cover
Contact Name
Dr. Laili Rahayuwati, PH
Contact Email
lailirahayuwati5@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
novita.trivita@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Media Karya Kesehatan
ISSN : -     EISSN : 26219026     DOI : -
Core Subject : Health,
Media Karya Kesehatan merupakan artikel hasil dari Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, atau kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan Pengabdian pada Masyarakat. Jurnal ini terbit 2 x dalam setahun yaitu Mei dan November.
Arjuna Subject : -
Articles 120 Documents
Literasi Penyakit HIV-AIDS pada Siswa Madrasah Tsanawiah Negeri 1 Garut Dadang Purnama; Witdiawati W
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.237 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16796

Abstract

Abstrak Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan kematian di dunia. Menurut UNAIDS (United Nations Programme on HIV and AIDS) dan WHO (World Health Organization), AIDS telah mengakibatkan kematian lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, (Kent.et.al, 2010). Saat ini penularan HIV/AIDS di Kabupaten Garut telah mengalami pergeseran yang sebelumnya penyakit ini ditularkan melalui pengguna narkoba suntik sekarang berubah penularan melalui pasangan suami istri khususnya pada istri. Mengingat untuk HIV dan AIDS merupakan fenomena “gunung es” bahwa kasus yang terdata hanya cerminan sedikit kasus yang sebenarnya ada di masyarakat. Secara teori adanya 1 kasus HIV dan AIDS yang ada terdeteksi, kasus yang sebenarnya ada di masyarakat adalah 100 kasus. Metode yang digunakan dalam Kegiatan ini tujuannya adalah, memberikan informasi mengapa HIV-AIDS perlu mendapat perhatian khusus, serta bagaimana gejala-gejalanya karena HIV-AIDS adalah penyakit yang sampai saat ini belum ada obat untuk menanggulanginya dan hanya dapat dilakukan pencegahan.Tahapan selanjutnya Pelaksanaan Pre Test, Kegiatan ini dilakukan untuk menggali sejauh mana pengetahuan dan pemahaman para siswa mengenai penyakit HIV/AIDS dengan memberikan pertanyaan secara tertulis yang berhubungan dengan penyakit HIV/AIDS (soal pertanyaan pre test terlampir). Hasil yang didapat pada pre test menunjukan secara keseluruhan pertanyaan yang diajukan, para siswa hanya bisa menjawab dan memahami tentang materi penyakit HIV/AIDS sebesar 24%. Post test dilakukan setelah penyuluhan berakhir untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan. Adapun hasil post test menunjukan adanya peningkatan pemahaman tentang penyakit HIV/AIDS yang dibandingkan dengan hasil pre test yaitu sebesar 80% dari soal yang ditanyakan kepada para siswa.Penguatan keterampilan individu (Personnal Skill), dalam mewujudkan kesehatan secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak diperlukan, dalam hal ini siswa Madrasah Tsanawiah Negeri 1 Kabupaten Garut, untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting.
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga Iwan Shalahuddin; Udin Rosidin; Furkon Nurhakim
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.815 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.16859

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Salah satu sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, maka melakukan asuhan dengan menerapkan strategi promkes pada tatanan rumah tangga.Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berprilaku PHBS. Tujuanya untuk memberdayakan setiap keluarga atau anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Hasil penyuluhan adanya peningkatan pengetahuan warga masyarakat tentang PHBS tatanan rumah tangga yaitu dari 40% warga yang memahami sebelum penyuluhan menjadi 90% warga memahaminya. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya strategi khusus untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku warga dalam melaksanakan PHBS tatanan rumah tangga yang diawali dari keluarga. Kata kunci: PHBS, tatanan rumah tangga, warga masyarakat, pengetahuan.
Program RIAS (Remaja Siaga Asap Rokok): Mencegah dan Mengatasi Adiksi Rokok pada Remaja di Cisaranten Kulon Laili Rahayuwati; Mamat Lukman; Endah Rahayu; Muhamad Ridwan
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.008 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16863

