cover
Contact Name
Lalan Ramlan
Contact Email
lalan_ramlan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Seni Makalangan
ISSN : 23555033     EISSN : 27148920     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"" : 9 Documents clear
PENYAJIAN TARI RAWAYAN Pina Martiana dan Edi Mulyana
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.129 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.868

Abstract

AbstrakTari Rawayan adalah salah satu tari Jaipongan karya Gugum Gumbira yang memiliki gaya yang cukup berbeda dibandingkan dengan tari Jaipongan lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat baik dari sisi intensitas gerak, karakteristik, busana, maupun struktur musiknya, sehingga teknik maupun penjiwaannya memiliki kerumitan tersendiri. Tari tersebut dipilih untuk disajikan dalam bentuknya yang berbeda dan baru, tanpa menghilangkan identitas tarinya. Untuk mencapai keinginan itu, maka penyaji menggunakan pendekatan garap yang disebut metode gubahan, yaitu metode tentang bagaimana cara mengembangkan sebuah repertoar tari tradisi menjadi reportoar tari dalam bentuk baru. Dengan demikian, maka yang menjadi tujuan utama dari Penyajian Tari ini adalah: Mewujudkan garapan pengembangan repertoar tari Rawayan menjadi bentuk penyajian baru.Kata Kunci: Penyajian; Tari; Jaipongan; Rawayan. AbstractRawayan dance is one of Jaipongan dances created by Gugum Gumbira which has quite different styles than the other Jaipongan dances. The difference can be seen both in terms of intensity of motion, characteristics, costume, as well as the structure of the music, so the technique and the spirit has its own complexities.This dance is chosen to be presented in the different and new forms, without losing the identity of the dance. To achieve the desire, the performer used choreography approach which is called modification method, the method of how to develop a repertoire of traditional dance into the repertoire of dance in a new form. Thus, the main purpose of the presentation of this dance is to deliver the choreography development of Rawayan dance repertoire into a new form of presentation.Keywords: presentation, dance, Jaipongan, Rawayan
KEKUATAN YANG MEMBISU (SEBUAH PENGAKUAN) Lia Amelia
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.423 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.873

Abstract

 Kekuatan Diam (A Confession) adalah karya tari yang disajikan dalam bentuk tarian yang dramatis. Karya ini terinspirasi oleh fenomena sosial berdasarkan pengalaman pribadi penyaji pada posisi seorang perempuan. Seorang perempuan memiliki kekuatan tersembunyi yang tidak dimiliki oleh laki-laki, perempuan ingin dihormati, perempuan melahirkan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus. Fitrah perempuan di antaranya: hamil, melahirkan, menyusui, mengurus rumah tangga, dan lain-lain. Seiring perkembangan zaman, banyak perempuan yang berkarier, bekerja di luar rumah, tapi mereka menyadari bahwa mengurus rumah tangga harus diprioritaskan.Kata kunci: Dramatis, Kekuatan, Wanita, Makna.AbstrakThe strength of silence (A Confession) is a dance work presented in the form of dramatic dance.   This work was inspired by a social phenomenon based on performer’s experience as a woman. A woman has a hidden power which is not owned by a man, a woman wants to be honored, a woman gives birth to children who will be the next generation. The nature of a woman among others: pregnant, giving birth, breastfeeding, housekeeping, etc. Along the times, there are many women who become career women and work out, but they still realize that taking care of the household should be prioritized. Keywords: Dramatic, Strength, Woman, Meaning.
RURUKAN: MANAJEMEN TRADISI MASYARAKAT PETANI RANCAKALONG Euis Suhaenah
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.678 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.869

