA: FENOMENA PERBEDAAN BERBAHASA BERDASARKAN SOSIOKULTURAL Nuraidar Agus
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.405 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.294

Abstract

This writing is library research relating to language function and social status, especially sex. It is intended to inform the characteristic diversity of woman and man language. The sex role actually can create diversity or language variation. Besides that, it can be a proof of social value and sign that in communication activity between woman to woman, man to woman enables language misunderstanding happen. Generally, woman and man have different stereotypes or language attitudes. Even though it is considered as variation, but it is reflection of social reality. Based on developing theory and phenomenon, woman speaker gives higher positive attitude than man. On the side of orderliness and neatness woman’s speech is more conservative and tends to the usage of more standardized and privilege language.  Abstrak Tulisan ini merupakan sebuah kajian pustaka yang terkait dengan fungsi bahasa dan status sosial, terutama jenis kelamin. Kajian pustaka ini bermaksud untuk menginformasikan adanya perbedaan karakteristik perilaku berbahasa wanita dan pria.  Peranan jenis kelamin  (sex role) ternyata dapat  menciptakan  perbedaan atau variasi dalam berbahasa.  Kecuali itu, dapat menjadi bukti nilai sosial sekaligus penanda bahwa dalam aktivitas berkomunikasi antara penutur wanita dan wanita, pria dan wanita, atau antara  penutur wanita dan pria, memungkinkan terjadinya kesalahpahaman berbahasa. Secara umum, wanita dan pria memiliki streotipe atau pola tingkah laku bahasa yang berbeda. Sekalipun  dianggap sebagai variasi, tetapi gejala itu merupakan pencerminan kenyataan sosial. Berdasarkan teori dan fenomena yang berkembang  bahwa penutur wanita memberikan sikap positif yang lebih tinggi daripada pria. Dari sudut  pandang ketertiban dan kerapihan pun tuturan wanita lebih konservatif dan lebih mengarah pada penggunaan kaidah berbahasa yang lebih baku dan prestisius.

Page 2 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 29, No 1 (2023): Sawerigading, Edisi Juni 2023 Vol 28, No 2 (2022): SAWERIGADING, EDISI DESEMBER 2022 Vol 28, No 1 (2022): SAWERIGADING, EDISI JUNI 2022 Vol 27, No 2 (2021): SAWERIGADING, EDISI DESEMBER 2021 Vol 27, No 1 (2021): SAWERIGADING, EDISI JUNI 2021 Vol 26, No 2 (2020): SAWERIGADING, EDISI DESEMBER 2020 Vol 26, No 1 (2020): Sawerigading, Edisi Juni 2020 Vol 25, No 2 (2019): Sawerigading, Edisi Desember 2019 Vol 25, No 1 (2019): Sawerigading, Edisi Juni 2019 Vol 24, No 2 (2018): Sawerigading, Edisi Desember 2018 Vol 24, No 1 (2018): Sawerigading, Edisi Juni 2018 Vol 23, No 2 (2017): Sawerigading, Edisi Desember 2017 Vol 23, No 1 (2017): Sawerigading, Edisi Juni 2017 Vol 21, No 3 (2015): Sawerigading Vol 21, No 3 (2015): Sawerigading Vol 20, No 3 (2014): Sawerigading Vol 20, No 2 (2014): Sawerigading Vol 20, No 1 (2014): Sawerigading Vol 19, No 3 (2013): SAWERIGADING, Edisi Desember 2013 Vol 19, No 2 (2013): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2013 Vol 19, No 2 (2013): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2013 Vol 19, No 1 (2013): SAWERIGADING, Edisi April 2013 Vol 18, No 3 (2012): SAWERIGADING, Edisi Desember 2012 Vol 18, No 2 (2012): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2012 Vol 18, No 1 (2012): Sawerigading, Edisi April 2012 Vol 18, No 1 (2012): Sawerigading, Edisi April 2012 Vol 17, No 3 (2011): Sawerigading, Edisi Desember 2011 Vol 17, No 3 (2011): Sawerigading, Edisi Desember 2011 Vol 17, No 2 (2011): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2011 Vol 17, No 1 (2011): Sawerigading, Edisi April 2011 Vol 16, No 3 (2010): Sawerigading, Edisi Desember 2010 Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010 Vol 16, No 1 (2010): Sawerigading, Edisi April 2010 Vol 16, No 1 (2010): Sawerigading, Edisi April 2010 Vol 15, No 3 (2009): Sawerigading Vol 15, No 2 (2009): Sawerigading More Issue