Abstract

Global Youth Tubacco Survey (GYTS) menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi tahun 2014, sebagian besar merupakan laki-laki dengan usia 12-13 tahun saat pertama kali merokok dan perempuan pada usia 14-15 tahun. Berdasarkan data yang ditujukkan oleh Kemenkes  bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun meningkat 3 kali lipat dari tahun 1995 dari 7,1% menjadi 20,5% di tahun 2014. Melihat dari hasil data tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi adiksi merokok pada remaja dengan menggunakan sebuah program yang menitikberatkan pada preventif dan kuratif yaitu dengan menggunakan progran inovasi RIAS (Remaja Siaga Asap Rokok). Program RIAS yang diberikan kepada peserta menggunakan metode forum group discusion, dimana peserta diberikan pretest dan post test untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai merokok, dan diajak berdiskusi melalui pemutaran video dan tanya jawab melalui kelompok kecil yang didampingi oleh dua orang fasilitator. Kegiatan diakhiri dengan adanya review materi dan pengucapan ikrar RIAS yang diucapkan bersama-sama. Setelah berlangsungnya program RIAS, peserta dapat menyadari pentingnya bahaya merokok dan pentingnya meningkatkan gerakan anti merokok sejak dini.
Upaya Peningkatan Gizi Balita Melalui Pelatihan Kader Kesehatan di Desa Cilumba dan Gunungsari Kabupaten Tasikmalaya Cecep Eli Kosasih; Chandra Isabella Hostanida Purba; Aat Sriati
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.159 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16945

Abstract

Kesehatan masyarakat khususnya balita menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Balita merupakan kelompok usia yang paling rentan dengan gangguan kesehatan terutama masalah gangguan gizi. Balita mengalami gangguan gizi maka akibat yang akan ditimbulkan  antara lain: gizi buruk, gizi kurang, kwashiorkor, marasmus. Angka kekurangan gizi yang dialami anak di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Tasikmalaya hingga saat ini cukup tinggi. Upaya untuk mengatasi masalah gizi,  perlu dukungan berbagai pihak baik dari pusat pelayanan kesehatan maupun dari peran serta masyarakat dalam bentuk peran kader yang tergabung dalam posyandu. Pengelolaan Posyandu di masyarakat perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak untuk bisa meningkatkan keberlangsungan pelayanan Posyandu.  Untuk meningkatkan keberlangsungan program tersebut dilakukan berberapa langkah salahsatunya adalah program revitalisasi posyandu dalam upaya peningkatan gizi balita.Kegiatan KKNM-PPMD integratif ini dilaksanakan di Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari Kec. Cikatomas Kab. Tasikmalaya yang dilaksanakan sejak bulan Juli sampai dengan bulan September 2012. Khalayak sasaran pada program KKNM-PPMD integratif ini adalah seluruh kader dan ibu-ibu yang memiliki balita yang ada di Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari dan tergabung di dalam posyandu di masing masing desa. Kegiatan ini meliputi; Melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan yang ada di wilayah Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari, Melakukan pelatihan revitalisasi posyandu dan penyuluhan tentang masalah kesehatan di wilayah Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari.Kegiatan pemberdayaan kader dan revitalisasi posyandu memerlukan dukungan yang efektif baik dari pemerintahan desa maupun dari puskesmas baik material maupun dukungan moral bagi para kader kesehatan dan posyandu yang berada di daerahnya masing-masingKata kunci: gizi balita, revitalisasi posyandu
Pendidikan Kesehatan pada Kader dalam Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang Perbaikan Gizi Balita Tetti Solehati; Mamat Lukman; Cecep Eli Kosasih
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.929 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16946

Abstract

Pangandaran merupakan salah satu tempat wisata di Jawa Barat yang memiliki visi untuk menjadi Desa Sehat. Keadaan kesehatan penduduknya merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan domestik. Sayangnya pada daerah ini masih memiliki masalah dengan gizi balitanya. Pengetahuan masyarakat tentang gizi balita masih rendah sehingga pada balita masih ditemukan gangguan gizi dan gizi buruk. Bila balita mengalami gangguan gizi maka akibat yang akan ditimbulkan  antara lain: gizi buruk, gizi kurang, kwashiorkor, dan marasmus. Angka kekurangan gizi yang dialami anak di bawah lima tahun (balita) di Kab. Pangandaran, hingga saat ini terbilang masih tinggi. Perilaku dalam merawat kebutuhan nutrisi balita, masih merupakan masalah di kabupaten ini  yang menyebabkan masih adanya balita dan anak yang berstatus kurang gizi dan gangguan gizi. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan kader kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang gizi balita.  Metode : Kegiatan ini  dilaksanakan di Desa Pamotan dan Desa Bagolo Kecamatan Pangandaran Kab Pangandaran pada bulan Januari -April 2017.  Khalayak sasaran pada program ini adalah seluruh kader kesehatan yang ada di dua desa tersebut dengan jumlah 39 orang. Analisa data menggunakan t test paired. Kegiatan yang dilakukan meliputi melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan yang ada di wilayah kedua desa tersebut, melakukan pelatihan keluarga sadar gizi, dan evaluasi.  Hasil: menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang gizi sebelum dilakukan intervensi rata rata 10,28±1,191 meningkat menjadi rata rata 11,36±0,932 dengan nilai p=0,000. .Simpulan: pemberdayaan dapat meningkatkan pengetahuan kader kesehatan terhadap perbaikan gizi balita. Saran: Kegiatan pemberdayaan kader kesehatan dan posyandu yang berada di daerahnya masing-masing memerlukan dukungan yang efektif baik dari pemerintahan desa maupun dari puskesmas baik material maupun moral. Kata kunci: Gizi balita, kader kesehatan, pemberdayaan, pengetahuan.
Pengaruh Millieu Therapy Metode Kreasi Seni Membuat Gelang terhadap Penurunan Kesepian (Loneliness) Lansia AH Yusuf; Iqlima Dwi Kurnia; Manis Aero Dwi Noerviana
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.636 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16980