Abstract

AbstrakRurukan adalah organisasi tradisi lama masyarakat petani di Rancakalong Sumedang. Rurukan ini sangat dominan dan berperan penting dalam ritual upacara adat Ngalaksa, bubur Syuro dan upacara lainnya yang diselenggarakan oleh masyarakat Rancakalong. Rurukan ini berkaitan dengan pola pikir dalam memuliakan padi dengan konsep Sanes Migusti Nyai (padi) tapi Muspusti Damelan Gusti (bukan menyembah padi tapi memelihara ciptaan Tuhan) yang memberi petanda akan keyakinannya (agamanya) pada sikap sinkretis. Dilengkapi pula dengan realitas sikap yang disimbolkan dalam keseluruhan rangkaian upacara adat di Rancakalong. Antara latar belakang, tujuan, dan simbol-simbol yang dipakai dalam ritualnya menyiratkan sebuah ramuan artefak masyarakat ladang-sawah, agama Hindu-Budha-Islam.            Fokus pembahasan dari penelitian ini mengkaji konsep Rurukan, melalui teori manajemen pengorganisasian G. Terry, sebagai sebuah artefak di masyarakat petani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data dan melakukan pengamatan di lapangan. Pengamatan peran Rurukan sebagai instutisi pelaksana dalam upacara adat Ngalaksa, didukung juga dengan wawancara dan rekam kejadian. Studi pustaka dan dilanjutkan dengan memahami objek untuk mengamati dan berinteraksi, telah dilakukan sebelum ke lapangan.            Berdasarkan manajemen pengorganisasian G. Terry, Rurukan sebagai kegiatan upacara di masyarakat Rancakalong dapat dilaksanakan  dengan optimal. Kegiatan tersebut oleh Saehu Rurukan dan manajemennya diciptakan oleh masyarakat setempat sebagai budaya yang erat hubungannya dengan pola hidup masyarakat petani yang bertujuan untuk menghidupkan tanaman padi.             Manajemen Rurukan sebagai manajemen tradisional juga telah menerapkan konsep manajemen modern. Hal ini berarti, bahwa masyarakat Rancakalong, dengan kearifan lokal yang dianut dan dimilikinya secara turun-temurun, menjadikan manajemen Rurukan sebagai kegiatan tradisi yang kemudian menjadi pedoman hidup mereka sehari-hari.Kata Kunci: Rurukan, Kearifan Local, Manajemen, Organisasi Tradisi. AbstractRurukan is an old organizational tradition for farmers in Rancakalong in Sumedang. This Rurukan has a great role and very dominant in Ngalaksa ritual, Bubur Syuro ritual and either with some other rituals held in Rancakalong. This Rurukan goes together with the farmers mind set in glorifying the rice plant through the concept of Sanes Migusti Nyai (rice) but Mupusti Damelan Gusti, means “they are not worshipping the rice plant” but “they maintain the God creations”, which shows their believe (their religion) in the attitude of syncretism. This ritual also equipped with the posture of reality symbolized in the overall ritual series in Rancakalong. Among of those backgrounds, purposes, and symbols were used in that ritual depicting an artifact of the people’s creations of farmland-rice field, and the religions (Hind-Buddha-Islam).              The focus of this research is to investigate the Rurukan’s concept through G. Terry’s theory of management organization as an artifact in farmer’s environment. Rurukan as the institution or league, which is covering the group of human resources hereditarily, is headed by Ketua/Saehu Rurukan. Management organization in Rurukan was created by people as a local custom which closely related to the farmer’s way of life in order to keep the rice plants alive.             Based on G. Terry’s management organization, Rurukan as a ritual activity in Rancakalong society can be conducted optimally. This research uses qualitative descriptive through collecting data and field-observation, the live observation of the role of Rurukan as an institution organizer in Nagalaksa ritual, carried with interview and event-transcriptions process. Literature review and followed with understanding the object to observing and interacting were completely done beforehand. This research shows that the Rurukan concept and the G. Terry’s theory of management organization concept, where the Tritangtu (MNW) in Rurukan concept and the G. Terry’s POAC concept, both of them has the same perspective and application. This Ngalaksa ceremony proves that management in the old traditional concept has been applied properly. This application depicts that the Rancakalong people, with their professed wise-local custom hereditarily, as the organizer of their traditional activities who became their life orientation and well practiced in their daily life.Keywords: Rurukan, Local Custom, Management Organization traditional.  
PERGESERAN FUNGSI SENI TARI SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN KEBUDAYAAN Utang Djuhara
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.647 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.874

Abstract

Abstrak Seni tidak dapat dipisahkan dari aspek manusia sebagai sosok seniman dan aspek budaya yang digunakan sebagai bentuk dalam masyarakat. Terdapat dua pandangan berbeda dalam menilai seni tradisi: pandangan pertama cenderung menilai bahwa seni tradisi merupakan aset budaya bangsa, sehingga harus dijaga keasliannya dan kelestariannya, sedangkan pandangan kedua menilai bahwa seni tradisi memiliki nilai ganda, yakni nilai budaya dan nilai ekonomi. Upaya untuk melestarikan bentuk dan keberadaan seni tradisi sebagai unsur dari kebudayaan nasional, harus dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem nilai yang berlaku, baik secara lokal, maupun nasional. Oleh karenanya para seniman sebagai ilmuwan seni perlu menyamakan persepsi bahwa seni tradisi adalah bentuk seni yang dinamis, atau bentuk seni yang selalu mengalami perubahan.Kata kunci: Seni Tradisi, Kebudayaan,  Pelestarian, Pengembangan AbstractArt can not be separated with human aspect as the artists and cultural aspect which is used as a form in the society. There are two different points of view concerning traditional art: the first tends to view that traditional art is an asset of national culture, so that it has to be kept original, meanwhile the second views that traditional art has a double value, those are: cultural and economic values. The efforts to preserve the form and existence of traditional arts as the element of national culture have to be developed integratedly with the system of valid value, both locally and nationally. Thus, the artists as the scientists of art should make similar perception that traditional art is an art form which is dynamic or something that always changes.Keywords: Traditional art, Culture, Preservation, Development 
DINAMIKA KEHIDUPAN TARI TOPENG GAYA INDRAMAYU (1940an–2010) Nur Rochmat
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.424 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.870

Abstract

AbstrakTulisan ini membahas dinamika kehidupan tari topeng gaya Indramayu sejak tahun 1940-an sampai tahun 2010. Dalam eksistensinya, tari topeng gaya Indramayu mengalami perkembangan yang signifikan, khususnya setelah kemerdekaan Indonesia. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana seni tradisi ini mampu bertahan dan berkembang di tengah situasi politik yang tidak menentu pada periode tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dinamika kehidupan tari topeng gaya Indramayu dengan unsur-unsur pendukungnya. Penelitian ini menggunakan Metode Sejarah, yang terdiri atas empat tahap: 1) Heuristik; 2) Kritik; 3) Interpretasi; dan 4) Historiografi. Teori-teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan ini ialah teori “Kontrak Sosial” yang dikemukakan oleh James A Brandon dan teori “Kreativitas” yang dikemukakan oleh Damajanti. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur yang mendukung eksistensi dan dinamika kehidupan tari topeng gaya Indramayu di antaranya ialah dukungan pemerintah dan dukungan masyarakat, serta adanya kreativitas dari dalang topéng. Kata kunci: dinamika, tari topeng gaya Indramayu AbstractThis article discusses the dynamic of life of Indramayu Style Mask Dance from 1940s to 2010. Indramayu Style Mask Dance has significant development in its existence, especially after the independence of Indonesia. The question is how this traditional art survives and develops in the uncertained political situation in that period? This research aims at revealing the dynamic of life of Indramayu Style Mask Dance and its supporting elements. The research used Historical Method, which consists of four steps: 1) Heuristic; 2) Critics; 3) Interpretation; and 4) Historiography. The theories which are applied to analyze the subject are the theory of “Social Contract” stated by James A Brandon and the theory of “Creativity” by Damajanti. The result of the research shows that some elements that support the existence and the dynamic of life of Indramayu Style Mask Dance among others are the government and community support, and the creativity of Topeng dancer. Keywords: dynamic, Indramayu Style Mask Dance
TRANSFORMASI TARI BADAYA DALAM WAYANG AJEN Lilis Sumiati
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.176 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.875