Abstract

Loneliness is a feelings of isolation where people felling lonely. All the elderly certainly desire to prosper in his old age but the fact isn’t all the elderly can reach it due to various reasons such as poverty, currently didn’t have offspring or family who can care for the elderly and the inability of the family in providing care to the elderly, so many elderly people become homeless. In This results used pre-experimental one-group pre-post test design. The population in this research is elderly with amount 76 people. Sample was 12 people taken by purposive sampling technique. Collected data conducted by using a questionnaire and analyzed used the Wilcoxon Signed Rank Test with significance α = 0.05. The results of research concluded that millieu therapy methods the creation of art made bracelet could be decreased loneliness of life of the elderly it can stimulate the cognitive, affective, psychomotor, sosio-emotional and self-esteem. Further research is expected to use control groups and researching other factors that influence loneliness the elderly. Researcher can use millieu therapy in supporting and helping the elderly yo live a best quality.
Penguatan Kapasitas Kader Kesehatan dalam Upaya Meningkatkan Dukungan Sosial Berbasis Masyarakat terhadap Klien Kanker Payudara Witdiawati W; Sukmawati S; Lilis Mamuroh
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.356 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16983

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita di seluruh dunia, dengan hampir 1,7 juta kasus baru didiagnosis pada tahun 2012  dan  menempati urutan pertama pada penyebab kematian akibat kasus kanker pada perempuan, yaitu sebesar 43,3%, dan 12,9%. Keterlibatan masyarakat sebagai komunitas tempat tinggal klien kanker payudara tentunya sangat diperlukan dalam upaya memberikan dukungan sosial terhadap klien kanker payudara. Tujuan kegiatan ini adalah untuk penguatan kapasitas kader kesehatan dalam memahami penyakit kanker payudara sehingga dapat menjadi upaya dalam meningkatkan dukungan sosial terhadap klien kanker payudara. Metoda pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah pendidikan masyarakat dalam bentuk pelatihan kader kesehatan. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan. Hasil kegiatan ada perubahan yang signifikan dalam pengetahuan dan sikap kader kesehatan terhadap kanker payudara melalui hasil pre dan post test. Dalam aspek keterampilan, seluruh peserta kader yang hadir dapat mempraktekan kembali tehnik Sadari. Rencana tidak lanjut kegiatan adalah sosialisasi kanker payudara dan tehnik Sadari oleh kader kesehatan dalam setiap kegiatan posyandu. Kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan mendapat apresiasi dari seluruh kader kesehatan dan aparat pemerintah yang hadir. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi upaya untuk lebih meningkatan dukungan sosial masyarakat terhadap klien kanker payudara.Kata kunci : kader kesehatan, dukungan sosial, kanker payudara
Pemberdayaan Guru Sekolah dalam Deteksi Dini dan Screening Tuberkulosis pada Anak Sekolah di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Sri Hendrawati; Ikeu Nurhidayah; Ai Mardhiyah; Wiwi Mardiah; Fanny Adistie
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.963 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17113

Abstract

Saat ini angka kejadian tuberkulosis (TB) dewasa di Indonesia meningkat. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan penularan tuberkulosis pada anak, karena anak merupakan kelompok usia yang sangat rawan tertular TB dan hanya akan mendapatkan tuberkulosis dari orang dewasa. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) ini bertujuan untuk memberdayakan guru sekolah dalam melakukan deteksi dini dan penemuan kasus tuberkulosis pada anak sekolah. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah guru Sekolah Dasar (SD) dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Luaran kegiatan ini adalah modul deteksi dini tuberkulosis pada anak sekolah, yang dapat dipakai oleh guru sekolah untuk melakukan deteksi dini rutin tuberkulosis pada anak sekolah, teridentifikasinya penemuan kasus baru tuberkulosis pada anak sekolah melalui deteksi dini, dan sekolah percontohan untuk deteksi tuberkulosis pada anak. Metode kegiatan ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu panel expert untuk pembuatan modul deteksi dini, pelatihan deteksi dini tuberkulosis, simulasi deteksi dini dan screening TB, simulasi penemuan dan pelaporan kasus tuberkulosis, dan pelaksanaan penemuan kasus TB pada anak SD di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra dari SD Negeri Cileles dan MI Al-Falah Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan mitra dari kader kesehatan Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan guru sekolah dan kader kesehatan sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 63,33 (SD = 20,90); rata-rata skor pengetahuan guru sekolah dan kader kesehatan setelah dilakukan kegiatan adalah 81,00 (SD = 12,96) dengan rata-rata peningkatan skor 17,67 (SD = 20,96); dan kemampuan psikomotor peserta 100% lulus dalam kegiatan praktikum. Hasil kegiatan ini merekomendasikan agar pelaksanaan screening TB pada anak sekolah dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan capaian deteksi dini TB pada anak sekolah.Kata kunci: Anak sekolah, deteksi dini, guru, kader kesehatan, pemberdayaan, screening, tuberkulosis
Pemberdayaan Guru Sekolah dalam Deteksi Dini Tuberkulosis pada Anak Sekolah Ikeu Nurhidayah; Henny Suzana Mediani; Ai Mardhiyah
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.705 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17125