Abstract

 AbstrakTari Badaya merupakan reportoar tari dalam genre tari Wayang yang menjadi titik perhatian agen dalam memenuhi sistem pertunjukan Wayang Ajen. Untuk mengejar sistem yang dirancang diperlukan kedinamisan dari laku kreatif guna menciptakan ruang transformasi sebagai salah satu perangkat mempertahankan tari tradisi agar tetap lestari. Stabilitas struktur dalam ranah transformasi tak terelakan dari terciptanya perubahan. Fenomena ini menjadi daya tarik untuk dianalisis agar mendapatkan temuan mengenai sejauh mana perlakuan kreatif agen dalam mentransformasi tari Badaya yang disesuaikan dengan sistem pertunjukan Wayang Ajen. Untuk menganalisis perubahan struktur tari Badaya pada ranah transformasi akan dibedah menurut cara pandang Giddens yang terbatas pada tindakan para agen untuk memodifikasi struktur yang ada sebelumnya. Ranah kajian transformasi tari Badaya ini akan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deduktif.Kata Kunci: Tari Badaya, Wayang Ajen, Transformasi Abstract Badaya dance is the repertoire of Wayang dance genre that became the focal point of an agent to meet the system of Wayang Ajen show. To pursue the designated system, the dynamism of creative behavior is necessary to create transformation space as one of the devices to maintain a traditional dance in order to remain sustainable. The stability of the structure in the realm of the inevitable transformation of the creation of the change. This phenomenon has become an attraction to be analyzed in order to obtain findings regarding the extent to which the creative treatment agent in transforming dance Badaya customized with Wayang Ajen system. To analyze the structural changes in the realm of Badaya dance transformations will be discussed according to Giddens perspective which is limited on the actions of the agents to modify the existing structure. The realm of dance Badaya study this transformation will use qualitative methods are deductive.Keywords: Tari Badaya, Wayang Ajen, Transformation
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN KREATIVITAS SENIMAN TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL JAWA BARAT Jaja Jaja
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.545 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.871

Abstract

AbstrakJawa Barat dikenal sebagai Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang banyak dan beragam jenisnya dan beberapa di antaranya memiliki kualitas dan daya tarik yang tinggi. Sumber daya kebudayaan yang meliputi bahasa, sastra dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan, kesejahteraan, nilai tradisional dan museum masih tumbuh dan berkembang serta kebudayaannya dapat diandalkan untuk pembangunan jati diri bangsa. Di pihak lain para seniman mempunyai peran penting dalam mengembangkan dan memajukan kesenian khususnya kesenian tradisional yang ada di Jawa Barat. Dalam hal ini maju atau mundur bahkan punahnya suatu kesenian tradisional khususnya yang ada di Provinsi Jawa Barat berada pada kebijakan pemerintah dan kreativitas para seniman.Kata Kunci : Kebijakan Pemerintah, Kreativitas Seniman, Kesenian Tradisional AbstractKnown as the Province of West Java which has a rich culture that many and varied types and some of them have quality and high appeal. Cultural resources that include language, literature and literacy area, art, archeology, welfare, traditional values and the museum is still growing and developing reliable and culture to the construction of national identity. On the other hand the artists have at a crucial role in developing and promoting the arts in particular the traditional arts in western Java. In this case forward or backward even extinction of a traditional art, especially in the province of West Java has the government policy and the creativity of the artists.Keywords: Government Policy, Creativity Artist, Traditional Arts
KREATIVITAS IRAWATI DURBAN DALAM TARI SUNDA GAYA TJETJE SOMANTRI Ai Mulyani
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.219 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.876