Abstract

 Saat ini angka kejadian tuberkulosis (TB) dewasa di Indonesia meningkat. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan penularan tuberkulosis pada anak, karena anak merupakan kelompok usia yang sangat rawan tertular TB dan hanya akan mendapatkan tuberkulosis dari orang dewasa. Saat ini Kabupaten Cirebon menjadi kabupaten ke-empat dengan jumlah penderita TB dewasa terbanyak di Jawa Barat, yang akan berimplikasi pada peningkatan jumlah anak yang menderita tuberkulosis. Angka penemuan kasus TB anak di Kabupaten Cirebon masih rendah, terutama pada anak sekolah, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas guru sekolah dalam melakukan deteksi dini TB pada anak sekolah. Kegiatan ini berupa pemberdayaan guru sekolah dasar dalam melakukan deteksi dini dan penemuan kasus tuberkulosis pada anak sekolah. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah guru sekolah dasar di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, yakni sejumlah 25 orang guru sekolah. Luaran kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor guru dalam melakukan deteksi dini TB pada anak. Metode kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, simulasi, small group discussion dan praktikum. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan guru sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 46 (SD: 0,46), dan rata-rata skor pengetahuan guru setelah dilakukan kegiatan adalah 97,6 (SD: 0,21), dengan rata-rata peningkatan skor 50, 92 (SD: 0,45), dan kemampuan psikomotor peserta 100% dalam kategori baik. Hasil screening menunjukkan jumlah siswa yang dicurigai mengalami TB dan perlu pemeriksaan lebih lanjut adalah sebesar 52 siswa (8.5%) dari 612 siswa yang dilakukan screening. Hasil kegiatan ini merekomendasikan puskesmas untuk melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan capaian deteksi dini TB pada anak. Kata kunci: Anak sekolah, guru, pemberdayaan, tuberculosis.
Edukasi Berbasis Masyarakat untuk Deteksi Dini Diabetes Melitus Tipe 2 Citra Windani Mambang Sari; Ahmad Yamin
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.892 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17127

Abstract

Permasalahan kesehatan di Kota Bandung sangat kompleks. Salah satunya adalah Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu penyakit kronis yang angka kejadian dan komplikasi yang diakibatkannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi tenaga kesehatan yang terbatas membutuhkan keterlibatan kader kesehatan sebagai pemberdayaan masyarakat agar masyarakat faham tentang Diabetes Melitus. Selain itu, masyarakat tidak pernah melakukan deteksi dini dan skrining gula darah. Kegiatan pengabdian ini dilakukan bertujuan untuk mengimplementasikan program edukasi berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam menambah ilmu tentang deteksi dini dan perawatan diri Diabetes Melitus di  Kota Bandung.Metodologi kegiatan pengabdian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1) tahapan persiapan meliputi pengumpulan data di masyarakat yang beresiko dan pasien DM melalui focused group discussion dan analisa SWOT untuk merancang program implementasi; 2) tahapan implementasi meliputi pelaksanaan program implementasi yang dapat berupa skrining gula darah, pelatihan kader kesehatan, promosi kesehatan, konseling kelompok pada masyarakat yang beresiko, konseling pada masayarakat yang beresiko dan peer-group; 3) tahapan evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil baik terhadap pasien DM, dan masyarakat dan model program edukasi DM berbasis masyarakat.Hasil analisis adalah tidak ada perbedaan signifikan pada pengetahuan kader sebelum dan sesudah pelatihan (p=0.066) sedangkan ada perbedaan signifikan pada self-efficacy pada kader sebelum dan sesudah pelatihan (p=0.000). Sebagian besar masyarakat Kelurahan yang periksa gula darah mempunyai resiko sedikit meningkat terkena penyakit Diabetes Melitus

Page 1 of 12 | Total Record : 120