Abstract

AbstrakKreativitas Irawati Durban sebagai penari dan kreator tari gaya R. Tjetje Somantri terlihat sangat handal dewasa ini, melalui kreasinya, tari R. Tjetje Somantri tetap diminati di berbagai lapisan  masyarakat kota Bandung. Fokus pembahasan tulisan ini adalah mengkaji kreativitas Irawati Durban dalam tari Sunda. Ia dipandang sebagai sosok penari dan kreator yang mengembangkan diri melalui tarian gaya R. Tjetje Somantri secara konsisten dalam sanggar tari Pusbitari sebagai wadah berkreasinya yang telah memberi kontribusi terhadap perkembangan tari pertunjukan di kota Bandung. Kiprahnya telah diakui oleh berbagai pihak, baik di kalangan masyarakat, akademik maupun di kalangan pemerintah.Pembahasan  ini selain memfokuskan kreativitas Irawati Durban yang telah memberi warna dalam perkembangan tari Sunda di kota Bandung, juga mengungkap gaya Irawati Durban dalam mengekspresikan tari gaya R.Tjetje Somantri dalam kreasinya, baik dari segi koreografi dan ekspresi, maupun juga tata busananya.Kata Kunci: Irawati Durban, Kreativitas, Gaya tari Tjetje  SomantriAbstractThe creativity of Irawaty Durban as a dancer and as a reliable creator of R. Tjetje Somantri dancing style in this decade, through her creation in R. Tjetje Somantri dancing style, is well accepted still by the people around Bandung city.The focus of this research is to observe the creativity of Irawati Durban in Sundanese dances. Since she is considered as the self well-developed dancer and the creator who consistently expand the dancing style of R. Tjetje Somantri through Pusbitari dancing studio, as a medium for her creativeness, has been giving massive contribution for the dancing show development in Bandung city. Her dedication is now being acknowledged by society, academics, and government. This research, then, focuses on the progress of Irawati Durban who has made the development of Sundanese dances more colorful. This study identifies how Irawati Durban expresses the R. Tjetje Somantri dancing style through her creativeness from its choreography and its expression as well as its costume.Keywords: Irawati Durban, creativity, R. Tjetje Somantri dancing style
KARYA TARI UDAGAN Dhendi Firmansyah dan Asep Jatnika
Jurnal Seni Makalangan Vol 1, No 2 (2014): "Membumikan Tradisi Meraih Inspirasi"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.236 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v1i2.872

Abstract

AbstrakKarya tari Udagan  menyampaikan pesan moral tuntunan hidup bahwa sebagai manusia jika mempunyai maksud dan tujuan harus konsisten agar tercapai yang diinginkan. Udagan berasal dari kata Udag yang artinya mengejar dan diberi imbuhan “an” menjadi Udagan yang mengandung arti sesuatu yang ingin dicapai.Karya tari tersebut menggali sumber Tayub sebagai pijakan, sekaligus merupakan terobosan  serta tawaran terhadap konsep pertunjukan Tayuban. Jenis kesenian tersebut seperti yang tercatat dalam  sejarah, pada zamannya  mengalami masa popularitas yang tinggi sehingga bagian dari pola/gaya hidup masyarakat, khususnya kaum menak.Oleh karena itu mewujudkan karya tari Udagan tersebut, atmosfir tayuban digarap dalam warna baru dengan menggunakan metode penciptaan pendekatan tradisi. Melalui karya tari ini masyarakat diingatkan kembali kepada kehidupan tayuban yang saat ini hampir punah.Kata Kunci: Karya Tari Udagan, Tayub AbstractThe dance work of Udagan conveys a moral message of life guidance that is as a human being if we have a goal and purpose we have to be consistent in order to achieve as desired. The word of UdagaN comes from Udag which means to chase and was given the suffix -an becomes UdagaN which implies the goal or purpose to be achieved. The dance work digs Tayub as a reference, as well as a breakthrough and an offer against the concept of Tayuban performance. The type of this art as recorded in history that in its day it has got a period of high popularity so that it had become the part of the pattern/lifestyle of the people, especially the noblemen. Therefore, to realize the dance work of UdagaN, the atmosphere of Tayuban has been created in the new color using traditional approaches creation. Through this dance work, the society is reminded to the life of Tayuban which is now almost extinct.Keywords: dance, work of Udagan, Tayub

Page 1 of 1 | Total Record : 9